Cinta dan Obsesi? Seperti dua sisi koin yang berbeda.
Ryu Dean sudah dua tahun ini berpura-pura menjadi security di sebuah kampus ternama, hanya untuk mengamati tunangannya, Almira. Seorang tunangan yang tidak setia padanya.
Tapi di balik itu, ada Fiona seorang mahasiswi paling alay yang selalu mengoceh bercerita tanpa henti padanya.
Perlahan perasaan patah hati Ryu pada Almira berubah. Dirinya merasa nyaman setiap kali bersama dengan Fiona.
Namun ada kalanya perasaan tidak berbalas. Fiona ingin menyatakan cintanya pada kang bakso.
Membuat ego seorang Ryu Dean tidak dapat menerimanya. Putra tunggal keluarga konglomerat, dikalahkan oleh kang bakso?
"Kamu sudah gila...?" Gumam Ryu Dean tertawa, aneh.
Bagaimana obsesi konyol ini, akan berlanjut?
🍀🍀🍀 Warning! Buatan seorang amatir yang hanya iseng menulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perhatian
30 menit berlalu, tapi tidak ada suara bentakan atau benda terjatuh. Derio melangkah tidak tentu arah, sesekali menatap ke arah jendela.
Apa ibunya salah paham? Apa akan memperlakukan Fiona seperti Almira? Almira yang begitu cantik dari keluarga berada saja berakhir dijambak. Bagaimana dengan nasib Fiona? Sudah pasti Fiona akan berakhir menitikkan air matanya, dengan banyak luka.
"Dia kenapa?" Tanya Jerrel yang tengah sibuk membuka sosial media.
"Takut istri dan ibunya bertengkar." Jawaban Gretel menertawakan tingkah aneh temannya.
Sedangkan Dio menghela napas kasar, hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Mengetahui bagaimana antusias nya Risa, mendengar informasi tentang Fiona.
"Tidak bisa begini!" Derio tidak mendengarkan kata-kata mereka. Mulai sedikit membuka pintu yang tertuju pada ruang tamu.
Dapat dibayangkan olehnya pembullyan macam apa yang didapatkan Fiona dengan latar belakang keluarga biasa-biasa saja, bahkan dengan wajah yang terbilang cantik, tapi masih sedikit kurang cantik dibandingkan dengan Almira.
Mengintip apa yang terjadi.
Tapi.
"Apa? Jadi Bos pup di celana?" Tanya Fiona tertawa kecil. Kala Risa menunjukkan foto putranya saat TK.
"Iya! Dia terlalu malu mengatakannya pada guru. Jadi menahan pup hingga pulang sekolah. Hasilnya dia pup di mobil." Suara tawa renyah seorang ibu, bagaikan tengah berbincang dengan anak perempuannya.
"Ibu!" Teriak Derio keluar, segera merebut album foto masa kecilnya.
"Ada lagi, kamu tau dia kambing diberi lipstik asalkan cantik dia akan bilang suka. Tanpa mengetahui perasaannya, yang jalan cuma ego-nya. Otaknya tidak jalan, mungkin jalan hanya untuk urusan bisnis." Kembali sang ibu menceritakan kebobrokan putranya.
"Ibu, aku mohon diam." Pinta Derio penuh harap.
"Derio...kamu benar-benar cantik ketika kecil. Aku iri." Kalimat dari Fiona, sukses membuat Derio ingin mengubur dirinya sendiri ke dalam tanah.
Bagaimana tidak, itu artinya Fiona sudah pernah melihat fotonya ketika TK. Memakai pakaian perempuan, Risa yang ingin memiliki anak perempuan tapi tidak kesampaian menjadi penyebabnya. Menyuruh dirinya memakai pakaian perempuan, hanya untuk berfoto sekali saja.
"Fi... Fiona, bukan begitu---" Kalimat Derio disela.
Suara mobil kijang murah terdengar. Pertanda Wira sudah sampai untuk menjemput putrinya tersayang.
"Tante, ayahku sudah sampai. Aku mohon pamit." Fiona menunduk sopan. Kemudian menadahkan tangannya pada Derio."Ongkos?"
"I...ini." Derio merogoh sakunya mengeluarkan uang, sesuai tarif ojek online."Da...dan ini tipnya."
"Terimakasih bos!" Fiona menyambar uang memberi hormat ala tentara kemudian melangkah keluar.
Risa hanya mengantar sampai teras. Menatap ke arah Wira yang menjemput putrinya.
"Tante! Titip motornya ya? Besok ayahku akan jemput motornya!" Teriak Fiona.
"Iya! Hati-hati di jalan!" Teriak Risa melambaikan tangan dari teras mengingat hujan masih turun dengan deras.
Mobil yang melaju meninggalkan gerbang, setelah gerbang besar itu terbuka dan tertutup secara otomatis.
Meninggalkan Derio yang tertunduk, benar-benar malu rasanya image sempurnanya menghilang di hadapan Fiona.
"Ibu kenapa menceritakan kejelekanku?" Tanya Derio menghela napas berkali-kali.
"Justru dia mengetahui borok terbesar dalam hidupmu. Karena itu ibu berusaha menghapusnya dengan memberitahukan kebobrokanmu yang lain." Geram Risa menatap tajam ke arah pangkal paha putranya.
"Hah?" Tanya Derio tidak mengerti.
"Karena lumayan mudah akrab dengan ibu. Dia memberi ibu nasehat, tapi menyuruh ibu agar tidak memberitahukannya padamu." Risa menghela napas harus melanggar janjinya.
"Memberitahu tentang apa?" Tanya Derio benar-benar penasaran.
Risa menghela napas kasar, menelan ludah menatap serius ke arah putranya."Pertama-tama ibu ingin kamu jujur. Tidak boleh berbohong sama sekali." Sebuah pernyataan dari sang ibu, dijawab dengan anggukan kepala oleh putranya.
"Apa kamu masih perjaka?" Tanya sang ibu membuat Derio mengernyitkan keningnya.
"Tentu saja masih..." Ucapnya antara yakin dan tidak.
"Fiona melihatmu dan Almira di perpustakaan. Kalian berciuman, membuka pakaian, bahkan organ kalian bergesek---" Kalimat Risa disela.
"Ibu hentikan! Aku ingin mengubur diriku sendiri!" Derio menjatuhkan tubuhnya di sofa dalam posisi tengkurap. Benar-benar malu rasanya, ternyata Fiona memang menyaksikan segalanya.
"Dia takut terkena pembullyan. Jadi jangan bully dia hanya karena melihat kamu sedang---" Lagi-lagi kalimat memalukan dari sang ibu disela.
"Ibu! Jangan bicarakan itu lagi. Aku belum sempat melakukannya! Karena Fiona... ternyata memang benar Donat mengintip. Aku harus bagaimana!?" Bagaikan anak kecil menghadapi sesuatu yang memalukan, kaki putranya bergerak naik turun masih berbaring dalam posisi tengkurap.
"Memperbaiki citra, pura-pura tidak tau, kalau kamu tau, bahwa dia melihatnya." Risa menipiskan bibir menahan tawanya, menatap tingkah putra bungsunya. Setidaknya Derio tidak jatuh cinta pada Almira lagi.
Fiona anak yang cukup baik. Akan menyenangkan jika memiliki menantu sepertinya. Seseorang yang membuat Derio yang cool, rasah gelisah.
*
"Kenapa bisa ada di rumah itu, apa itu rumah pacarmu?" Tanya Wira tersenyum, berharap putrinya tidak dikecewakan pria lagi.
"Bukan, itu rumah bosku. Dia selalu menyewa jasaku sebagai ojek online. Karena terlalu kaya, dia sering memberikan uang tip. Tenang saja, aku tau mana yang boleh disukai dan tidak boleh disukai." Fiona menghela napas tertunduk. Yudha sudah menolaknya, dirinya juga perlahan sudah melupakan Yudha sebagai pria tampan. Wujudnya di mata Fiona sudah berubah menjadi slime yang kebetulan memiliki mata dan mulut.
"Bagus! Menjadi wanita harus punya prinsip. Jangan pernah berbalik pada orang yang menolakmu. Karena jika terus dipaksakan untuk mengejarnya, seumur hidup kamu hanya akan dianggap barang murah tidak berharga. Carilah pria yang memberikanmu kesempatan untuk saling menyukai. Hal yang terpenting, jangan pernah menginginkan milik orang lain. Mengerti?" Nasehat sang ayah, hanya dijawab dengan anggukan kepala oleh putrinya.
Wajah Fiona tersenyum penuh semangat. Usianya masih muda, baru 20 tahun. Akan ada saatnya untuk menemukan pasangan yang sesuai. Saat menemukannya, hanya perlu setia padanya.
*
'Hai Ryu, apa kabarmu? Maaf atas kejadian sebelumnya.' Sebuah pesan yang dikirimkan Almira pada Ryu Dean.
Sang pemuda yang tidak membalasnya sama sekali. Lagipula pertunangan mereka sudah diputuskan. Wajahnya tersenyum, foto Fiona yang memakai gaun pengantin menjadi wallpaper handphonenya.
Foto yang diambil beberapa bulan lalu. Wajahnya tersenyum-senyum sendiri. Bagaimana caranya memanjakan pinguin kesayangannya?
"Aku jatuh cinta!" Teriak Ryu melonggarkan dasinya, menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Begitu lega rasanya mengetahui arti dari perasaannya yang berkembang setahun ini.
Begitu loyal, begitulah sifat pemuda yang telah bekerja dengan penghasilan tinggi ini.
'Fiona sedang apa? Mau keluar denganku besok?' Pesan yang dikirimkan olehnya mengingat laptop tua dan handphone android lama milik Fiona. Apa sebaiknya membelikan yang baru?
'Boleh! Warung bakso depan kampus. Aku sedang sibuk mengerjakan tugas. Tanggal satu, kamu gajian ya? Jangan lupa traktir bakso.' Balasan yang didapatkan olehnya.
'Hanya bakso? Mau aku belikan I-phone. Ada keluaran terbaru. Sekalian kita menonton film.' Pesan penuh senyuman yang dikirimkan Ryu, berharap perlahan akan naik jabatan, dari teman terbaik di dunia menjadi kekasih.
Emoji tertawa berguling-guling dikirimkan Fiona, disertai pesan.'Kalau punya uang tabung untuk orang yang kamu sukai. Menikah itu perlu modal yang besar.'
'Uangku banyak.' Balasan dari sang pemuda disertai emoji batu.
'Makanya tabung. Anak kos, tidak boleh boros!'
Ryu Dean hanya dapat menghela napasnya. Sampai sekarang Fiona masih mengira jika dirinya adalah anak perantauan yang berprofesi sebagai security.
Tapi ini menyenangkan, Fiona terlihat begitu perhatian padanya.
'Sebagai temanmu, aku benar-benar mencemaskanmu. Jangan terlalu sering mentraktir orang dengan makanan dan minuman mahal. Traktir secukupnya, juga...jangan karena terlalu berhemat hanya makan mie instan.' Lagi-lagi pesan panjang lebar dari Fiona.
'Baik, night, jangan tidur terlalu malam.'
Gila, inikah rasanya jatuh cinta. Dirinya akan menunggu dengan sabar jabatan dari teman terbaik menjadi kekasih.
Tapi apa segalanya akan terwujud seperti anggapan sang naga. Pinguin yang akan selalu mengoceh tentang teman, kemudian mengatakan menyukai makhluk lain. Betapa kesal sang naga yang sudah menahan diri agar tidak menggigitnya.
rajin2 up nya
Masih greget rasanya...