Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Dafa baru tiba membawa Devita dan Dika menuju Bandara.
"Ayo.." Ucap Dafa membawa Devita dan Dika masuk kedalam bandara itu.
"Memangnya kita mau kemana sebenarnya Tuan?" Tanya Devita.
"Kamu akan tau nanti..!" jawab Dafa terus melanjutkan langkahnya masuk kedalam yang di ikuti Devita dan Dika lagi.
"Wow...pesawatnya keren-keren banget kak...beda banget dari biasa kita tumpangi..." Ucap Dika melihat beberapa pesawat pribadi terparkir disana.hal itu membuat Devita tersenyum malu.
"Ngomongnya kuat ya dek..tu mereka lihat kekita..." bisik Devita yang di angguki Dika.
"Selamat Datang Tuan Muda.." Dafa hanya menganggukan kepalanya menyauti sapaan anak buahnya meneruskan langkahnya mendekati Raka.
"Bawa adikmu duluan masuk.." perintah Dafa.tampa berani membantah Devita membawa adiknya masuk kedalam pesawat pribadi itu yang di pandu anak buahnya Dafa.
"Kak pesawatnya bagus banget kak.. apa kita akan pergi dengan pesawat ini..?" Bisik Dika.
"Sepertinya Ia dek..,kamu tetap berada di samping kakak ya.." Bisik Devita dengan adiknya yang lansung Dika anggukan kepalanya.
"Kak kok pesawatnya beda disini ya kak..nggak kayak yang biasa kita pernah tumpangi.." Tanya Dika lagi.
"kakak pernah lihat di majalah, pesawat ini namanya pesawat Jet pribadi dek, mungkin kak Dafa menyewanya.." Ucap Devita memberitahu Dika.
"Pesawat jet pribadi? Apa bedanya dengan pesawat yang biasa kita tumpangi..?" Tanya Dika tambah penasaran.
"Kalau yang biasa kita tumpangi itu, siapa saja bisa menumpanginya dek.. Tapi kalau yang ini biasanya di sewakan untuk orang suka berpergian sekeluarga atau pun sendiri menuju ketempat mereka tuju biar cepat sampainya. Kamu paham nggak maksud kakak..?" Ucap Devita.
"Ia aku mengerti maksud kakak..maksud kakak nggak mau ada orang lain kan menumpangnya..tapi kenapa kita nggak pernah menyewa pesawat seperti ini..?sepertinya seru kalau kita pergi sendirian menggunakan pesawat ini.." Devita tersenyum kecil karena ucapan polos adiknya
"Untuk bisa menyewa Pesawat seperti ini,kita perlu banyak uang untuk bisa menyewanya adek..." bisik Devita lagi.
"Memangnya berapa bayar sewanya kak..?" Tanya Dika membuat Devita mengaruk kepalanya tidak gatal karena adiknya terus bertanya saat itu.
"Harga sewanya sangat mahal dek.. Mahal banget malah..Kamu sudah tau kan jumlah uang sebutan 500 juta yang kakak beritahu kamu waktu itu,aa.. Itu dia,yang pastinya sewa pesawat ini di atas itu angka itu nominalnya.." jelas Devita membuat Dika lansung teringat dengan dia ajari kakaknya mengenai nilai mata uang. Dika lansung melototkan matanya terkejut.
"Ya ampun...itu sangat banyaaak sekali kak,berarti mahalnyaaa...." pekiknya membuat Dafa masih di luar bicara dengan Raka menoleh kearah Devita dan adik sudah duduk saat itu.
"Jangan kuat-kuat nanti kak Dafa mendengar.." bisik Devita malu.
"Mendengar apa maksudmu??". Devita terdiam sejenak lalu menoleh kearah Dafa.
"Nggak ada apa-apa." jawab Devita.
Dika bangun dari tempat duduknya lalu berjalan mendekati Dafa.
"Kak Dafa,boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Dika.
"Apa yang mau kamu tanyakan..?" Ucap Dafa lalu duduk kemudian menarik tubuh Dika untuk duduk di sampingnya yang saat itu posisi duduk mereka menghadap kearah Devita duduk.
"Apa kakak menyewa pesawat ini..? Jika ia,kenapa menyewanya? Bukanya uang sewanya mahal sekali...?" Ucap Dika bertanya.Dafa belum menjawab apa yang Dika tanyakan padanya namun dia masih melirik sekejap kearah Devita lalu kembali melihat kearah Dika.
"Kakak tidak menyewanya.."Jawab Dafa membuat Dika bingung.
"Tidak menyewanya..lalu apa?" tanya Dika bingung.
"Pesawat ini milik kakak sendiri!" Dika dan Devita sama-sama melototkan mata mereka terkejut mendengar apa yang barusan Dafa katakan.
"Milik kakak...??bukannya kata kak Devi hanya orang banyak uang bisa menyewa ini apalagi memiliki pesawat ini kak..." Ucap Dika.
"Kenyataannya pesawat ini memang milik kakak...dan bukan hanya ini saja tapi yang di samping-sampingnya juga milik kakak.." Jawab Dafa dengan matanya menatap Devita lagi yang saat itu masih melihat kearahnya dengan masih terkejut.
Ya Ampun ini orang benaran nggak sih, apa dia hanya berbohong sama adikku.. Sikap sombongnya ya ampun,ih membuatku malas sekali melihat manusia ini..
Ucap Devita dalam hatinya.
"Wow...sungguh...pesawat ini milik kakak semuanya...?" Tanya Dika.
"Ia...ini semua milik kakak.." Jawab Dafa serius.
"Wow...kakak keren sekali..hebat punya banyak pesawat..." puji Dika kepada Dafa.
"Tentu saja.." Jawab Dafa membuat Devita semakin tidak menyukai Dafa yang semakin bertambah sikap sombongnya.
"Berarti kakak banyak uang dong..bisa beli pesawat ibanyak seperti ini..?" Tanya Dika lagi.
"Ia..kakak memang banyak uang bahkan kakak bisa membeli segalanya kalau kakak mau.." Jawab Dafa semakin membuat Devita bertambah tidak menyukai pria di depannya itu.
"Dika kemarilah.." Dika menurut lalu mendekati kakaknya.
"Dika ikutlah sebentar dengan teman kakak ya,kak Dafa ingin bicara dengan kakak kamu sebentar.." Ucap Dafa.
Mendengar itu Dika melihat kearah kakaknya.
"Kamu sama Om itu ya..kakak mau bicara dulu sama kak Dafa.."bisik Devita.
"Ia kak.." Dika berjalan mendekat kearah Raka lalu segera Raka membawa Dika menuju ruangan lain dalam pesawat itu.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱