cinta tidak bisa memilih mau berlabuh dimana
cinta juga tidak bisa disalahkan tapi waktu saja yang tidak tepat,,,ketika cinta itu hadir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka nismawati89, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Akhirnya Adara sembuh seperti sedia kala,mama dan papanya sudah kembali kebandung.Sedangkan Adara bukan kembali ke kostnya tapi sekarang dia tinggal di apartemen,tadinya iya hanya tinggal sendiri tapi karena dia orangnya keras kepala maka ya Naura juga ikut tinggal disana.Adara mengancam mereka akan kembali ke kost kalau Naura tidak ikut dengan dia.
Hari ini mereka ke kampus tapi siang-siang,jadi pagi ini mereka beberes dulu dan menyiapkan sarapan sebelum ke kampus.Naura tidak pernah meninggalkan sahabatnya itu kecuali ke toilet.Dia juga terus memantau pergerakan Ibu Lidya.
*****
Mereka sudah sampai di kampus dan langsung masuk kelas.Adara permisi mau ke toilet jadi hanya Naura yang menuju ke kelas sambil memegang es krimnya.
"Gawat!"
"Gawat!"
Naura yang sedang menjilat es krim kesukaannya seketika melirik.Dia mendapati Adara yang berlari tergesa-gesa ke arahnya dengan setumpuk tugas ditangannya.
Maklum,mahasiswa baru jadi banyak sekali tugas,setiap kali pertemuan dengan dosen pasti ada tugas.Seperti sahabatnya ini,Adara.Sahabat sekaligus teman ghibah dalam hal apa pun.
"Santai aja Adara,gue juga belum mengerjakan tugas dari pak Ridwan.Mungkin ,bakal lama selesainya habis susah sih".
Naura membalas santai,seraya kembali menjilat es krimnya.menampilkan sebuah senyuman tipis disudut bibirnya,seolah-olah ini bukanlah hal yang dapat mengancam jiwanya.
"Ibarat tuh,kayak istilah ini'nyantai dulu nggak sih?'
Namun,bukannya mengikuti apa kata Naura.
Adara malah meletakkan semua tumpukan buku itu diatas paha sang sahabat dengan kasar.
"Nyantai kata kamu!Pasti kamu tidak tau yah,kalau pak Ridwan lagi cuti terus diganti Dosen baru!"
Alis Naura seketika mengernyit."Siapa?"
"Pak Asri!"seru Adara emosi
Dirampasnya ek krim dari tangan Naura,dan langsung gadis itu teguk kasar.Yang membuat Naura mau tak mau memperhatikan Adara seketika.Apalagi ketika dirinya melihat ekspresi wajah Adara yang sudah merah padam.Lihat saja,hidungnya juga sampai kembang -kempis mirip mulut ikan koi.
"Maksud lo,Asri yang selebgram itu?"celetuk Naura ,bernada.
Yang detik itu pula,mendapatkan lirikan tajam dari Adara.
"Nggak gitu juga,bestie!"
"Lah,terus?"tanya Naura lagi,sok polos.
Adara yang sudah kehabisan batas kesabarannya itu, hanya menghembuskan napas panjang seraya mengelus-elus permukaan dadanya supaya tenang.
"Cek aja sendiri sana di ruang dosen.Biar langsung tahu,pak Asri DPA kita itu,kayak apa."
Adara melanjutkan ucapannya,tanpa mau memberikan penjelasan lagi tentang dosen baru itu.
Dan yah,berhubung Naura sudah terlanjur penasaran sekali.Dia pun memberanikan diri untuk pergi.Selain karena penasaran,sebenarnya dia juga mau memastikan jangan sampai dosen barunya itu sepupunya yang selama ini dia hindari,karena kemarin mamanya menelpon dan memberitahukan kalau kakak sepupunya itu mengajar di salah satu kampus di semarang.
Hanya saja,dia tidak tau jika ruangan pak Asri,rupanya terpisah dari ruangan dosen lainnya,seperti ruangan pak Reno yang juga terpisah.
Selain terpisah,jaraknya juga cukup jauh serta membuat geleng-gelang kepala.
"Fiks sih,si Adara pasti sengaja ngerjain gue.Tapi senyebelin apa sih,tuh orang.Sampai sepanjang perjalanan keruangan dia,banyak banget bacotan yang gue dengar astaga.Nggak takut kena hukum karma atau musibah dadakan kayaknya tuh,orang."
Naura berbicara dalam hati sampai tidak sadar jika langkah kakinya sudah sampai di depan pintu berwarna cokelat dan bertuliskan ruangan DPA barunya itu.
Namun,sebelum dirinya mengetuk pintu.Naura langsung disuguhi dengan suara teriakan serta bentakan yang cukup memekakkan telinga dari dalam sana.
"Kamu mengerti tidak, semua materi yang dijelaskan dosen sebelum saya?kenapa tugas yang kamu kerjakan ini tidak ada yang betul?Kamu,niat nggak sih kerja ini tugas?!"
"Saya sudah berusaha kok,pak".
Naura yang mendengar hal itu,seketika mendekatkan telinganya ke arah pintu.Berusaha untuk mencuri dengar,meskipun jantungnya juga dibuat dag-dig-dug duarrr saat mendengarnya.
"Niat-niat,anak TK aja lebih semangat kerja tugasnya ketimbang kamu".
"Maaf ,pak."
"Saya tidak butuh permohonan maaf dari kamu,yang saya perlukan kamu segera introspeksi diri lalu revisi kembali.Bisa?"
"Bi-bisa,pak."
Ada rasa geli yang menggelitik hati Naura saat mendengarnya.Pasalnya,ini pertama kalinya dia mendengar ada sesorang mahasiswa yang dibanding-bandingkan dengan anak TK.
Memang sich,terdengar lucu.Tapi tetap saja,menertawakan keburukan orang lain,apa lagi yang tengah tersakiti rupanya bukanlah hal yang bagus.Buktinya ada beberapa menit Naura berdiri di sana.Dia sudah ketahuan sama dosen baru itu.
"Kamu yang sedang berdiri menguping di depan pintu.Cepat masuk!"
Betapa terkejutnya Naura saat dia mendengar teriakan dosennya,menyuruh dia masuk.Apa lagi,dia tidak menyadari jika mahasiswa yang semula sedang berbicara di dalam ruangan dosen baru itu,telah keluar dan berdiri seraya memegang engsel pintu dihadapannya.
Hal yang kemudian membuat Naura,begitu panik bercampur malu.Namun tidak bisa melakukan apa pun,selain hanya tersenyum tipis untuk menutupi rasa gugupnya itu.
"Kenapa masih diam disana,cepat kemari dan tutup pintunya!"perintah sang dosen baru,yang membuat Naura beserta mahasiswa tadi buru- buru bergerak dari tempatnya.
Namun,sebelum Naura benar-benar masuk ke dalam raungan dosen baru itu.Dia mendengar kata-kata yang diucapkan oleh mahasiswa yang dirinya temui itu.
"Gue harap lo nggak kena serangan jantung abis ini,"bisiknya lirih yang entah mengapa membuat bulu kuduk Naura makin meremang.
Tangan cewek itu juga sudah panas dingin,saat melangkahkan kakinya semakin dalam.Mungkin,wajahnya juga tampak ketakutan.Walaupun beberapa kali Naura coba netralkan dengan menghembuskan nafas berulangkali.
Sesampainya di depan meja dosen barunya,Naura terlihat terkejut karena tebakannya kali ini benar kalau dosen barunya itu ternyata sepupunya.
Yah ,siap tak siap.pokoknya apa pun yang akan Naura dengar nantinya.Hanya saja,sejak tadi sang dosen baru itu,masih saja menunduk tanpa mengangkat wajahnya.
"Naura Valen Fatir,apa kamu masih ingat saya?"
Pertanyaan yang mendadak itu seketika membuat Naura yang semula hanya menunduk kini mengangkat mukanya dan pandangannya kini ke dosen itu.
"Aku mungkin lupa karena sudah lama tidak pernah ketemu",balas Naura dengan pelan
"Laki-laki yang selama ini kamu hindari?Apa kamu lupa juga kalau aku ini sepupu kamu?"tanyanya dengan senyuman tipis,yang entah mengapa justru terlihat horor dimata Naura.
Deg!
Deg!
Deg!
"Mampus gue!"
Naura yang kehilangan fungsi seluruh panca inderanya,beberapa menit.seketika itu mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
Pasalnya dia baru sadar,jika yang dikatakan oleh dosen baru itu memanglah kenyataan.
*********
Sudah Adara jauhi Reno biar dia tahu rasa
yg tegas Reno sama Anita
Tinggalin aja Reno, biar dia tahu rasa Adara. Orang koq plin plan omongannya
Maksudnya iya itu sama dengan dia ?
Jadi bingung baca nya