ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 22
" Gael, ayo!
" Where?"
" Ke apartemen punya Mommy."
Ayesha akhirnya kembali juga dari bepergian. Dan Gael kini tahu kemana tadi ibunya itu pergi setelah dari perusahaan Brahmana. Rupanya dia mencari sebuah apartemen yang merupakan miliknya terdahulu.
Penjelasan singkat Ayesha mengenai apartemen itu adalah miliknya yang ia sewakan selama ini. Dan kata pengelola kebetulan sekali sudah tidak di sewa setidaknya 3 bulan yang lalu.
Entah ini merupakan sebuah keberuntungan atau tidak, tapi setidaknya kini mereka memiliki tempat tinggal. Dan kelebihan yang lain yakni di apartemen milik Ayesha ada sebuah ruangan kecil yang dulu oleh Ayesha di fungsikan sebagai mini laboratorium.
" Jadi, apakah kita bakalan stay di Indonesia dan nggak kembali ke LN?"
" Ehmm, untuk saat ini kayaknya iya. Apa Gael nggak keberatan?"
Gael mengangguk, sebenarnya ia sedikit senang jika memang benar demikian. Di sini pasti Ayesha banyak memiliki koneksi, entah teman lama atau setidaknya dia lebih mudah dalam membangun koneksi.
Dan sedikit pengetahuan yang di dapat Gael, bahwa di tanah kelahiran sang ibu terkadang pekerjaan tidak selalu harus dengan lulusan yang berkorelasi. Jadi mungkin Ayesha bisa mendapatkan perkejaan yang tidak melulu sesuai dengan ijazah yang dimilikinya.
" Kita tinggal angkut koper dan dufle bag serta ransel mu gael, karena kemarin kita nggak ada bongkar."
" Iya Mom, udah ready kok."
Ayesha tersenyum, ia sangat puas karena meskipun sama-sama berada di satu kota tapi setidaknya ia tidak akan bersinggungan dengan keluarganya. Karena kembali lagi seperti dulu, dia bisa hidup sendiri dengan nyaman.
Akan tetapi apakah akan berjalan sedemikian mulusnya. Terlebih dua pihak kini akan mengejar Ayesha. Satu pihak menginginkan dia dan anaknya pergi jauh dari negara ini dan satu pihaknya lagi ingin wanita itu tetap berada di sini bahkan ingin sekali dia angkut ke kediamannya.
Ryder Yaslan Brown, setelah dia tahu apa yang terjadi pada dirinya, setelah ia tahu kejadian yang sebenarnya tentang bagaimana Ayesha mendapatkan benihnya, Ryder jelas tidak akan tinggal diam.
Terlebih dia punya senjata mematikan yang akan membuat Ayesha tidak akan bisa mengelak ataupun lepas darinya.
" Aku bakalan terima semua hukuman dari kamu."
Kalimat itu Ryder pegang teguh. Karena ia yakin dengan cara itu nanti Ayesha tidak akan bisa lari darinya.
Pertanggungjawaban, ya itulah yang akan Ryder minta dari Ayesha. Ayesha harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ia lakukan terhadap Ryder.
Sepertinya ini sedikit terbalik bukan? Jika biasanya wanita yang akan menuntut pertanggungjawaban dari pria maka kasus Ryder dan Ayesha ini menjadi kebalikannya. Si pria lah yang meminta pertanggungjawaban dari si wanita.
Selama kembali ke rumah, Ryder tidak melepaskan senyumnya. Ayesha sudah berada pada jangkauannya. Anak buah yang ia tugaskan terus berada di sekitaran Ayesha, meskipun sudah ketahuan oleh Gael. Namun Ryder sudah meyakinkan anaknya itu bahwa dia tidaklah orang yang buruk.
Meskipun belum sepenuhnya mendapat kepercayaan dari Gael, tapi paling tidak Ryder sudah mengantongi sedikit kesan baik. Dia sudah membuat gael yakin bahwa dirinya bukanlah pria yang buruk.
" Ibu Ayah, i'm homeeee."
Ryder berteriak ketika memasuki rumah, membuat Yasmin dan Erlan hanya menggelengkan kepalanya pelan. Usianya sudah kepala 3 tapi terkadang kelakuan Gael tidak ubahnya seperti bocah jika demikian.
" Kayaknya seneng banget?" tanya Erlan ketika melihat raut wajah putranya. Ekspresi wajah Ryder sangat berbeda dari yang tadi malam. Sepertinya anak itu sudah mendapatkan apa yang dia cari, seperti itulah isi kepala erlan.
" Yups, seperti yang ayah pikirkan. Aku udah ketemu benang merahnya," sahut Ryder sambil mencomot camilan yang ada di atas piring.
" Apa?" kali ini Yasmin yang bicara, dia terlihat sangat penasaran dengan binar pada mata Ryder.
" Aku akan bawa Ayesha dan Gael ke rumah ini. Tentunya aku juga akan menikah dengan Ayesha dan memberikan nama Brown di belakang nama Gael. Nah, aku juga bakalan gunain ini juga buat bawa Ayesha.
Gael menunjukkan sebuah helaian rambut. Tanpa bertanya baik Yasmin maupun erlan sudah langung tahu apa yang akan dilakukan oleh Ryder.
Ya, Ryder akan melakukan tes DNA. Meskipun tanpa itu mereka sudah yakin bahwa Gael adalah anak Ryder, tapi setidaknya Ryder akan berjaga-jaga.
Bukan hanya sekedar penolakan dari Ayesha saja yang jadi pertimbangannya, melainkan dari dua wanita yang sepertinya tidak menginginkan keberadaan Ayesha.
Jika sudah ada tes DNA maka siapapun tidak akan bisa meragukan Gael. Siapapun tidak akan ada yang berani mengusik Gael dan Ayesha.
" Lalu, kok nggak langsung lakuin tes aja?"
" No no no, nggak bisa disini Yah. Nggak aman, aku mau minta tolong Ayah buat tes di rumah sakit kita aja. Biar beneran bersih tanpa adanya manipulasi. Di RS Awal Brown, nggak akan ada yang berani macem-macem. Aku yakin Ayah paham maksud aku kan, Ibu juga pasti paham."
Erlan dan Yasmin mengangguk, terlebih saat Ryder tadi tidak di rumah Tania kembali menghubungi Yasmin. Dia meminta untuk kembali bertemu, tapi Yasmin belum memberikan jawaban.
Yasmin merasa bahwa dia harus memberitahukan hal ini kepada Ryder.
" Temui aja Bu, aku pengen tahu apa yang akan dia katakan ke ibu."
" Oke kalau gitu, habis ini Ibu bilang ke dia kalau sore ini Ibu bisa ketemu."
Ryder tersenyum simpul, Tania meminta bertemu, pasti ada yang ingin dia katakan. Dan sebenarnya Ryder sudah bisa menebaknya, tapi tidak ada salahnya mendengar langsung apa yang ingin wanita itu katakan pada ibunya.
TBC
saya mohon maaf untuk bagian yang ternyata absurd ini.
agaknya saya kurang reseach di bagian ini karena terburu" guna pengembangan alur.
terimakasih untuk kritik dari teman", semoga kedepannya saya bisa lebih hati" dalam membuat adegan demi adegannya.
tapi sungguh saya senang karena teman" mengoreksi. itu akan saya jadikan sebuah pembelajaran agar lebih hati" ke depannya.
sekali terimakasih ya.
🤗🤗☺🙏🙏
terimakasih kk author 🙏