NovelToon NovelToon
Menjaga Amanah Terakhir

Menjaga Amanah Terakhir

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami
Popularitas:704k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sasa Al Khansa

Anin akhirnya menemukan alasan yang mungkin menjadi penyebab suaminya bersikap cuek terhadapnya. Tidak lain adalah adanya perempuan idaman lain yang dimiliki suaminya, Kenan.

Setelah berbicara dengan sang suami, akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Anin meminta suaminya untuk menikahi wanita itu.

" Nikahilah ia, jika ia adalah wanita yang mas cintai," Anindita Pratiwi

" Tapi, aku tidak bisa menceraikanmu karena aku sudah berjanji pada ibuku," Kenan Sanjaya.

Pernikahan Anin dan Kenan terjadi karena amanah terakhir Ibu Yuni, ibunda Kenan sekaligus ibu panti tempat Anin tinggal. Bertahannya pernikahan selama satu tahun tanpa cinta pun atas dasar menjaga amanat terakhir Ibu Yuni.

Bagaimana kehidupan Anin setelah di madu? Akankah ia bisa menjaga amanah terakhir itu sampai akhir hayatnya? Atau menyerah pada akhirnya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAT 11 Dulu dan Sekarang

Menjaga Amanah Terakhir (11)

Reza diam saat ibunya mengingatkan untuk menjaga pandangannya. Ia pun mengikuti ibunya ke dapur untuk meletakkan barang belanjaan yang ia bantu bawa.

" Maaf, jadi merepotkan begini, Bi,"

" Tidak apa-apa, Bu. sudah tugas saya," jelas Nuri yang memang menjadi orang kepercayaan Najma untuk menjaga villa. Lebih tepatnya, Nuri dan suaminya adalah orang yang Najma bayar untuk menjaga kebersihan villa.

" Saya dan anak-anak mau jalan-jalan dulu ya, Bi."

" Silahkan, Bu. Saya mau masak sarapannya dulu,"

" Iya. Terimakasih,"

Ketiga perempuan itu pun berjalan keluar. Sementara Ardi tidak ikut.

" Ternyata enak juga disini ya, Tan? Udaranya sejuk,"

" Makanya kalau lagi sumpek, Tante suka kesini. Biar pikiran Fresh,"

" Ya, disini juga laki-lakinya ganteng-ganteng loh kak? Biar sekalian cuci mata," Reina terkikik.

Plakll

" Ish, bunda. Kenapa tanganku di pukul?," Reina mengusap tangannya yang sebenarnya tidak terlalu sakit.

" Jangan ngajarin aneh-aneh. Cukup kamu saja yang aneh. Kalau Sam tahu calon istrinya matanya jelalatan, baru tahu rasa,"

" Bun, jangan dong. Kak Sam itu suami impian Reina." Reina yang kesal menggembungkan pipinya.

" Ya, sudah. Jangan aneh-aneh. Mbak mu itu gak perlu cuci mata."

" Iya, iya. Cukup Kak Ken seorang," Reina mencebik

" Kalau kamu sudah menikah, kamu juga harus begitu, Rein. Yang namanya rumah tangga, wajar kalau ada masalah. Tapi, masalah ada untuk diselesaikan bukan malah di hindari dan mencari pelarian,"

" Iya, bunda. Reina hanya bercanda,"

Anin hanya diam mendengarkan kedua anak dan ibu itu bicara.

" Nin, kamu beneran akan bertahan dengan Kenan kan?,"

" Insya Allah, Tan." Anin tersenyum.

Ia selalu berdo'a agar Allah melembutkan hati sang suami supaya bisa menerimanya. Yang entah kenapa justru Anin rasakan perubahan itu saat Kenan malah sudah memperistri Laras.

" Kalau dia tidak adil dan masih bersikap abai sama kamu. Bilang Tante. Biar Tante dan Om yang maju."

" Kak Anin belum bilang saja, ayah dan Bunda sudah maju duluan kan? Dengan mengancam Kak Kenan?," ucap Reina

" Hah? Maksudnya mengancam bagaimana, Tan?," Anin terkejut.

" Ya, Om kamu bilang akan menjadi orang pertama yang meminta kalian berpisah kalau Kenan tidak bisa adil antara kamu dan dia."

" Bahkan Kak Kenan di beri waktu sebulan loh kak?,"

"Iya, Tan?," Anin memastikan.

" Iya."

Anin sejujurnya terharu karena dicintai keluarga dari suaminya. Hanya masih minus cinta sang suami saja.

Tapi, bagi Anin sendiri. Perkara hati masih ia bisa upayakan. Masih berdo'a pada Sang Pembolak-balik hati manusia. Maka selama semuanya masih bisa di perbaiki, cerai tidak pernah akan menjadi opsi.

Karena Anin masih berharap, ia menikah sekali seumur hidupnya. Namun, jika pada akhirnya ia tidak bisa bertahan, ia hanya berharap masih bisa mengabdi pada panti yang telah menjadi tempatnya bernaung sejak ia kecil.

...******...

Di tempat Kenan berada, Kenan sedang menikmati sarapan dengan Laras. Laras banyak mengomentari ini dan itu.Dari mulai menu sampai hal-hal kecil yang sebenarnya tidak perlu di komentari.

Kenan mulai merasa asing dengan sikap Laras. Sebelum menikah dengannya, Laras tidak begini.

" Kak, kenapa sih malah ke sini?. Aku mau restoran yang disana. Kayaknya lebih mewah," Tunjuk Laras pada restoran yang gedungnya masih terlihat namun jaraknya cukup jauh dari hotel tempat ia menginap.

" Disini juga makanan enak-enak kok. Apalagi ini paling dekat ke tempat kita menginap," Waktu ada perjalanan ke luar kota dimana mereka pergi bersama, biasanya Laras tipe yang penurut.

Tidak mempersalahkan apapun yang Kenan lakukan termasuk kemanapun Kenan membawa Laras.

" Ck, ..." Laras hanya berdecak kesal.

Kenan pun hanya diam. Apa ia salah jika tidak bertanya dulu? Bukankah biasanya juga begitu? Semua terserah Kenan.

Kenan mulai berpikir, apa benar yang dikatakan teman-temannya kalau Laras itu tidak seperti apa yang aku pikirkan selama ini.

Semua sikap penurutnya hanyalah upaya agar Kenan menyukainya. Setelah menikah, semua jadi berubah.

" Ok. Maaf. kedepannya, aku akan minta saran kamu sebelum memutuskan akan makan dimana," Kenan mengalah.

" Harusnya memang begitu," ketusnya.

Oh, lihatlah. Dulu Laras tak pernah berkata ketus seperti itu. Tapi, kini?

Mood keduanya tiba-tiba berantakan. Padahal ini acara honeymoon mereka. Tapi, baru sehari menikah sudah ada keributan kecil seperti ini.

Keributan tak penting yang tak pernah Kenan rasakan saat ia pergi dengan Anin. Pergi dengan Anin? Tunggu, mereka belum pernah pergi yang benar-benar pergi sekedar jalan berdua. Kecuali ada acara yang harus mereka datangi.

Kenapa sekarang justru aku merasa, saat bersama dengan Anin jauh lebih nyaman daripada saat bersama Laras?. Batin Kenan.

Setelah acara makan selesai, mereka pun jalan-jalan ke tempat-tempat yang Laras inginkan. Termasuk belanja begitu banyak barang. Yang entah apa akan terpakai atau tidak barangnya nanti.

Kenan hanya mengikuti saja kemana Laras membawanya. Awalnya ia ingin hari ini hanya di hotel saja,kan sedang honeymoon. Tapi, ternyata Laras tidak setuju. Ia ingin mengeksplorasi semua tempat yang ada di sana.

Maksudnya adalah ingin berbelanja sebanyak mungkin.

" Itu untuk siapa?," tanya Kenan karena Laras masih membeli ini dan itu.

" Untuk sahabat aku lah. Mumpung ada barang bagus. Masa iya pulang dari sini tidak bawa oleh-oleh," Laras membolak-balik sebuah dress khas daerah sana.

" Kita kan bisa menggunakan hari terakhir disini untuk khusus berbelanja oleh-oleh," Kenan merasa Laras malah melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan mereka pergi .

" Ini namanya mengefisienkan waktu. Jadi, sekali jalan dan nanti tidak harus balik kesini lagi," Kesal Laras karena Kenan hanya mengeluhkan apa yang ia lakukan sejak pergi tadi.

Kenan hanya menghela nafas.

" Ya sudah, aku tunggu disana," tunjuk Kenan pada sebuah kursi tunggu.

Laras hanya melihat sekilas dan mengangguk.

Kenan pun berhenti mengikuti Laras. Melelahkan rasanya. Ia hanya mengamati Laras yang kesana kemari di toko itu.

Ia pun mengedarkan pandangannya. Melihat-lihat apa yang ada di sana. Hingga tatapannya tertuju pada pakaian yang ada disalah satu manekin di toko berbeda.

Ia tersenyum. Langsung beranjak dari tempat ia duduk dan menuju ke toko yang memajang pakaian itu.

Setelah selesai membayar, Kenan kembali ke tempatnya.

Laras yang sudah selesai melambaikan tangan pada Kenan. Kenan pun mendatangi Laras. Ia tahu, sekarang gilirannya. Giliran untuk membayar semua belanjaan Laras.

Laras pun lebih dulu pergi dari sana dan duduk di kursi yang tadi diduduki Kenan.

Mereka kembali melangkah. Bukan ke arah hotel, ternyata Laras masih ingin menghabiskan uang Kenan. Karena selama belanja, kartu Kenan yang dipakai. Sementara milik Laras masih aman belum terpakai.

TBC

1
Rahma Lia
Luar biasa
Sartini Cilacap
Laras ternyata simpenan om om juga
Sartini Cilacap
Diporotin sampai miskin lalu dicampakkan
Sartini Cilacap
Ya ampun kenan sampai bulan madu dengan laras padahal Anin masih segel
Sartini Cilacap
Biasa
Sartini Cilacap
Mungkinkah laras mantan daffa
Sartini Cilacap
Ternyata laras emang licik
Sartini Cilacap
Ternyata banyak yang menunggu jandanya anin
Sartini Cilacap
Kenan bodoh mengkhianati istri yang setia dan baik hati
Sartini Cilacap
Kenan sejahat itu kepada anin
Sartini Cilacap
Kasihan Anin bertahan demi wasiat ibunya kenan
Sartini Cilacap
Nyesek banget bacanya kasihan sama Anin
Sartini Cilacap
Kenan separah itu mengabaikan setiap omongan istrinya
Sartini Cilacap
Mampir baca cerita nya
Innara Maulida
idih Jagan mau Anin,,laki mu dah masuk WC umum 🤮
Nisaaayu
yakin mau bertahan sama pendongeng handal?
Nisaaayu
tiba2 kesel banget sama ibu nya Keenan. Ninggalin wasiat yg menyengsarakan Anin 🥲
Nisaaayu
beneran sakit ternyata si bapak
Ardian Syh
klik profil dong baca karya ku,kalo rame lanjut chap nya/Drool/
Lisa Yacoub
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!