Di tengah-tengah kemelut perang, seorang gadis muda yang berbakat, Elena, tergabung dalam unit pasukan khusus. Dalam sebuah misi yang kritis, kesalahan bermanuver mengakibatkan kematian tragis.
Namun, alih-alih menemukan ketenangan di alam baka, jiwanya terbangun kembali dalam tubuh gadis polos bernama Lily, seorang siswi SMA yang kerap menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Dengan kecerdasan militer yang dimilikinya, Elena mencoba untuk memahami dan mengendalikan tubuh barunya. Namun, perbedaan antara kehidupan seorang prajurit dan remaja biasa menjadi penghalang yang sulit dia atasi.
Sementara Elena berusaha menyelaraskan identitasnya yang baru dengan lingkungan barunya, dia juga harus menghadapi konsekuensi dari masa lalunya yang kelam. Di sekolah, Lily mulai menunjukkan perubahan yang mengejutkan, dari menjadi korban bully menjadi sosok yang tegas dan berani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ke Rumah
Suasana di ruang keluarga nampak canggung, sebelumnya Damian terus saja mendesak keluarganya agar bisa segera menikah dengan Lily. Namun gadis itu beranjak keluar, seolah menyatakan ketidaksetujuannya, sehingga membuat semua anggota keluarga langsung terdiam.
"Lily..!" kali ini Mona mendatanginya, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya itu. Lily menoleh, kemudian tersenyum tipis.
"Kau tidak ingin menikah dengan Damian?" tanya Mona, Lily menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya.
"Bukankah kalian semua tidak ada yang mempercayaiku? Lalu untuk apa mempertanyakan hal ini lagi? Lakukan apapun yang menurut ibu benar." jawab gadis itu sambil pergi, Mona memijit pelipisnya yang tiba-tiba sakit, ini pertama kalinya dia melihat reaksi Lily yang berbeda dari biasanya.
Mona kembali ke ruang keluarga, dia duduk dengan sangat tenang sambil menatap Damian. Auranya tiba-tiba saja berubah sangat dingin. "Sepertinya kami tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini lagi,"
Nyonya Sherly mengerutkan dahinya, "Kenapa calon besan? Apakah ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu? Jika memang iya, kau bisa mendiskusikannya dengan kami."
Mona menggelengkan kepala, "Putriku bukanlah seorang pembohong, meskipun terkadang sifatnya sulit untuk dimengerti, namun dia sangat menyayangi keluarganya dan hari ini untuk pertama kalinya, Lily berbicara dengan sangat tidak sopan terhadapku. Itu artinya Damian berbohong dan dia berusaha untuk menekan Lily dan sebagai seorang ibu, tentu saja aku tidak mengharapkan hal ini terjadi, jadi pernikahan antara Lily dan Damian kita batalkan saja,"
Mona segera bangkit dari sofa, kemudian mengajak Dany dan juga Resti untuk pulang ke rumah mereka. Suasana hatinya saat ini benar-benar buruk, apalagi setelah melihat dan mendengar ucapan dari putrinya. Dia merasa telah menjadi ibu yang gagal. "Kita pulang!"
Damian ikut berdiri, kemudian menghadang Mona sambil menundukkan kepala. "Maaf.."
Mona melirik sinis ke arahnya, "Mulai hari ini, jauhi Lily!"
Dia segera menarik pergelangan tangan Resti dan Dany untuk segera meninggalkan tempat itu, namun nyonya Sherly segera mengejarnya.
"Besan, ada apa sebenarnya?"
Mona sama sekali tidak menjawab, dia terus melangkahkan kakinya keluar dari kediaman besar itu. Mereka segera menyetop taksi, kemudian pulang dengan hati yang dipenuhi kemarahan. Sementara Lily telah pergi dari tempat itu, setelah berbicara dengan Mona sebelumnya.
Semua orang menatap ke arah Damian, membuat pemuda itu langsung terdiam di tempatnya.
"Katakan, apa yang sebenarnya terjadi, Damian!" ucap Prasetyo sambil menatap ke arah putra kesayangannya.
Damian menarik nafas panjang, sebelum akhirnya menceritakan semua yang terjadi antara dia, Lily dan juga tuan Brahma Aditya. Hal itu tentu saja membuat kedua orang tuanya langsung memelototkan mata.
Wajar jika Mona tersinggung, karena sebelumnya Damian bertingkah seolah-olah telah terjadi sesuatu antara dia dan Lily, sehingga membuat wanita itu langsung bersikap tegas terhadap putrinya, namun ternyata hal itu tidak lebih dari kebohongannya saja.
"Aku akan menemuinya!" ucap Damian sambil bangkit, dia tak mungkin melepaskan Lily begitu saja.
"Duduk!" kali ini Prasetyo juga kesal terhadap putranya, karena telah terprovokasi oleh ucapan dari tuan Brahma Aditya. Padahal pria itu jelas-jelas hanya menggodanya, namun dia menganggap itu adalah kebenaran, sehingga menyeret Lily ke dalam masalah yang rumit.
"Biarkan mereka tenang! Kau bisa menemuinya setelah 3 atau 4 hari." ucap nyonya Sherly. Damian langsung melotot, dia merasa ini tidak adil untuknya.
"Jangan membantah! Kau sudah mempermalukan Lily, jangan berpikir bahwa mereka akan memaafkanmu begitu saja!" ucap nyonya Sherly.
Mereka terdiam sejenak sambil memikirkan jalan untuk bisa menyelesaikan masalah ini dengan keluarga Lily. Walau bagaimana pun, gadis itu tidak sesederhana yang terlihat, sehingga mereka sangat menginginkannya.
.
.
.
Lily baru saja sampai di rumah, dia terburu-buru masuk ke dalam kamarnya, kemudian membuka laptop untuk mengawasi keadaan di luar. Walau bagaimanapun, gadis itu telah pergi selama beberapa hari dan rumor yang beredar tentang 3 keluarga besar perlahan-lahan mulai menurun, hal itu tentu saja merupakan sebuah berita yang kurang bagus untuknya.
Keluarga Ardiansyah sepertinya menjadi yang pertama keluar dari krisis, mereka berusaha untuk memperlihatkan sisi baiknya, bahkan semua anggota keluarga tiba-tiba saja berubah seperti peri.
Mereka yang biasanya akan bersikap angkuh dan angkuh, kali ini menurunkan sedikit gengsinya. Seluruh anggota keluarga mengikuti berbagai macam acara amal dan menunjukkan kedermawanan, sehingga membuat pandangan khalayak ramai terhadap mereka mulai kembali membaik.
Keluarga Mandala dan keluarga Antonio bergabung, mereka merekrut banyak karyawan, sepertinya kali ini Lily akan sedikit kesulitan untuk mengatasinya.
Namun ketiga putri mereka yaitu Rosa, Leni dan Alina masih selalu menampilkan gaya nona muda manja dan membully teman-teman sekolahnya, sehingga membuat Lily muak melihatnya. Sepertinya kejadian yang menimpa Yura tidak dijadikan pengalaman oleh ketiganya.
"Hmm... Sepertinya mereka cukup cerdik! Sayang sekali, karena aku telah berhasil membobol seluruh data milik mafia Black eagle sebelumnya. Keluarga Mandala dan keluarga Antonio pasti akan mengalami masalah besar kali ini," gumam gadis itu sambil menatap penuh kebencian.
Tanpa di duga, Lily mengunggah sebuah informasi yang sangat menarik, perusahaan milik Antonio sebelumnya pernah menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan perusahaan Anton Wijaya, mereka bergerak bersama dibawah 1 komando, mafia black eagle.
Lily menyebarkan beberapa nama yang ikut terseret dengan kelompok mafia itu, bahkan dua keluarga besar yang berstatus sebagai pejabat yang berkuasa dibuat menggigil karenanya. Nama mereka terpampang paling depan, menggunakan huruf yang sangat tebal sehingga mencolok perhatian.
Berbagai kritikan segera meluncur dari para netizen terhadap keluarga-keluarga itu, mereka bahkan mengutuk secara terang-terangan.
Banyak keluarga yang mulai muncul untuk melakukan klarifikasi, mereka tidak ingin disangkut pautkan dengan kelompok mafia Black Eagle, meskipun sebelumnya memang pernah beberapa kali mempergunakan jasa mereka, sebagai jalan pintas untuk bisa mendapatkan kemenangan atas sesuatu.
Lily semakin gencar, dia mulai membuat beberapa akun palsu untuk kembali memberikan tekanan pada musuh-musuhnya, berbagai pemberitaan muncul, bahkan keluarga mereka menjadi sangat tidak senang, karena akan selalu dikejar-kejar oleh wartawan.
Brak...
Pintu kamar Lily terbuka, Mona berdiri dengan nafas yang terengah-engah. "Lily, kau baik-baik saja nak?"
Lily melirik sambil tersenyum tipis, "Aku baik."
"Ibu sudah membatalkan pernikahanmu dengan Damian, jangan bersedih lagi." ucap Mona. Lily mengerutkan dahi mengetahui tindakan ibunya.
"Eeh..." bola mata gadis itu tiba-tiba saja membesar.
'Apa aku keterlaluan? Sepertinya ibu sangat serius, padahal aku hanya membalas drama yang di buat oleh Damian dengan drama yang lain. Hmm... Semoga saja keluarga Aditya tidak membalas dendam. Ini benar-benar merepotkan!'