Kehidupan Brian yang menjadi pemuda begajulan dan merupakan anggota geng motor, tiba-tiba berubah total saat sang ayah mengusirnya dari rumah. Dia terpaksa belajar mandiri dengan menjadi kurir pengantar makanan untuk menyambung hidup.
Sialnya, malam itu dia terjebak dengan seorang perempuan mandiri bernama Naomi yang mendapat fitnah dari tetangganya. Mau tak mau Brian dan Naomi harus menikah karena fitnah itu.
Namun, baik Brian maupun Naomi tak ada yang mau mengumumkan pernikahan mereka dan merahasikannya sampai waktu berpisah tiba. Akankah mereka sanggup merahasiakan pernikahan itu sampai akhir?
cek visual di ig @ittaharuka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bad Boy | Bab 34
Brian menatap Rebecca dengan pandangan tanda tanya. Dia tidak menyangka kalau wanita itu juga sedang memanfaatkannya untuk kepentingan Rebecca sendiri.
“Terus kenapa kamu marah kalau kamu juga lagi manfaatin aku?” tanya Brian sembari melirik Naomi yang sekarang didekati oleh laki-laki lain.
“Ya, kesel aja. Emang siapa elo bisa mainin gue. Lo pikir gue apaan sampai lo jadiin taruhan! Jangan mentang-mentang lo ka—”
“Ah, iya-iya sorry!” potong Brian sebelum Rebecca mengungkap jati dirinya yang pasti akan didengarkan Naomi. “Jadi lo mau apa?”
Naomi dan laki-laki asing itu juga terlibat pembicaraan, hanya saja wanita itu tak begitu menanggapi karena memang tidak tertarik dengannya. Bagi Naomi, fokusnya sekarang adalah Brian dan Rebecca, apakah mereka akan putus atau tidak?
Laki-laki asing itu mendekati Naomi karena berpikir Naomi datang sendirian. Buaya mana yang bisa tenang melihat gadis cantik duduk sendirian di kafe. Namun, itu semua percuma karena Naomi tidak menanggapinya.
“Gue nggak mau anak-anak tahu kita putus. Kita kayak biasa aja, bedanya nggak apa-apa kalau nggak jalan bareng-bareng di luar kampus. Selama di kampus, lo tetep cowok gue!”
Rebecca hanya membutuhkan Brian untuk menjadi mahasiswi populer. Ketampanan dan kekayaan Brian sudah terkenal di seluruh antero kampus. Dengan menjadi kekasihnya, secara otomatis Rebecca sudah membuat para gadis di kampus iri dengannya.
Semakin Rebecca populer, semakin besar peluangnya terjun ke dalam industri hiburan sebagai model atau artis.
Sebenarnya, penawaran Rebecca itu cukup menggiurkan. Brian tidak perlu membayar uang taruhan karena gagal, dan Naomi bisa memaafkannya karena sudah putus dengan Rebecca. Namun, sepertinya Naomi tidak setuju.
Brian melihat istrinya menggeleng pelan. Dia tahu, itu artinya Naomi tetap ingin hubungannya dengan Rebecca berakhir, benar-benar berakhir dan bukan pura-pura seperti yang Rebecca mau.
“Gue nggak bisa. Ada hati yang harus gue jaga!” kata Brian sebelum akhirnya bangun dari kursi dan menghampiri Naomi.
Naomi cukup kaget awalnya, tetapi dia percaya dengan keputusan Brian. Tangan mungil itu menerima uluran tangan besar Brian dan ikut bangkit dari kursi, bersiap meninggalkan kafe.
“Oh, jadi lo ke sini sama selingkuhan lo?” tanya Rebecca dengan nada tinggi yang cukup mengganggu ketenangan pengunjung kafe yang lain.
Brian tidak menggubris kata-kata Rebecca. Pada kenyataannya memang Naomi orang ketiga di antara dia dan wanita itu. Namun, hubungannya dengan Naomi jauh lebih kuat daripada hubungan dengan Rebecca yang dilandasi karena sebuah taruhan.
Saat sampai di parkiran, Rebecca masih mengejar. Brian yang hendak memasangkan helm di kepala Naomi, terpaksa mengurungkan niat karena Rebecca terus mengoceh menghina Naomi.
Rebecca yang sudah dikuasai emosi karena gagal mendapatkan apa yang dia inginkan, tak kuasa menahan mulutnya. “Jadi selera lo yang kayak gini! Muka-muka polos taai anjiing kayak gini?”
Brian berdiri tepat di depan Rebecca dengan emosi yang tak tertahan. “Gue udah coba bersikap baik sama lo ya! Kesabaran gue juga ada batasnya, kalau lo terus bicara busuk kayak gini, gue nggak segan-segan buat naampar muka lo pakai helm ini!”
Untuk pertama kalinya Naomi melihat sisi galak dalam diri Brian. Saat melindunginya seperti saat ini, Brian benar-benar terlihat keren di matanya.
Rebecca tertawa seolah tidak memiliki rasa takut. “Jangan bilang dia cewek taruhan lo juga! Setelah lo taruhan buat dapetin cewek paling seeksi di kampus, sekarang lo taruhan lagi buat dapat cewek polos entah dari kampus mana, ya kan?”
Kepala Brian semakin berdenyut mendengar kata-kata ejekan dari Rebecca. Namun, Naomi berhasil menahan Brian untuk tidak membalasnya.
“Nggak usah diladenin. Lagian, cuma kita yang tahu apa yang terjadi dengan hubungan kita, kan?”
Melihat mata Naomi yang berkaca-kaca, Brian jadi terpikir satu hal. Rebecca akan terus mengatakan hal buruk selama dia diam dan tidak bertidak.
Tanpa pikir panjang, Brian mendaratkan ciuman di bibir Naomi dan menikmatinya di depan Rebecca.
***
Malu woee kalau mamang parkir lihat, ongkos parkir naik loh😓😓 tapi kalau Rides ayang, mau kasih vote sama hadiah buat ciumannya Brian parkirnya gratis deh🥰