Yun Li An, satu-satunya Jenderal perang wanita kerajaan Choi, dia telah mengalahkan ribuan pasukan musuh setiap kali berperang.
Namun sayangnya dia harus mati di tangan kepala pasukan yang dia pimpin, karena dia tidak menyetujui keinginan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, jangan salahkan aku yang melakukan ini padamu. Tapi salahkan dirimu sendiri, yang membuat Putra Mahkota menginginkan nyawamu!"
Tang Liu An, ketua mafia yang sangat ditakuti oleh banyak kelompok mafia lainnya, karena selalu membuat berbagai senjata dan obat.
Tetapi dia dikhianati oleh anak buahnya yang ingin merebut sebuah cincin penyimpanan yang dia ciptakan. Karena di dalam cincin itu terdapat berbagai senjata dan obat yang berhasil dibuat oleh Tang Li An.
"Di mana ini, dan kenapa aku memakai pakaian seperti ini?"
🍀 Silakan baca tuk kelanjutan ceritanya
Jangan lupa untuk memberi dukungan pada karya-karya Ana
Terima kasih 🙏 😄
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #4
Pasukan perang kerajaan Choi telah memasuki ibukota, mereka disambut oleh para rakyat dengan antusias. Namun itu tidak bertahan lama, karena Jenderal perang yang mereka nantikan tidak berada bersama dengan pasukan itu.
Kepala pasukan yang melihat perubahan itu merasa geram, "Rakyat tidak tahu diri ini! Sudah bagus kita kembali dengan membawa kemenangan. Hanya tidak ada Jenderal Yun saja, mereka berhenti menyambut kedatangan kami!"
Para pasukan terus berjalan melewati rumah-rumah dan rakyat yang ada di ibukota.
Gerbang utama istana terbuka, semua pasukan yang baru saja kembali memasuki istana kerajaan.
Kaisar, Ratu, Putra Mahkota dan juga Pangeran Choi Han Min berdiri untuk menyambut kedatangan mereka.
Choi Han Min melihat pasukan itu, kedua matanya mencari keberadaan Jenderal Yun. Sebab dia masih tidak percaya jika Jenderal Yun tidak kembali bersama dengan mereka.
"Kami memberi hormat kepada Yang Mulia, semoga Yang Mulia panjang umur!" ucap kepala pasukan perang.
"Kami memberi hormat kepada Yang Mulia, semoga Yang Mulia panjang umur!" ucap semua pasukan secara bersamaan.
Kaisar mengangguk dengan bahagia, "Berdirilah kalian semua. Kalian sudah melakukan tugas kalian dengan sangat baik!"
"Terima kasih, Yang Mulia. Ini semua berkat Yang Mulia yang selalu berbuat kebaikan dan membuat kerajaan ini sejahtera,"
Kaisar tersenyum, "Di mana Jenderal Yun? Apakah dia tidak kembali bersama dengan kalian?"
Kepala pasukan menundukan kepalanya, dan dia merubah raut wajahnya dalam sekejap.
Kaisar yang melihat itu menjadi bingung, lalu menatap sang Ratu dan kedua putranya.
"Katakan, apa yang sudah terjadi pada Jenderal Yun?" ucap Pangeran Choi Han Min.
Bruk!
"Ampuni Hamba, Yang Mulia. Hamba tidak bisa melindungi Jenderal Yu saat berperang!" ucap kepala pasukan.
"Apa maksudmu?"
"Je... Jenderal Yun, dia...."
Tak tak tak tak
Suara langkah kuda terdengar dengan nyaring dari arah belakang pasukan perang.
Satu persatu pasukan yang menoleh ke belakang menyingkir dengan takut, dan memberikan jalan untuk seseorang yang menunggangi kuda itu.
"Ada apa denganku, kepala pasukan perang kerajaan Choi?"
Kepala pasukan (Bai Qin), mendongakan kepalanya saat mendengar namanya disebut oleh orang yang sangat tak terduga.
Dengan ragu Bai Qin menoleh ke belakang, dan melihat Jenderal Yun berada di atas kudanya dengan tatapan tajam pada dirinya.
"Je... Jenderal Yun!" ucap Bai Qin.
Pangeran Choi Han Min menatap Jenderal Yun dengan perasaan lega. Dia sangat bersyukur karena Jenderal Yun baik-baik saja.
Jenderal Yun turun dari kudanya, lalu berjalan melewati Bai Qin.
"Saya Jenderal Yun, memberi hormat kepada Yang Mulia. Semoga Yang Mulia panjang umur dan rakyat semakin sejahtera!" ucap Yun Li An seraya memberi hormat.
"Bagus, berdirilah! Kau adalah Jenderal yang sangat luar biasa!"
"Terima kasih, Yang Mulia. Tetapi ada yang ingin saya sampaikan kepada Yang Mulia,"
"Katakan! Apa yang ingin kau sampaikan?"
Wajah Bai Qin memucat dalam seketika, begitu juga dengan para pasukan yang dibawa olehnya.
"Sebenarnya saya telah diracuni oleh seseorang ketika kami akan kembali ke ibukota," ucap Yun Li An.
"Kau diracuni? Apakah itu perbuatan musuh?"
Jenderal Yun menggelengkan kepalanya, "Bukan, Yang Mulia. Itu adalah seorang mata-mata dari pihak musuh. Dan saya sudah tahu siapa dia!"
"Katakan! Siapa dia? Beraninya dia melakukan itu pada Jenderal perang kerajaan Choi! Aku akan memberikan hukuman yang sangat berat padanya!"
Jenderal Yun berbalik lalu menatap Bai Qin, dengan pelan Jenderal Yun berjalan untuk mencari mata-mata yang dia katakan.
Bai Qin menjadi sangat tegang, namun berusaha tetap tenang di depan Kaisar dan anggota kerajaan lainnya.
Sreeet!
Bruuk!
Seorang pasukan diseret oleh Jenderal Yun dan dilempar ke atas tanah.
"Dialah orangnya, Yang Mulia!" ucap Jenderal Yun.
Kaisar dan yang lain menatap orang yang saat ini berada di atas tanah. Begitu juga dengan Bai Qin.
Kedua mata Bai Qin membulat, saat tahu jika orang yang Jenderal Yun katakan adalah orang yang dia perintahkan untuk membuang tubuh Jenderal Yun, ketika mereka berada di dalam hutan.
"Jenderal Yun, apakah kau yakin dia orangnya?" ucap Kaisar.
"Iya, Yang Mulia. Saya sangat yakin!"
Prajurit itu menggelengkan kepalanya, "Yang Mulia, Hamba bukanlah mata-mata. Hamba adalah salah satu pasukan yang selalu ikut berperang bersama dengan Jenderal Yun dan yang lainnya!"
"Jika kau bukan seorang mata-mata, lalu kenapa kau berada di barisan paling akhir ketika memasuki perbatasan kerajaan Choi!" ucap Yun Li An dengan penuh tekanan.
"Itu, itu karena...."
"Karena kau harus melaporkan semuanya pada orang yang sudah menunggumu dari kerajaan musuh!"
Prajurit itu membulat kedua matanya seraya menggeleng, "Yang Mulia, itu tidak benar. Hamba benar-benar bukan seorang mata-mata!"
"Jika kau memang bukan mata-mata, kenapa kau tidak bisa menjawab pertanyaan dari Jenderal Yun?" Kaisar menatap prajurit itu dengan tajam.
Prajurit itu hanya bisa diam, tentu dia tidak bisa berkata alasan dia berada di barisan belakang, karena dia harus mengurus tubuh Jenderal Yun yang sekarat waktu itu.
Bai Qin sendiri sudah merasa tertekan. Dari tindakan Jenderal Yun saat ini, dia yakin jika apa yang dilakukan oleh Jenderal Yun adalah sebuah peringatan untuknya.
Kaisar menatap prajurit yang masih berada di atas tanah, "Seret dia! Dan beri hukuman 50 cambuk, lalu keluarkan dia dari ibukota!"
"Yang Mulia, Hamba bersumpah jika Hamba bukanlah mata-mata. Mohon ampuni Hamba dan percaya kepada Hamba, Yang Mulia!"
Prajurit itu memberontak ketika dibawa oleh pengawal kerajaan menuju penjara istana.
"Baiklah, peperangan kali ini mendapatkan hasil yang sangat bagus. Karena itu aku...."
"Yang Mulia!" Jenderal Yun memotong ucapan Kaisar.
"Ada apa, Jenderal Yun?"
"Saya ingin meminta sesuatu kepada Yang Mulia, mungkin ini adalah permintaan pertama saya yang cukup berat kepada Yang Mulia, selama saya menjadi Jenderal perang kerajaan Choi. Apakah Yang Mulia dapat mengabulkannya?"
Kaisar terdiam sejenak, dengan perasaan bingung Kaisar menatap Jenderal Yun.
"Yang Mulia, ini menyangkut kesejahteraan semua rakyat. Terlebih yang berada di perbatasan," ucap Jenderal Yun lagi.
"Baik, katakan!"
"Saya ingin mengganti pasukan perang yang saat ini, dengan pasukan perang khusus yang telah saya latih selama bertahun-tahun!"
Semua orang yang berada di sana sangat terkejut, terutama Bai Qin dan Putra Mahkota.
"Jenderal Yun, apa alasanmu ingin mengganti pasukan perang?" ucap Kaisar.
"Ada banyak alasan yang membuat saya harus mengganti mereka. Salah satunya adalah mata-mata yang masuk dan berkeliaran dengan tenang di depan pasukan perang. Jika saya tidak mengganti pasukan perang, dan ada mata-mata yang masuk lagi ke dalam pasukan, namun tidak diketahui oleh mereka. Mungkin bukan saya yang mati, tetapi bisa jadi Yang Mulia sendiri!"
"Lancang! Beraninya kau yang hanya Jenderal perang berkata seperti itu pada Ayah Kaisar!" seru Putra Mahkota.
"Mohon ampuni saya, Yang Mulia. Tetapi apa yang saya katakan benar!"
"Memang apa yang dikatakan oleh Jenderal Yun benar. Saat ini hanya Jenderal Yun yang diracuni, tetapi tidak menutup kemungkinan jika anggota kerajaan pasti akan merasakannya juga. Dan pasukan yang mudah dimasuki oleh mata-mata, memang sudah seharusnya diganti!" ucap Pangeran Choi Han Min yang ikut berpendapat.
"Adik, kau jangan berlebihan. Bagaimana mungkin hal itu akan..."
"Baik, aku akan menyetujui permintaan Jenderal Yun untuk mengganti semua pasukan perang saat ini, dengan pasukan perang khusus yang dilatih oleh Jenderal Yun!" ucap Kaisar yang membuat Putra Mahkota tidak bisa melanjutkan ucapannya.
"Terima kasih atas kebijaksanaan Yang Mulia!" ucap Jenderal Yun dan Pangeran Choi Han Min bersamaan.
Kaisar mengangguk, "Baiklah, untuk kemenangan perang kali ini. Aku akan memberikan hadiah kepada semua pasukan perang. Dan diharapkan dua hari lagi semua pasukan perang yang berada di sini, kembali ke tempat pelatihan yang berada di istana bagian luar. Karena tempat pelatihan perang yang saat ini, akan menjadi tempat pelatihan pasukan perang khusus!"
Setelah mendengar keputusan dari Kaisar, Jenderal Yun menatap Putra Mahkota lalu menundukan kepalanya sedikit untuk memberi hormat padanya.
Sementara Pangeran Choi Han Min merasa sangat puas dengan keputusan Kaisar saat ini.
Betul gak ka Ana?? 🤭😅
dan dari kerajaan mana asalnya. jangan sampai mata mata dari kerajaan Huang deh.
Seandainya Raja wu menikah dg orang lain bagaimana pembagian kerajaaan ini?
sedangkan pulau & pembangunan nya hasil keringat jendral Yun?
hrs dapat kaisar yg hebat, dingin dan tak tersentuh wanita tp bucin akut sama jendral Yun 🤣🤣🤣🤣hrs ya thor.. 🤣