Kemunculan Pewaris Tersembunyi adalah, sebuah karya yang menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda yatim piatu yang telah hidup lebih dari 10 tahun menjalani hidup dalam kemiskinan dengan adik perempuannya tanpa kedua orang tua. orang tua pemuda itu meninggal akibat kecelakaan pesawat.
untuk kisah lengkapnya silahkan baca ( Kemunculan Pewaris Tersembunyi )
!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 (Undangan Makan Malam)
"be benar, saya mikel",Jawab mikel sedikit tergagap.” mikel, ini saya selina, saya pikir kamu memberikan nomor yang salah sewaktu di danau”,ucap selina.
saat di danau mikel dan Selina saling mengenal satu sama lain.hingga akhirnya Selina meminta nomor ponsel mikel.sedangkan mikel tidak menyimpan nomor Selina di ponselnya.
“Mikel,ayah menyuruhku mengundangmu makan malam di vila kami malam ini.soalnya ayahku ingin bertemu denganmu dan ayahku ingin berterima kasih secara langsung kepada kamu.karena kamu telah menyelamatkan saya ketika terluka di danau. karina menjelaskan kepada mikel alasan dan tujuannya menelpon.
“selin,Itu hanyalah bantuan kecil,jadi tidak perlu di besar-besarkan.hingga makan malam segala”. ucap mikel.
“Bagi kamu itu hanyalah bantuan kecil,tapi bagi ayahku,itu adalah bantuan yang sangat besar.selina langsung menimpali ucapan mikel.
Setelah mendengarkan penjelasan Selina yang panjang lebar.akhirnya mikel tidak punya alasan lagi untuk menolak ajakan makan malam dari Selina dan keluarganya.
“Baiklah kalau begitu.tapi bisakah kita makan malamnya di luar saja?”.mikel berkata sambil memberi saran.
Setelah mikel menyetujui ajakannya,Selina langsung melompat kegirangan.”kalau itu tidak masalah,nanti saya kirimkan waktu dan tempatnya lewat pesan” ucap selina. Setelah itu Selina langsung mengakhiri panggilannya dengan mikel.
Setelah panggilan itu terputus Selina langsung pergi menemui ke dua orang tuanya untuk membahas hasil pembicaraannya dengan mikel.
Sebenarnya alasan mikel menolak undangan makan malam di vila keluarga Lopes adalah tuan muda dari keluarga Baskoro.
Saat ini mikel masih uring-uringan di kursi kayu.rasa ngantuk yang awal dirasakan mikel kini sudah hilang setelah menerima panggilan dari Selina lopes.sekitar lima belas menit kemudian ponsel mikel kembali berdering.
Mikel kembali meraih ponsel yang berada di atas di atas meja.kemudian mikel melihat sebuah pesan dari Selina lopes di layar ponselnya. setelah tadi di hubungi oleh Selina,mikel langsung menyimpan kontak Selina di ponselnya.
mikel langsung membuka dan membaca pesan itu.”jam delapan malam di restoran bintang”.gumam mikel dalam hatinya.setelah membaca pesan dari karina, mikel kembali meletak kan ponselnya di atas meja.
Karena makan malamnya masih lama.mikel kembali mencoba memejamkan matanya untuk tidur siang.setelah mencoba cukup lama akhirnya mikel berhasil memejamkan matanya.
Siang itu mikel tertidur sangat lelap.
Sekitar jam tujuh malam mikel terbangun dari tidurnya.kemudian dia melihat sekeliling,”ternyata hari sudah malam” gumam mikel.setelah itu mikel mengarahkan pandangannya ke arah meja belajar,di sana ada Karin yang sedang belajar.
“Dek,sudah jam berapa sekarang”.mikel bertanya kepada Karin yang sedang belajar.kemudian Karin menoleh ke arah mikel yang baru bangun tidur,”akhirnya kakak bangun juga,sekarang sudah jam tujuh malam”sahut Karin.
“kenapa Karin tidak membangunkan kakak tadi?.habis kak mikel tidurnya sangat nyenyak,jadi karin gak tega membangunkan kakak”.jawab Karin setelah di tanya oleh mikel.
Setelah mendengarkan penjelasan Karin, mikel hanya bisa menggelengkan kepalanya.kerana mikel sudah mempunyai janji makan malam dengan keluarga Lopes,mikel langsung mandi dan bersiap-siap.
Saat ini di salah satu ruang VIP restoran bintang. ” ayah?. apa ayah sudah selesai dengan pekerjaan ayah?,apa sekarang ayah sudah dalam perjalanan ke restoran?. pokoknya selin tidak mau tau,ayah harus tepat waktu.ayah tidak boleh membuat mikel menunggu ayah. Selina bertanya dengan khawatir dan suaranya yang tercekal, sudah seperti orang berlari seratus meter saja, kepada Adrian yang berada di seberang telepon.