Delia harus menggantikan adiknya di hari pernikahan, karena adiknya yang tiba-tiba pergi tanpa alasan. Pria tampan bernama Reynan adalah sahabatnya sejak kuliah. Namun laki-laki itu malah jatuh cinta pada adiknya. Hanya ingin menyelamatkan dua keluarga yang mungkin akan malu jika pernikahan ini tiba-tiba batal. Delia terpaksa menggantikan adiknya sebagai pengantin wanita. Namun, apakah pernikahannya akan baik-baik saja dan berujung bahagia ketika pria yang menikah dengannya sama sekali tidak mencintainya. Bagaimana jika suatu saat adiknya kembali lagi?
"Jika aku bisa meminta, aku hanya ingin kembali ke waktu dimana aku ingin merubah satu bab dalam hidupku yang sampai saat ini selalu aku sesali. Waktu dimana aku bertemu denganmu dan mencintaimu" Delia Permata.
Ini bukan tentang harga diri lagi, ini tentang cinta dan luka. Tentang perasaan cinta yang teramat besar, namun ada luka yang menganga lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tetap Diana Yang Dicintainya!
Delia duduk diam di sofa dekat jendela, menatap langit malam di luar sana yang mulai menunjukan kesedihannya. Rintik hujan yang mulai berjatuhan membasahi bumi di malam ini. Delia mengusap air mata yang mengalir begitu saja di pipinya. Ucapan Reynan beberapa saat yang lalu, membuat hatinya benar-benar hancur.
Ternyata cintanya untuk Diana memang sangat besar hingga dia tidak mempunyai lagi ruang untuk aku di hatinya.
Delia sampai bingung, apa dia harus menyerah saat ini atau masih harus bertahan dengan pernikahan ini. Bagaimana harapannya yang masih sama dengan harapan semua orang. Pernikahan yang hanya ingin sekali, tidak pernah ada yang menginginkan pernikahannya gagal.
Di dalam kamar yang berbeda, Reynan juga tidak bisa tidur. Dia merasa tidak tenang malam ini, masih teringat tentang Diana dan perkatannya pada Delia yang sebenarnya dia sadar jika ucapannya keterlaluan pada istrinya itu. Namun jujur saja, Reynan benar-benar kecewa dengan Delia yang malah memutar balikan fakta. Dia tidak pernah menyangka jika istrinya akan seperti itu. Padahal Delia yang dia kenal adalah sosok wanita yang lembut dan tidak pernah membuat masalah apapun.
Reynan mengambil ponselnya dan menghubungi Diana, dia sudah kembali bertukar nomor ponsel dengan nomor ponsel Diana yang baru.
"Hallo Di, kamu sedang apa?"
"Hallo Rey, aku sedang bersiap untuk tidur. Kenapa memangnya?"
Reynan tersenyum, dia selalu merasa senang dan bahagia hanya dengan mendengar suara Diana. Cintanya pada Diana memang terlalu besar.
"Kamu tidur dimana sekarang? Apa kamu sudah menemui Ibumu?" Tanya Reynan lagi
"Belum, aku masih mempersiapkan diri untuk bisa bertemu dengan Ibu. Pastinya dia akan marah karena kejadian aku kemarin"
"Yaudah, kalau begitu besok pagi datanglah kesini. Ada Delia juga disini, kamu coba bicara dengan Kakak kamu dulu"
Diana terdiam beberapa saat, dia juga bingung harus bagaimana bersikap saat bertemu dengan Kakaknya nanti. Sementara dirinya yang sudah membuat Kakaknya terjebak dengan pernikahan tanpa cinta ini. Tapi apa yang bisa Diana lakukan, ketika saat ini dia benar-benar tidak bisa untuk melepaskan Reynan. Diana masih membutuhkan Reynan untuk saat ini.
"Iya Rey, nanti aku akan datang kesana. Semoga Papa dan Mama kamu tidak marah padaku ya"
"Tidak akan Di, mereka tahu jika kamu yang aku cintai sampai saat ini"
Reynan merasa lebih baik setelah menghubungi Diana. Dia langsung bisa terlelap dengan tenang. Dan pagi ini Reynan terbangun dengan wajah yang terlihat lebih segar. Semalam tidurnya nyenyak, dia tidak akan pernah sebahagia ini saat dia bersama dengan Delia. Memang benar jika hanya Diana yang bisa membuatnya bahagia. Karena cintanya hanya untuk Diana, bukan Delia.
Ketika Reynan keluar kamar, dia sudah melihat istrinya yang sedang membantu Ibunya untuk menyiapkan sarapan. Delia terlihat menghindari bertatapan dengan Reynan. Dia selalu menundukan wajahnya ketika Reynan tidak sengaja menatapnya.
"Mas Reynan, itu ada...." Seorang pelayan menghampiri mereka dengan wajah yang bingung dan terkejut.
Reynan menatap wajah pelayan itu dengan bingung. "Siapa Mbak?"
"Selamat pagi semuanya"
Semua orang langsung menatap ke arah Diana yang baru saja muncul dengan senyuman cerianya yang bahkan dia seolah tidak mempunyai rasa bersalah sedikit pun. Delia begitu terkejut ketika dia melihat adiknya yang kembali muncul. Dia langsung berdiri dan menghampiri Diana.
"Dek, kamu kemana saja?" Tanya Delia, matanya sudah berkaca-kaca mengingat apa yang dilaluinya sejak kepergian adiknya di hari pernikahannya dengan Reynan.
Diana terdiam, dia menatap Kakaknya sejenak lalu memeluknya. "Maafkan aku Kak, aku salah telah membuat Kakak berada di situasi seperti ini. Sekarang aku sudah kembali Kak, Kakak boleh pergi dan kembalikan Reynan padaku, Kak"
Delia langsung melepaskan pelukan adiknya itu. Dia menatap Diana dengan tidak percaya atas apa yang baru saja dia katakan padanya setelah beberapa bulan dia menghilang dan membuat kehidupan Delia hancur.
Plak....
Semua orang terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Delia. Sepertinya Delia memang sudah tidak bisa menahan diri untuk terus mengalah dari adiknya ini. Sudah terlalu banyak hal yang membuat dia mengalah dari Diana.
"Delia!" Reynan langsung menghampri Diana dan memeluknya, menatap Delia dengan tajam. Tidak suka dengan apa yang Delia lakukan padanya. "... Jangan keterlaluan kamu sama adikmu sendiri. Ingat Delia, aku tidak akan pernah memaafkanmu jika kamu sampai membuat Diana terluka"
Delia tersenyum miris mendengar itu, dengan kasar dia mengusap air matanya yang mengalir di pipjnya itu. Bahkan suaminya saja tidak sedikit pun membelanya. Reynan malah membela Diana dengan terang-terangan.
"Ternyata status istri tidak akan pernah bisa mengalahkan posisi wanita yang kamu cintai ya. Tidak papa Rey, silahkan kamu lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Tapi ingat, aku tidak akan pernah mau berpisah denganmu" ucap Delia
Delia langsung pergi dari sana, dia mencoba untuk bertahan hanya untuk menyelematkan Reynan dari luka yang akan dia rasakan jika dia benar-benar tahu bagaimana perasaan Diana yang sebenarnya pada Reynan.
Ibu Dian yang masih merasa sangat shock dengan kejadian barusan, baru mengeluarkan suara sekarang. "Diana, maaf kalau misalkan perkataan saya menyakiti kamu. Tapi, untuk apa kamu kembali jika hanya ingin mengacaukan pernikahan anak saya yang memang sudah kacau karena ulahmu"
Diana langsung terdiam mendengar itu, dia menatap Ibu Dian dengan wajah yang menunjukan kesedihan. Jujur Diana juga malu dengan semua ini, namun dia harus menebalkan wajahnya hanya untuk bisa kembali lagi bersama dengan Reynan.
"Ma, jangan seperti itu. Aku tetap tidak bisa lepas dari Diana, karena yang aku cintai sejak awal adalah Diana. Bukan Delia" ucap Reynan
Ibu Dian menggeleng tidak percaya dengan apa yang anaknya katakan itu. Dia menatap Reynan dengan lekat. "Kamu akan menyesal setelah ini, Rey. Karena hanya Delia yang benar-benar tulus mencintai kamu. Bukan datang dan pergi hanya di saat dia membutuhkanmu saja"
Ibu Dian melirik tajam Diana yang berdiri di samping Reynan itu. Dia benar-benar tidak akan pernah bisa bersikap biasa lagi pada Diana setelah apa yang di lakukannya pada keluarganya. Diana sudah hampir membuat malu keluarganya di acara pernikahan Reynan. Mungkin jika tidak ada Delia, mungkin keluarganya akan benar-benar di buat malu hari itu.
Pak Wira menepuk bahu anaknya, dia tahu bagaimana anaknya yang keras kepala dan akan tidak akan mendengarkan ucapan siapapun sebelum dia merasakan sendiri dari akibat yang dia lakukan.
"Pikirkan baik-baik Rey, karena penyesalan tidak akan datang di awal. Semoga kamu bisa bijak dalam mengambil keputusan"
Reynan terdiam, Ayahnya memang jarang sekali ikut campur dengan kehidupan yang dia jalani. Bahkan Pak Wira itu memang terkesan menjadi sosok Ayah yang sedikit cuek. Namun, jika dia sudah mulai ikut campur dengan kehidupan Reynan, maka Pak Wira sudah tahu apa yang di lakukan olehnya adalah hal yang salah dan tidak sepantasnya dia lakukan.
Setelah kedua orang tuanya pergi dari ruang makan itu. Diana langsung merangkul lengan Reynan dan menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
"Sudah Rey, jangan di pikirkan. Aku akan menemani kamu melewati semua ini"
Reynan hanya diam dengan segala pikiran yang kacau.
*
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪