entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. flashback
Flashback
setelah Alexander masuk ke dalam kamar ruang gantinya. Ferry memutuskan untuk menunggu sang atasan.
wajarlah, dia merasa kepo dengan urusan tuannya. setelah ia menyerahkan alamat itu kepadanya sikap bosnya berubah. iya penasaran Bagaimana kelanjutan hubungan tuannya itu dengan nyonya Anastasia.
tak lama, Alexander pun keluar dari ruangan itu. Alexander pun terkejut melihat Ferry masih berada di ruangannya.
"loh..!! kamu kok masih di sini.? sana kerja sana.."usir Alexander kepadanya. namun Ferry malah mendekat. dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alexander sambil memicingkan matanya.
"bos..." ucapnya. reflek Alexander langsung menjauh kan wajahnya. ia melotot kearah Ferry.
"kamu kenapa sih,??? sudah mulai berani ya kamu...!!" ucap Alexander sambil mendorong tubuh Alexander.
namun ternyata, Ferry yang tidak mau di dorong oleh Alexander pun, langsung menarik tangan nya, dan akhirnya mereka jatuh di atas sofa dengan posisi intim itu.
flas of
"bukan bagaimana..!! jelas-jelas mama melihat dengan mata kepala mama sendiri.!! jangan--jangan, kalian.." ucapnya langsung terpotong dengan teriakan mereka berdua.
"tidak...!!" teriak mereka secara bersamaan. karena mereka menjawab secara bersamaan, mereka berdua terkejut sendiri dan saling memandang heran.
sementara nyonya Tamara membulatkan matanya mendengar kekompakan mereka. Alexander menatap ke arah feri dan berdecak pinggang.
"kamu !! sebaiknya segera kembali ke ruanganmu atau aku akan mengirimkanmu ke._"belum selesai Alexander berkata Ferry pun langsung menyalanya.
"ah.. baik-baik tuan saya akan segera kembali ke ruangan saya. hehehe.. maaf tuan sekali lagi, silakan nyonya dilanjutkan.."ucap Ferry dan langsung meninggalkan ruangan Alexander.
walaupun Ferry kadang bersikap seperti bukan bos dan bawahan, akhir-akhir ini Alexander tidak pernah memarahinya secara berlebihan. Alexander pun menatap kepergian feri.
setelah feri meninggalkan tempat itu, nyonya Tamara pun mendekat ke arah Alexander dan meneliti wajah dan tubuh Alexander dari atas sampai bawah, dari bawah sampai atas. melihat nyonya Tamara memandanginya seperti itu, Alexander mengajukan protes.
"Ada apa Mama ? kenapa melihatku seperti itu.?"tanya Alexander dengan heran melihat tingkah laku ibunya itu. nyonya Tamara menarik nafasnya dalam.
"katakan pada mama, Apakah ini alasanmu menolak menikah dengan Laura?" tanya nyonya Tamara. Alexander pun kembali berdeci.
lagi-lagi kedatangan nyonya Tamara ke sini untuk menanyakan hubungannya dengan Laura. dan tentu saja Alexander yang sedang berjuang untuk mendapatkan hati istri dan kedua anaknya pun menjadi tidak suka.
"CK.. sebaiknya Mama tidak perlu memaksaku untuk menikahi Laura. karena aku sudah memiliki istri dan anak, seharusnya jika mama menyayangi Laura Mama harus mencarikannya jodoh yang belum memiliki keluarga sepertiku.."ucap Alexander sambil berlalu menuju tempat duduknya. nyonya Tamara pun mengekorinnya dari belakang.
"mama bertanya Alex. apa kamu mulai menyukai sesama jenis..?? jangan-jangan kamu_" ucapannya terpotong lagi.
"ma... aku normal. kalau aku ngak normal, aku tidak akan memiliki anak..dan ingat ma. jangan pernah memaksa ku lagi untuk menikah dengan Laura. karena aku sudah punya keluarga." jawabnya lagi dengan kesal.
"Apa maksudmu mengatakan hal itu. mama hanya ingin kamu mendapat perempuan yang baik." ucap nyonya Tamara berusaha berunding dengan putranya itu.
"Mama, maafkan aku jika seandainya aku sudah lancang. tapi yang perlu Mama ketahui saat ini adalah, aku yang tahu bagaimana kebahagiaanku sebenarnya Dan di mana tempatnya. jadi aku mohon pada Mama agar tidak kembali menjodoh-jodohkan Aku dengan Laura. nanti kita bicara lagi ma. aku masih memiliki pekerjaan yang menumpuk."ucap Alexander langsung mengalihkan perhatiannya kepada berkas-berkas yang sudah menumpuk di atas mejanya. melihat tingkah Alexander seperti itu nyonya Tamara pun menjadi kesal.
namun ia tidak bisa mengatakan apa-apa, karena jika Alexander sudah fokus dalam suatu hal maka dia tidak akan merespon siapapun atau kata apapun yang dilontarkan kepadanya.
"ih.. kamu ini. Ya sudah selesai kamu bekerja pulanglah ke rumah. beberapa hal yang ingin Mama bahas kepadamu."ucap nyonya Tamara lagi. Alexander langsung menjawab perkataan ibunya yang saat ini sedang melangkahkan kakinya ke arah pintu.
"jika seandainya kehadiranku membahas mengenai hubunganku dengan Laura, sebaiknya Mama lupakan saja. Mama tahu siapa aku, dan sikap Mama seperti inilah yang sudah mengajarkanku. jadi Mama tidak perlu memaksaku karena aku sudah mempunyai istri dan anak-anak. dan ini terakhir kali aku mengatakan kepada Mama, hormati istriku dan sayangi anak-anakku. jika tidak mampu, maka jangan menyakiti mereka dan membuat mereka menjadi membenciku.
jika sampai itu terjadi Mama akan tahu sendiri akibatnya. dan mama lebih kenal siapa aku sebenarnya."ucap Alexander dengan sedikit ketegasan di dalamnya.
sebenarnya ia tidak ingin mengatakan hal itu kepada nyonya Tamara. hanya saja ia berusaha menggertak nyonya Tamara agar tidak mengusiknya lagi walaupun nyonya Tamara itu adalah ibu kandungnya sendiri.
"kamu..!! kamu sudah mulai mengancam mama ya. kamu..!!_"ucapannya terpotong.
"Ini bukan sekedar ancaman. tapi ini adalah sebuah peringatan untuk mama jangan melewati batas."tegasnya lagi. nyonya Tamara yang tidak setuju dengan penuturan putranya itu langsung menghentakkan kakinya dan bergegas meninggalkan ruangan itu.
sepeninggal nyonya Tamara Alexander langsung menarik nafas dan membuangnya pelan-pelan serta menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kebesarannya.
"hah !! maafkan Aku ma. aku tidak bermaksud untuk mengatakan hal itu, tapi mulai sekarang mama tidak bisa menyentuh istri dan kedua anakku serta calon bayiku."ucap Alexander lagi. nyonya Tamara belum tau, kalau Anastasia hamil kembali. setelah itu, Alexander kembali melanjutkan pekerjaannya.
***
sepanjang jalan, nyonya Tamara selalu menggerutu, dan berjalan dengan menghentakkan kaki.
tak lama, ia pun sampai di dalam mobilnya. mobil itu pun langsung meninggalkan tempat tersebut. nyonya Tamara, meminta supir nya untuk melewati jalan lain.
karena, ia ingin membeli sesuatu. saat mereka sedang berjalan, tiba--tiba, matanya menangkap sosok perempuan yang sangat di kenalinya. awalnya ia tidak percaya kalau itu adalah perempuan itu.
"sebentar pak. pelankan laju mobilnya pak.."ucapnya sambil mengamati keduanya. namun terntu saja, matanya masih sehet. iya mengepalkan kedua tangannya erat-erat.
dari matanya terpancar sorot kemarahan yang sangat besar dan juga kekecewaan kepada perempuan itu. karena perempuan tersebut berpelukan dengan laki-laki lain sambil terus bercumbu mesra.
"tidak mungkin, aku harus mencari bukti tentang nya. apakah karena ini, Alexander tidak mau menikah dengan nya. walaupun aku membenci tindakan Anastasia, tapi aku lebih benci di bohongi dan di hianati." ucapnya lagi. hati nya benar--benar kecewa.
"pak Hasan. lajukan kembali mobil nya." ucap nyonya Tamara Setelah puas melihat mereka.
"baik buk..."ucap Pak Hasan sambil melajukan mobilnya kembali
***
di sisi lain. perempuan itu terus bercumbu dengan kekasihnya tanpa mereka sadari ada mata yang melihat kegiatan mereka. Laura dan Kevin terus asik larut dalam kegiatan mereka itu. karena suasana di tempat itu sangat sepi, Jadi mereka menurunkan kewaspadaan mereka terhadap siapapun.
"sayang.. aku sudah tidak tahan..."ucap Laura menuntut lebih. Kevin pun tersenyum manis. segera ia menerjang tubuh Laura itu. dan terjadilah pergulatan panas di tempat umum tersebut.
namun, mereka sedikit menyembunyikan kedua tubuh mungil itu di sebuah pepohonan yang agak rapat hanya terlihat kepala mereka saja. Kevin terus memacu tubuhnya diatas tubuh Laura sampai akhirnya pol. mereka tergolek lemas.
" hah.... sayang, kamu sangat nikmat sekali." ucap Laura sambil menyapu lembut pipi sang kekasih. Kevin tersenyum. ya... setiap mereka bertemu, pasti akan berakhir seperti ini.
"Tentu saja, siapa yang dapat memuaskan kamu selain aku.." ucapnya lagi. mereka kembali mengenakan pakaian mereka, karena mereka sedang berada di luar ruangan, maka cukup melakukan satu ronde saja. selanjutnya akan mereka lakukan di apartemen Kevin.
"lalu bagaimana ?. sudah ada kemajuan tentang hubungan mu dengan Alexander? kita harus cepat mendapatkan suntikan dana. kalau tidak, perusahaan ku benar-benar akan bangkrut." ucapnya.
"sayang, sebaiknya kita tidak membicarakan nya disini. sebaiknya kita pulang dan membicarakannya." ucap Laura. Kevin pun jadi tersadar.
"ya sudah kalau begitu." mereka pun langsung meninggalkan tempat itu dan bergegas kembali ke apartemen Kevin.
sesampainya mereka di apartemen itu, mereka langsung mengulang kegiatan panas itu. setelah lama melakukan pergulatan panas. mereka sama sama tergolek diatas tempat tidur sambil menatap langit langit kamar. tiba tiba, kevin kembali bersuara.
"lalu, bagaimana kelanjutan hubungan mu dengannya ?"tanyanya lagi. Laura menghembuskan nafasnya.
"begitu lah. semakin hari, aku semakin susah untuk berhubungan dengan Alexander. bahkan, ibunya saja ia tentang. bagaimana kalau itu aku.. aku yakin, dia pasti sudah mendapatkan yang lain." ucap Laura. Kevin pun segera mengarahkan pandangannya kepada laura.
"apa maksudmu.!! ingat, kita tidak boleh kehilangan uang Alexander. karena aku sangat membutuhkannya. dan mengenai perubahannya. sebaiknya kamu cari tau, jangan sampai ke colongan." ucap Kevin lagi dengan tegas.
sementara Laura yang sudah cinta mati olehnya, menurut saja dan melakukan apapun yang di katakan oleh kevin. ia tidak sadar bahwa selama ini, ia sudah di manfaatkan oleh nya.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚