Kuys... Mampir di karya aku yang ke 10!!!
Gimana jadinya, kalo cewek Bar-Bar binti pecicilan. Ketemu sama cowok cool abis, tapi bad boy.
Anugerah Larasati Van Houten, anak perempuan satu-satunya dari keluarga terkaya no.1. Tapi gesreknya bikin sang mama darah tinggi, namun memiliki kepintaran di atas rata-rata. Dan sang ayah, menyembunyikan identitas anggota keluarga nya.
Dan Bintang Wicaksono, anak lelaki korban broken home. Yang mendirikan geng motornya sendiri, bersama sahabat-sahabatnya.
"Ck.. Gue gak suka cewek rese modelan lo, risih gue deket-deket ma lo. Jauh-jauh sana!!"ucap Bintang
'Cape gue ngejar-ngejar lo, ngejar sesuatu yang ga pasti. Berbulan-bulan gue ngejar, tapi tetep aja cewek lain pemenangnya. Gue bisa nyingkirin cewe-cewe yang ngejar lo, tapi gue nyerah kalo lo yang udah ngejar cewe. Gue mundur Bin, semoga lo bahagia sama pilihan lo.' ucap Laras dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke perusahaan
"Dah lama nunggu Yem?" tanya Kenan yang baru saja tiba, tanpa turun dari mobil. Ia hanya menurunkan kaca mobilnya
"Yam yem yam yem, bayem " protes Laras
"Dih, salah. Ngatiyem maksud gue mah." jawab Ken
'Bangs*t emang punya abang, tapi sayang. Gimana dong? ' gumam Laras pelan
"Dah, hayu buruan naik. Keburu sore banget, kalian berdua bareng kita?" ucap Kenan, seraya bertanya pada Bayu dan Ellora
"Nggak bang, aku naik motor sama El. Ngikutin kalian dari belakang aja" jawab Bayu
"Cih, beda emang yang lagi anget-angetnya mah. Maunya berduaan mulu, yang lain mah apa atuh. Udah kaya idung ma upil, tak terpisahkan." ucap Laras
Kenan tertawa mendengar gerutuan Laras
"Nggak ada perumpamaan yang bagusan dikit apa Ras?" tanya Bayu kesal
"Ya udah, ayo masuk." Laras masuk ke dalam mobil, dan mereka pergi meninggalkan sekolah
Begitu juag dengan Bayu dan Ellora yang menyusul mereka, menggunakan motor.
Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada yang memperhatikan mereka dari jauh. Menatap kepergian Laras, dengan tatapan yang memancarkan rindu. Rindu, karena seharian ini tak mendengar suara Laras.
"Hayu Bin, ngapain dah lu di mari?" ajak Doni, menyadarkan Bintang
Yup, Bintang lah yang sejak tadi memperhatikan Laras. Baru sehari tidak mendengar kecerewetan dan tidak mendengar rayuan Laras, ternyata membuat dirinya merasa kehilangan. Hatinya merasa kosong, harinya terasa hampa.
"Ngapa lo?" tanya Satria, Bintang hanya menjawabnya dengan gelengan kepala
"Merasa kehilangan hah?" tanya Ammar yang langsung mengenai hati Bintang
"Jangan sok tau lo" jawab Bintang, ia pun segera naik motor dan memakai helm nya.
Ammar dan kedua teman lainnya saling pandang, lalu mereka tersenyum smirk.
"Si gede gengsi" celetuk Doni, yang ikut memakai helm
"Di rebut cowok lain, baru nyaho lu" sambung Satria, ia juga menaiki motornya. Sedangkan Ammar hanya menggelengkan kepalanya, ia sangat tau bagaiman besarnya gengsi Bintang.
Sudah di pastikan Bintang tidak akan mengakui perasaannya, sepertinya ia harus merencanakan sesuatu?
"Kita ke markas, Benito sudah mendapatkan vidio yang aku inginkan. Kita hancurkan mereka sekarang" ucap Bintang, ketiga temannya mengangguk dan mereka pun meninggalkan pekarangan sekolah menuju markas.
Bintang akan menjalankan rencananya, menghancurkan pria yang menjadi ayahnya dan juga gundiknya.
.
.
"Jadi gimana?" tanya Laras
Mereka sudah tiba 30 menit yang lalu di kantor Bima, dan Bima juga sudah membaca email yang di kirimkan oleh Laras.
"Rencanamu apa?" tanya Bima balik
"Abang tanya sama aku? Kamu nanyeak?"
PLETAK
Ellora benar-benar gemas dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini, sejak tadi benar-benar menyebalkan. Ellora dan Bayu memang sudah tidak canggung lagi, tidak peduli di hadapan kedua abangnya ataupun di depan kedua orang tuanya. Begitu juga sebaliknya, Laras tidak canggung di hadapan keluarga kedua sahabatnya.
"Aissshhh... sakit bege" ucap Laras seraya mengusap keningnya yang di pukul menggunakan sendok, karena Ellora sedang memakan puding yang di suguhkan oleh sekertaris Bima.
"Lu bisa serius nggak? Dari pagi sampe sekarang, pecicilan banget." ucap Ellora memarahi Laras, Laras yang mendengar Ellora mengomel pun langsung menundukkan kepalanya.
'11 12 sama mama, ishhh... males banget kalo udah gini. Di rumah ada mama Ajeng, di sini ada mama Loren' ucap Laras dalam hati, sedangkan ketiga pria yang ada di ruangan itu mati-matian menahan tawa mereka. Oh buka tiga, tapi empat. Karena ada asisten pribadi Bima, yang ikut duduk di sana.
"Jawab, bukannya gerusuhan dalam hati." tegur Ellora lagi
"Iya iya... jangan marah-marah mulu bisa nggak sih? Ck, udah kaya nyonya Arjuna aja." jawab Laras yang langsung dapat pelototan Ellora
"Iyaaaaa El, iya. Rencana gue, gue pengennya mulai dari bawah dulu. Dari pion-pionnya, sebelum sampai ke bidak raja. Kurang seru kalo kita cabut langsung ke akarnya, sedangkan sekolah gue masih lama di sana. Satu per satu, sampai bidak rajanya yang turun sendiri menghadap kita. Di mulai dari orang tua cewek, yang suka sama lo Bay" jawab Laras seraya menatap Bayu
GLEK
"Ke kenapa harus bilang gitu si Ras? Kan bisa bilang Candrawinata langsung" protes Bayu, ekor matanya melihat Ellora yang sedang melahap pudingnya seolah akan menelan dengan sendoknya.
Kenan sudah benar-benar tidak tahan lagi menahan tawanya, ia berpamitan dengan yang lain untuk keluar seraya memegang perutnya. Begitu juga dengan Bima dan asisten pribadinya, namun ia masih bisa menahannya. Lawak sekali, ketiga remaja di depannya ini.
"Gimana bang?" tanya Laras pada Bima, tak peduli dengan sekitarnya
"Boleh juga, abang setuju. Asal jangan sampai membahayakan dirimu, abang akan mengirim seseorang untuk mengawasi kamu di sekolah. Dia akan menyamar menjadi salah satu pelajar di kelasmu, karena bagaimanapun kalian tetap membutuhkan seseorang yang ahli dalam bidangnya." jawab Bima
"Assssiiiaaappp... setuja bang, kirim aja." ucap Laras setuju, yang di angguki Bayu dan Ellora
"Sepertinya dia akan datang lusa, karena ia berada di luar negeri. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 nya, namun wajahnya masih cocok bila harus menggunakan seragam SMA." ucap Bima
"Ok, kalo gitu Laras pamit pulang ya. Sebentar lagi maghrib, nanti ibu negara mengeluarkan tanduknya." Bima mengangguk, ia tak bisa ikut pulang karena ada meeting setelah maghrib nanti.
"Hati-hati, tapi dimana Kenan?" tanya Bima
"Sepertinya ia ada di taman yang ada di lantai ini, kalau gitu Laras pulang sekalian nyusulin si bang Ke. Assalamu'alaikum bang Bim" jawab Laras, ia pun mencium punggung tangan Bima. Di susul oleh Bayu dan Ellora, yang ikut mencium punggung tangan Bima.
"Wa'alaikum salam" jawab Bima, ia mengantarkan adik dan teman-temannya sampai depan pintu ruangannya. Bima menatap punggung mereka, sampai tak terlihat lagi.
"Apa tuan yakin, membiarkan nona muda menyelesaikan masalah ini sendiri?" tanya asisten pribadi Bima, yang bernama Haikal
Mendengar pertanyaan Haikal, Bima justru mengangkat salah satu sudut bibirnya.
"Jangan remehkan adikku, di antara kami. Dia yang paling hebat membuat strategi dan menyelesaikan masalah seperti ini? Apa kamu ingat kasus direktur keuangan yang korupsi dan menyeret banyaknya pemegang saham?" Haikal mengangguk, tentu saja ia tidak akan melupakan kasus besar tersebut.
Karena masalah itu, perusahaan hampir mendapatkan kerugian yang sangat besar. Dan terjadi pemecatan besar-besaran saat itu, pemecatan orang-orang yang terlibat dalam masalah tersebut.
Harta dan aset mereka di sita, untuk ganti rugi. Sehingga perusahaan masih bisa di selamatkan.
"Dan yang membongkar sampai ke akar adalah adikku ANUGERAH LARASATI VAN HOUTEN." Haikal yang mendengarnya pun tercengang bukan main, karena kalo di ingat kasus besar itu terjadi 4 tahun lalu. Itu berarti saat nona mudanya masih sekolah kelas 1 SMP, saat Laras berusia 14 tahun.
"Be benarkah? Ba bagaimana bisa? Di usia yang masih sebelia itu, bisa memecahkan kasus besar tersebut?" tanya Haikal tergagap
"Aku kan sudah bilang, jangan meremehkan adikku. Dia lebih jenius dari aku, walau kelakuannya memang gesrek. Namun ia bisa menciptakan sebuah program yang bisa membuka semua data hanya hitungan detik, termasuk data siapa saja yang terlibat. Dan hanya dia yang bisa, sampai sekarang tak ada yang bisa mengalahkannya." Haikal speechless, ia tak bisa berkata apapun. Karena selama ini ia mengira bila yang membongkar kejahatan ini adalah tuannya, BIMA PUTRA VAN HOUTEN.
...****************...
...Happy Reading all💞💞💞...
kayak pegadaian gitu lah 😁😁