Inez, seorang perawat lansia.
Sejak sekolah Inez adalah gadis yang berjuang sendiri dan sudah hidup mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, selingkuhnya sang ibu mengakibatkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Ayahnya bernama Hendra sangat mencintai Istrinya tapi godaan lelaki lain telah membutakan mata Anita. Anita adalah ibunya Inez, dan sejak kematian Hendra suaminya Anita selalu menggunakan jasa lelaki brondong untuk menemani kesepiannya dan menutupi rasa bersalah nya.
Sejak saat itu, kebencian Inez pada ibunya sudah tak terbendung.
Hingga kini dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, Kakek itu sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Inez hari ini bisa bangun pagi, karena kak Erni tidak di datangi pacarnya, jadi kos kosan hening tanpa suara apapun. Semalam Inez bisa tidur nyenyak.
"Jam 4, sebaiknya aku mandi dan langsung ke panti"
Inez langsung bersiap, sesuai dengan saran Kakek Wijaya, Inez tidak memakai Rok, tapi mengganti dengan celana panjang.
"Aku siap"
Inez datang ke panti masih gelap, dia langsung menuju ke kamar kakek Wijaya.
Saat berjalan ke kamar Kakek Wijaya. Inez mendengar di kamar kakek Long Tian, ada suara wanita yang mendesah desah.
Aaah
Aaah
Aahhh.
Inez yang penasaran, dia pun mengintip ke jendela yang gordennya sedikit terbuka.
Ternyata, itu Kak Erni, dia sedang main kuda kudaan dengan kakek Long Tian, kakek itu cina kaya raya, dan yang menjadi perawatnya adalah Kak Erni.
Inez langsung lari menuju kamar kakek Wijaya, jantung nya berdebar kencang, karena melihat pemandangan tadi.
"Astaga, pantas saja ,kamar kak Erni hening, berarti semalaman dia tidur di sini bersama kakek Long Tian"
"Iiihh, ko mau sih?"
Inez langsung masuk ke kamar kakek Wijaya.
"Kek, bangun, udah pagi, kakek mau mandi?"
"Apa??? Oh , Inez?"
Terlihatlah Pipis kakek wijaya berceceran, karena keteter kakek Wijaya penuh"
"Inez bersihkan ini dulu ya kek?"
"Iya"
Inez dengan rajin mencopot keteter, dan di cuci.
Lalu Inez mengepel lantai agar bersih.
Setelah selesai, Inez pun membangunkan lagi kakek Wijaya.
"Kek bangun, ayo mandi"
"Iya ayo, kakek mandi sendiri saja, kakek masih bisa"
"Iya kek"
Sementara kakek Wijaya mandi, sesuai dengan keinginan kakek Wijaya, Sprei di ganti, karena memang sudah kotor kena pipis kakek Wijaya.
Inez menggantinya dengan yang wangi dan baru.
Inez pun menyiapkan handuk dan pakaian kakek.
Seprei kotor akan di cuci setelah kakek mandi.
10 menit kemudian, kakek Wijaya selesai mandi, dan tubuh telanjang tanpa busana. Inez langsung mengambil handuk dan mengelap seluruh tubuh kakek Wijaya hingga kering.
Kakek Wijaya pun di dudukan di kasur dan di pakaikan baju.
Mulai baju dan celana. Semua di pasang kan oleh Inez, seperti sedang mengurus seorang Ayah.
Inez sangat telaten, kali ini dia mencuci seprei kotor, meski baju ada yang mencucikan, Inez tetap cucikan sekalian dengan Seprei.
Lalu Inez jemur di depan kamar kakek, terlihatlah, kak Erni keluar kamar kakek Long Tian dan dia diberi uang, lalu di kecup oleh sang kakek.
Dalam hati Inez.
"Apakah kak Erni se miskin itu?, sampai sampai tubuhnya di jual pada kakek kakek"
Inez yang sangat menjaga tubuhnya, dia sampai saat ini tak mau memiliki pacar, padahal Inez adalah wanita yang sangat Cantik, langsing, putih.
Setelah semua selesai sekarang jam menunjukan. Pukul 7, waktunya makan, dengan telaten, Inez menyuapi kakek Wijaya.
Kakek Wijaya yang masih memiliki gigi, dia tidak repot memakan apapun yang keras dan alot. Ayam goreng dan daging masih bisa di makan.
"Kakek mau buah?"
"Iya, mau, kupaskan ya?"
"Iya kek"
Sambil di depan kamar, Inez dan kakek Wijaya duduk, datanglah lagi Angga.
"Kakek, aku bawa kue buat kakek, nieh nez ini buat kamu"
"Engga makasih"
"Loh ko, engga? Maksud kamu apa?"
"Aku ga suka kue"
"Loh, aneh, kalau cake ini?"
"Maaf aku juga ga suka itu"
"Loooooh, kok kamu Aneh, kamu ga suka kue kue kenapa?"
"Ga kenapa kenapa , aku ga suka saja" sahut Inez.
"Kamu takut gemuk ya"
"Bukan, aku tak takut gemuk, emang aku ga suka"
"Aneh, semua cewe itu suka yang begini"
"Iya, itu cewe lain, kalau aku ga suka sih, mau gimana?"
"Hah, aneh kamu!" hahah.
Inez merasa minder di tertawakan seperti itu.
"Angga sudah, namanya kesukaan dan tidak suka tidak bisa di paksa"
"Iya kek, maaf. Inez maaf yah?"
"Iya, Angga ga apa apa ko"
"Ya sudah kamu sudah makan?"
"Sudah tadi di kos kosan sebelum ke sini"
"Baiklah, gimana kek, enak kuenya?"
"Enak, ini kan kue kesukaan kakek"
Inez pun melihat , kue yang di sukai kakek wijaya, ternyata kue di toko ibunya, bertuliskan logo ,Anita Cake.
Inez langsung merasa kesal. Tapi di tahan, karena sejak dirinya kursus dan bekerja di panti ini, ibunya tak ada menghubungi Inez sama sekali.
Hubungan anak dan ibu ini, tak pernah akur, sejak Inez tahu bahwa ibunya selingkuh, dan menyebab kan ayahnya meninggal kecelakaan saat meninggalkan rumah, karena bertengkar, dengan ibu yang selingkuh. Itulah Awalnya, Inez menjadi nakal dan tak menuruti Ibunya, karena gara gara ibunya selingkuh ayah yang paling Inez sayangi pergi untuk selamanya, ayahnya meninggal setelah bertengkar dengan ibunya.
Ayahnya Inez adalah orang kaya, ibunya Inez juga orang kaya, tapi karena mereka menikah tanpa restu orang tua, akhirnya mereka menikah tanpa persetujuan orang tua.
Sehingga kekayaan mereka tidak di bawa hingga kini.
Inez pun belum pernah bertemu dengan kakek nenek dari ayah atau ibu, lost contact, tidak ada hubungan sama sekali hingga kini.
Setiap Inez tanya kakek dan nenek dimana, ibu tak pernah menjawab.
Setahu Inez pokonya kakek neneknya dari kedua orang tuanya adalah kaya raya.
Sejak saat itu, Inez memutuskan saat sekolah nakal dan mandiri setelah selesai sekolah, inez tidak mau kuliah.
Melihat Inez yang seperti kesal, kakek Wijaya langsung meminta Inez membawanya ke taman dengan kursi roda, seolah seperti seorang kakek sendiri, Kakek Wijaya tidak sungkan meminta tolong.
"Inez kakek mau jalan jalan"
"Iya kek"
Inez langsung dengan sigap mengambil kursi roda, sedangkan Angga, duduk sambil makan kue buatan Anita Cake, yaitu tidak lain adalah ibunya Inez.
Melihat keakraban, Inez dan Kakek Wijaya, Angga merasa tenang.
Angga memandang , kebaikan dan keramahan Inez pada kakeknya.
"Dia sangat baik, aku jadi tenang bila tak setiap hari ke sini" ucap Angga.
Angga masih kuliah, tapi dia sudah memiliki kekasih, dan mereka saling mencintai.
Kedua orang tua mereka juga setuju, tapi tidak dengan kakek Wijaya.
Kekek Wijaya, tidak suka dengan Wina karena anak yang manja dan suka kekayaan, bahkan sombong, sekalipun,Wina tak pernah mau datang ke panti Jompo, mungkin karena Jijik juga.
Didikan orang tua Wina menjadikannya seorang anak yang angkuh.
Kakek Wijaya, khawatir, kegagalan anak anaknya akan terulang lagi pada cucu satu satunya itu.
"Angga, adalah anak baik, menurut kamu dia tampan tidak?"
"Tampan kek, Angga adalah lelaki tampan"
"Jika Angga belum punya kekasih, kakek ingin menjodohkanmu dengan dia"
"Kakek, maaf, aku tidak bisa"
"Kenapa?"
"Kan Angga sudah punya kekasih"
"Iya, jika kamu mau, kakek bisa jodohkan kamu"
"Jangan kek, aku orang miskin, aku tidak sepadan dengan Angga"
"Jangan begitulah, kakek tahu kamu mau"
"Maaf, kek, aku tak mau, aku tak cinta pada Angga"
"Cinta bisa menyusul, kakek yakin kalian berjodoh"
"Maaf kek, aku ga bisa"
"Pikir pikir lagi saja, kalau kamu mau, kakek bisa atur"
Inez pun terdiam tidak mau mengomentari, karena sudah menolak tiga kali tandanya memang tidak mau, inez tidak mau menikah tanpa cinta, maka dari itu, sampai sekarang dia belum memiliki pacar.