Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Hukuman Menanti
...“Nyonya Zhia, saya sudah menyeret Tuan Rayden dan Levi sesuai yang telah anda perintahkan sebelumnya.”...
“Kerja bagus, Jay! Begitu juga denganmu, Felix.”
Puji Zhia pada keduanya, tampak Rayden dan Levi mendengus kesal karena tidak bisa melawan ataupun memberontak di depan para istri tercinta mereka. Keduanya lebih takut kalau jatah malamnya menghilang, dibandingkan di seret oleh anak buah sendiri seperti tadi.
Tak lama kemudian, Will pun tiba di ruang tamu sambil memapah Nathan yang sudah babak belur di wajah tampannya. Zhea yang melihat wajah tampan pria yang sangat dicintainya babak belur di tangan Grandpa dan Daddy nya sendiri, segera menghampiri Nathan untuk memastikan keadaannya meski harus memaksakan diri berjalan.
Sedangkan Zhia dan Lucia sudah melontarkan tatapan tajamnya pada suami masing-masing yang kini hanya menundukkan kepalanya tanpa rasa bersalah, ingat tanpa rasa bersalah.
“Astaga, Kak Nath? Bagaimana bisa sampai separah ini? ‘Kan sangat disayangkan wajah tampan Kak Nath menjadi babak belur seperti ini?” ujar Zhea sembari memeriksa keadaan wajah Nathan yang memang cukup parah.
“Salahkan saja, Grandpa dan Daddy mu itu yang tidak mau percaya dengan apa yang putraku katakan.”
Jelas sekali Will kesal, karena kenyataannya semua itu hanya kesalahpahaman saja. Bahkan Rayden dan Levi sama sekali tidak mempercayai apa yang putranya katakan, padahal Nathan sudah berkata dengan sejujur-jujurnya.
“Tidak, ini semua salahku! Aku yang tidak bisa menjaga diriku sendiri hingga terluka dan membuat Kak Nath seolah menjadi orang yang menyebabkan aku seperti ini,” ujar Zhea yang berakhir menyalahkan dirinya sendiri.
“Apa yang Will katakan memang benar, Zhea! Semua ini karena kesalahan dan kebodohan Grandpa dan Daddy mu yang langsung bertindak tanpa mencari tahu kebenarannya lebih dulu. Mengutamakan otot mereka dibandingkan otak mereka.” Perkataan Zhia jelas langsung menusuk hati siapapun yang mendengarnya, terutama Rayden dan Levi.
“Pasti kejadian selanjutnya akan sangat seru ‘nih!” gumam Shea yang memilih menjadi penonton di sana bersama dengan Jaydon dan Felix.
“Waah, entah mengapa ini terasa sangat mendebarkan. Bukan begitu, Jay?” bisik Felix yang tidak sabar melihat hukuman seperti apa yang akan di terima Tuannya dan Levi kali ini.
Dan Jaydon hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, tanpa keduanya sadari tatapan tajam yang Rayden dan Levi lontarkan setelah mendengar bisikan tersebut.
“Akan aku seret kalian berdua, bahkan sampai ujung neraka sekalipun,” gumam Rayden dengan hati yang sudah bertekad bahwa dia dan Levi tidak akan menjalani hukuman ini sendirian.
“Benar, Pah! Apapun yang terjadi, mereka berdua juga harus mendapatkan hukuman yang sama seperti kita. Baru itu yang dinamakan dengan setia kawan,” imbuh Levi sembari menunjukan seringainya.
“Hai, apa yang kalian berdua lihat, Hah?”
Bentakan dari Mamah Zhia hampir saja membuat Rayden dan Levi pindah alam karena serangan jantungan. Belum lagi tatapan tajamnya yang bak anak panah beracun yang jelas tertuju pada keduanya.
Ditambah Lucia tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya dan mulai berjalan menghampiri keduanya, dimana Levi sudah pasang badan untuk menerima pukulan maut atau pukulan penuh cinta, entahlah Levi tidak bisa membedakannya untuk saat ini. Yang pasti pukulan dari Lucia tidak akan main-main, apalagi posisi Levi di sini yang bersalah.
Levi sudah memejamkan kedua matanya dengan sangat rapat, tapi rupanya Lucia hanya melewatinya saja dan malah berjalan menghampiri Nathan untuk memeriksa keadaannya.
Nathan memilih diam dan membiarkan Lucia memeriksa luka-lukanya, dia sudah kehabisan tenaga untuk melakukan pembelaan terhadap dirinya ditambah dengan pikirannya yang terus mengarah pada pertengkarannya dengan sang kekasih sebelumnya.
“Tidak ada patah tulang atau luka serius lainnya, hanya beberapa luka lebam dan lecet. Mungkin beberapa hari akan sembuh, jika mendapatkan perawatan yang tepat,” ujar Lucia menjelaskan kondisi Nathan setelah memeriksanya.
“Syukurlah, tidak ada luka serius dan berbahaya. Jika sampai ada luka yang membuat Kak Nath-Ku menjadi cacat, maka aku tidak akan pernah memaafkan Grandpa dan Daddy!” Ancam Zhea yang melontarkan tatapan tajamnya pada Rayden dan Levi, meskipun dia tahu keduanya melakukan hal seperti itu untuk melindunginya.
“Paman Will, tolong pindahkan Nathan ke kamar yang biasa dia gunakan. Nanti biar Zhea yang membantu mengobati lukanya dan untuk sementara waktu biarkan Nathan menginap di sini, karena kami yang bertanggung jawab atas kondisinya yang sekarang,” pinta Lucia dengan tatapan memohon.
“Tidak, Kak Lucia! Lebih baik aku tinggal di rumahku saja dan anggap saja masalah ini telah selesai.” Nathan berniat menolak, karena jika Giselle mengetahui bahwa dia tinggal di kediaman Xavier bersama dengan Zhea maka kemungkinan besar akan terjadi pertengkaran lainnya.
“Haruskah aku memukulmu sampai tidak sadarkan diri sekalian agar kau tidak menolak apa yang Kakakmu ini sarankan yang terbaik untukmu, hmm?” Lucia sungguh merasa gemas sekali, karena Nathan kini selalu saja menolak permintaannya.
Nyali Nathan seketika menciut, Will yang berniat membantu menolaknya harus menutup mulutnya rapat-rapat. Rayden dan Levi memang sangat menakutkan dalam pertarungan, apalagi saat menggila. Akan tetapi, Lucia akan lebih menakutkan ketika sudah mengeluarkan tanduknya seperti ini. Dan harus kalian ingat, keluarga Xavier selalu memegang teguh apa yang mereka katakan.
Dengan cepat Will berkata, “Aku akan membawa Nathan ke kamarnya.”
“Pah ….”
“Sudah menurut saja, kau akan aman di sini bersama mereka! Dan mungkin ini salah satu cara Nyonya Zhia dan Lucia untuk menghukum Tuan Rayden dan Levi,” bisik Will ketika Nathan kembali berniat untuk menolak tinggal sementara di sana.
“Zhea, ikutlah dengan mereka!” ujar Lucia yang menyuruh Zhea untuk merawat luka-luka Nathan dan secara tidak langsung membantu mendekatkan keduanya.
Tanpa memberikan jawaban, Zhea segera mengikuti Will dan Nathan menuju salah satu kamar yang biasa Nathan tempati ketika menginap.
“Kini waktunya hukuman untuk kalian berdua.” Perkataan Zhia spontan membangunkan bulu kuduk mereka, terutama untuk Rayden dan Levi.
Bersambung....
Giselle memang menghubungi seseorang yaitu papahnya dan kedua kakaknya...👍
ayo cpt cari tau sebelum ada hal mengerikan