Naya seorang wanita yang ceria seketika berubah hidupnya setelah mengalami kecelakaan kerja. Tak hanya mengalami kelumpuhan, satu persatu nasib malang mulai hadir di hidup Naya. Meskipun atasan tempat Naya bekerja bertangung jawab atas Nanya namun itu tidak mampu membuat hidup Naya lebih baik.
Lalu bagai manakah Naya menjalani hidup dengan nasibnya yang malang itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melakukan Pemeriksaan
Saat ini Damar sudah bangun dan sedang mandi. Pria itu hanya minta maaf karena tidak sengaja tadi menahan tangan Naya. Sungguh dia tidak sadar melakukan itu, kata Damar seolah itu bukan hal besar. Tapi Damar tidak tahu jika perbuatannya itu telah membuat jantung Naya berdebar sampai sekarang.
Suara pintu kamar mandi terbuka tak membuat Naya langsung menoleh. Naya tidak ingin melihat tubuh Damar, karena Naya sudah hafal jika pria itu tidak pernah membawa baju ganti ke kamar mandi.
"Setelah ini kita akan ke rumah sakit. Hari ini jadwal mu melakukan cek ulang." beritahu Damar ketika dia selesai bersiap.
Pantas saja dia tidak ke kantor. Batin Naya.
"Ayo, aku bantu ke kamar mandi." kata Damar setelah memindahkan tubuh Naya ke kursi roda.
Kalimat yang selalu di ucapkan oleh Damar setiap hari seolah terprogram di otak pria itu dan setiap hari juga Naya akan menolak.
"Tidak. Aku sama perawat saja." tolak Naya yang kemudian menekan tombol remote untuk memanggil Cica dan Fitri.
Selesai sarapan Damar dan Naya langsung pergi ke rumah sakit. Damar sudah membuat janji dengan Dokter yang merawat Naya, sekaligus akan bertemu dengan dokter terapi yang sudah datang dari luar negeri.
Sejauh ini Damar sendiri yang mengurus Naya tanpa bantuan orang lain, kecuali untuk kebutuhan pribadi Naya seperti mandi, berganti pakaian dan buang air atau ketika Damar sedang di kantor. Dan Damar sama sekali tidak merasa repot di tengah kesibukan kerjanya.
*
Sementara itu di perusahaan, Awan sedang bersama sahabatnya Roydi Pranata. Seorang pengusaha hotel dan properti dan merupakan ayah Rosa. Roydi baru pulang dari perjalanan dinas di luar negeri kemarin dan datang ke sini karena memenuhi permintaan sang anak.
"Aku dengar Damar sudah menikah ? apa benar ?" tanya Roydi setelah berbasa-basi sebentar.
"Iya, itu benar." jawab Awan jujur.
"Wah, tega sekali kau tidak mengundang ku. Apa kau tidak lagi menganggap ku teman ?" kata Roydi dengan nada bercanda.
"Bukan begitu. Pernikahan itu mendadak sekali. Kami tidak mengundang siapa pun." Awan kemudian menceritakan tentang pernikahan Damar yang memang sangat tiba-tiba.
Roydi adalah sahabatnya, jadi tak ada salahnya Awan bercerita kepada Roydi.
"Ku pikir kita akan jadi besan karena Damar menikah dengan Rosa." kata Roydi masih di warnai dengan nada garing meskipun sebenarnya dia juga sangat kecewa.
Roydi tahu jika selama ini putrinya mencintai Damar dan berharap menikah dengan pria itu. Tapi sepertinya mereka memang tidak berjodoh karena setelah sekian lama Damar tidak juga datang melamar Rosa. Malah menikah dengan wanita lain.
"Semoga saja, Aku masih ada satu orang putra lagi yang masih lajang. Semoga saja berjodoh dengan putri mu." balas Awan sambil tertawa.
Awan memang tidak mau mengatur perjodohan anak-anaknya. Biarlah mereka memilih pasangan mereka sendiri karena mereka sendiri yang akan menjalani kehidupan rumah tangganya. Tugasnya sebagai orang tua hanya memastikan jika anak-anaknya tidak salah pilih pasangan.
"Ya, ya, ya kau benar." Roydi membenarkan ucapan temannya itu sambil tertawa.
Tapi dalam hatinya menyimpan perasaan cemas karena mengingat bagai mana sifat Rosa yang selalu memaksakan kehendaknya. Semoga saja Rosa bisa menerima pernikahan Damar dengan ikhlas dan tidak akan berbuat sesuatu yang aneh-aneh.
"Oh, ya di mana Damar ?" tanya Roydi lagi mengalihkan pikirannya.
"Aku ingin mengucapkan selamat untuknya." lanjutnya.
"Pagi ini Damar membawa istrinya ke rumah sakit. Mungkin siang nanti baru dia akan datang."
"Ah, sayang sekali. Sampaikan salam ku jika dia sudah kembali." kata Roydi.
Pembicaraan keduanya pun berlanjut tentang bisnis, tak lagi membahas tentang pernikahan Damar.
*
Di rumah sakit Naya sudah selesai bertemu dengan dokter yang merawatnya. Semuanya sudah membaik dan Dokter menyarankan Naya untuk kembali bulan depan melakukan cek lagi.
Setelah itu Damar membawa Naya ke dokter terapi dan menunjukkan hasil pemeriksaan kesehatan Naya.
Dokter laki-laki yang berasal dari Tiongkok itu membaca dengan teliti kertas di tangannya sambil sesekali melihat ke arah Naya. Dia harus memastikan keadaan pasiennya lebih dulu apakah bisa dilakukan terapi atau tidak.
Wajah dokter itu tampak serius sehingga membuat Naya cemas. Naya takut jika dia tidak bisa disembuhkan. Damar juga mencemaskan hal yang sama, tapi pria itu tetap terlihat tenang sambil menunggu keputusan dari dokter.