Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.
Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.
Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin Sang Don Juan
Cathay’s POV
Ya Tuhan apa yang aku lakukan tadi? Aku ini sungguh menjijikkan. Seharusnya aku tidak melakukan hal itu pada Leo apalagi di tempat praktek. Saat dia di ruangan ini, dia adalah pasien dan dia butuh pertolongan, advis dan terapi, bukan…..aaahs
Seumur hidup sebagai tenaga profesional, aku tidak pernah melakukan hal macam itu di tempat praktek, bahkan dengan Nick sekalipun aku tidak pernah melakukannya bahkan dimana pun. Ada apa dengan otakku ini? Mungkinkah aku sudah terlalu lama berduka sejak kepergian Nick? Ya ya aku tahu aku tidak mempunyai perasaan pada Nick seperti perasaanku saat ini pada Leo. Namun perasaan apapun, itu sebaiknya aku bisa membedakan posisi Leo. Atau sebaiknya Leo melanjutkan Sesi dengan si Sombong Henry itu saja ya?
Sejak peristiwa yang terjadi antara aku dan Nick dulu, aku sudah enggan jatuh cinta pada siapapun. Aku memang tidak patah hati karena perbuatan Nick, tetapi aku merasa perlu berhati hati. Aku bertekad tidak akan pernah jatuh cinta lagi dengan klienku, karena itu terlalu beresiko. Aku bisa saja dituduh Malpraktek. Terlebih sejak peristiwa penyerangan Nick pada semua orang yang dekat denganku, aku merasa perlu berhati hati dengan pria.
Ya ampun, apa yang terjadi padaku tadi? Mengapa aku biarkan dia mencumbuku di ruang praktek. Dan mengapa aku begitu antusias memberinya kenikmatan itu di sana? Memang harus aku akui terlepas dari semua itu, milik dia woow. Aku sampai beberapa kali tersedak.
Tolol tolol tolol kau Cathy
Berdoalah semua akan baik baik saja. Berdoalah Leo tidak berpikir negatif tentangmu, berdoalah tidak ada yang melihatmu atau tahu semua yang kau lakukan pada klien mu. Karirmu bisa tamat. Hampir saja dulu karirmu tamat pada waktu peristiwa penyerangan oleh Nick. Untung Nick tidak menyebut bahwa kau adalah mantan pacarnya yang juga terapisnya. Andai hakim yang mulia tahu hal itu? Kau sudah kehilangan pekerjaan ini sejak dulu.
Sebenarnya perkenalan dengan Nick dulu, tidak terjadi di ruang praktek. Kami sudah saling kenal lama sebelum dia menjadi klien terapi ku. Hanya saja pertemuan intens dalam rangka terapi itulah membuatku bersimpati padanya dan jatuh hati. Namun berbeda dengan Leo, Terapi Nick lebih banyak dilakukan per zoom meeting karena waktu itu Covid. Jadi kami tidak pernah berinteraksi intens di ruang praktek. Setiap kali zoom pun tidak pernah ada perkataan atau tindakan yang tidak relevan. Semuanya benar benar terjadi diluar lingkungan pekerjaan dan terapi.
Sayang hubungan kami harus kandas karena sikapnya yang posessif dan cenderung mengintimidasi. Seingatku juga hubungan kami juga tidak pernah jauh, dan hanya berlangsung 1 tahun. Tindakan terjauh yang kami lakukan hanya berciuman. Dan setelah itu, semua memburuk, karena sepertinya Nick juga mengalami masalah dengan egonya selain emosinya yang tidak stabil. Peristiwa dengan Nick benar benar seperti mimpi buruk. Aku selalu ketakutan jika saja dia akan menyerangku dengan tiba tiba di tempat gelap, atau saat aku sendiri. Bahkan aku pernah harus diterapi karena mengalami PTSD akibat hubunganku dengan Nick. Sungguh sebuah mimpi buruk. Baru kali ini aku merasakan jatuh cinta lagi.
Leo begitu lembut dan penuh perhatian. Dia mampu membuat aku lupa akan peristiwa kelam bersama Nick. Aku merasa untuk pertama kali setelah dengan Nick, membutuhkan kehadiran pria dalam hidupku. Bagiku dulu pria hanyalah mimpi buruk dengan Leo semuanya menjadi berbeda. Semoga saja kali ini aku benar benar tidak salah pilih.
Dreet …..dreet……dreet
Leo mengirim pesan singkat. Ya Tuhan semoga ini bukan pesan singkat yang menyakitkan.
“Hai Cathy, kau sungguh mempesona tadi. Aku ingin makan malam denganmu. Nanti aku jemput kamu jam 7 malam, bersiaplah,”
Oh Tuhan, syukurlah…namun aku perlu minta maaf padanya nanti.
******
Malam itu Leo mengajak Cathy makan malam di Blue Moon Fine Dine yang terletak di salah satu gedung pencakar langit milik Leo. Leo sudah merencanakan makan malam itu dengan baik. Dia bahkan sudah menyiapkan cincin berlian untuk Cathy.
“Romero, panggil pengelola Blue Moon ke unit ku sekarang,”
“Baik tuan,” jawab Romero
Tak berapa lama dia datang bersama dengan laki laki paruh baya yang masih gagah dan tegap, dia adalah pengelola Blue Moon.
“Aku tidak ingin banyak basa basi, karena ini sudah mendekati acaraku. Apakah kau sudah mempersiapkan makan malam yang aku pesan? “
“Sudah Tuan,”
“Bagaimana dengan meja dan segala pernak pernik dinner malam ini? Apakah kau sudah menset tempat terbaik dan menghiasnya dengan Romantis?”
“Sudah Tuan, semuanya sudah saya set up seperti instruksi yang saya terima.”
“Baguslah. Kau boleh kembali ke kantormu,”
“Romero, bagaimana dengan cincin berliannya? Aku ingin lihat,”
Romero pun mengeluarkan kotak merah kecil dari sakunya berikut dokumen pembelian.
“Saya membeli di tempat biasanya tuan,”
Leo membuka kotak itu dan melihat cincin berlian yang sudah dibeli Romero.
“Good semua berjalan sesuai rencana. Baiklah aku akan menjemput Cathy,” ujar Leo sambil memasukkan cincin itu pada sakunya.
*****
Malam itu Cathy tampak cantik. Dia mengenakan gaun pesta warna Coklat keabuan yang elegant, cocok sekali dengan nuansa dinner time malam itu.
“ Kau sangat cantik Cathy,” puji Leo.
Cathy tertunduk malu dan berkata,” Terima Kasih Leo,”
“Leo, aku minta maaf atas apa yang terjadi di Klinik. Aku seharusnya lebih bisa menahan diri dan tidak ….hmm melakukan hal itu,” ujar Cathy malu.
Wajahnya kemerahan saat mengatakan permintaan maafnya. Dia tidak berani menatap wajah dan mata Leo,
“Sudahlah Cathy, kita sama sama dewasa, dan terbawa suasana. Siapapun bisa melakukan hal yang sama. Tapi aku harus jujur, aku menyukainya,” Leo menjawab dengan mengedipkan mata.
Cathy makin malu, wajahnya terasa panas.
“Aku berjanji tidak akan mengulangi hal itu Leo. Aku rasa mungkin kita perlu mampu mengendalikan diri,”
Leo tersenyum simpul lalu menjawab, “ Aku tahu kemana harus membawamu jika ingin hal itu terulang lagi. Dan jujur aku menginginkannya. Namun aku paham, apa yang terjadi disana memang bukan bagian dari terapi bukan?”
Kali ini Cathy tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. Dia menutup mata dan menagkupkna tangannya pada mulutnya.
“Oh Good, tentu tidak Leo. Aku sungguh sudah kelewat batas,”
“Ah, jangan salahkan dirimu. Semua berjalan natural darling,” ujar Leo sambil memegang tangan Cathy.
Lalu Leo mengeluarkan cincin permata yang telah disiapkannya lalu menyematkannya pada jari Cathy.
“Woow apa ini Leo?”
“Aku belum resmi melamarmu, namun itu sebagai tanda bahwa aku mencintaimu Cathy. Aku tahu, hubungan kita masih terlalu singkat untuk segera melangkah ke pernikahan, walaupun aku tidak merasa perlu berlama lama memikirkan dirimu sebagai istriku.”
Cathy sangat takjub dengan cincin bertahtakan berlian besar nan indah itu. Bermimpi saja memiliki cincin semahal itu tidak pernah terlintas dalam benaknya.
“Leo, aku merasa ini terlalu berlebihan. Aku merasa tidak pantas menerimanya,”
“Justru sebaliknya, aku lah orang yang tidak pantas memberikan ini padamu. Aku terlalu naif karena rasa cintaku padamu. Namun jika kau menerimanya, maka hatiku akan bernyanyi karena hal itu berarti kamu meletakkan hatiku dalam hidupmu,” kata Leo sambil mencium tangan Cathy.
Sungguh hanya Tuhan yang tahu, betapa bahagianya Cathy malam itu. Dia terbuai ke langit ke tujuh dan terbang diantara awan awan khayalan, membayangkan dirinya dicintai Sang Don Juan.
*****
semangat