Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA SEBELAS
Usai mengemasi barang-barang dan pakaian yang tidak seberapa banyak, Alhambra dan Kinara memesan makanan delivery.
Alhambra sengaja tidak memiliki pekerja yang tinggal di sini, jadi hanya petugas bersih-bersih yang datang saat dipanggil saja.
Sekarang, Alhambra sudah memiliki istri, walau bukan istri khayalannya tapi tetap status Kinara istri sahnya.
Bahkan, mereka tengah memandangi buku nikah sambil makan malam bersama secara lesehan di depan televisi dan Sofa.
Setelah meneguk meminum, Alhambra meletakkan buku nikahnya. "Aku seperti menikah dengan laki-laki. Di buku nikah kita. Kau bahkan lebih tampan dariku."
Kinara hanya memutar bola mata. Alhambra memang bukan orang pertama yang berkata jika dirinya tidak mirip seperti wanita, tapi anak manja ini cukup terang-terangan.
"By the way, kamu serius nggak pernah kenal nama Alhambra sama sekali?"
Kinara mengangguk, dia memang tidak pernah mengikuti gosip atau apa pun soal anak-anak orang kaya.
Selain mereka beda fakultas, Kinara di Sastra dan Budaya, sedang Alhambra di Ekonomi dan Bisnis, Kinara tak ada waktu untuk bergosip dengan teman-teman.
Sejauh ini dia tahu tentang Genk JAS-MC yang isinya anak konglomerat, tapi, hanya sebatas tahu saja tidak ke akar-akarnya.
Dan, saat Echy membicarakan Alhambra di telepon bersama Mama Miranda, dia tidak berpikir jika Alhambra yang disebut-sebut pria menyebalkan ini.
"Aku bahkan baru melihat mu di--" Kinara berpikir, dia tidak ingin mengatakan bahwa dialah yang menendang di malam saat Alhambra mabuk. "Lupakan, aku lagi makan."
"Lupakan, Aku lagi makan." Alhambra mengikuti gaya bicara istrinya dengan bibir miring dan gelengan kepalanya.
Kriing.... Alhambra melirik ponsel yang berdering, dia lihat sejenak panggilan dari Daddy Sky. Kinara melanjutkan makan sementara Alhambra mengangkat telepon.
"Hmm, Dadd--"
📞 "Betah kamu di apartemen dengan istri kamu, Sayang?"
"Hmm." Alhambra mengiyakan. Panggilan dikeraskan, lalu diletakkan di sisi piring demi mengambil tisu untuk menyapu bibirnya.
📞 "Daddy masih di Aussie. Barusan Kaprodi kamu menegur Daddy. Kamu tidak ikut kelas atau apa pun dengan baik selama ini, bahkan kamu terancam tidak lulus mata kuliah."
Mendadak, Kinara menatap wajah sendu Alhambra. Agaknya, memang ada apa-apa dengan pemuda ini dan permasalahannya seputar dengan pendidikan.
📞 "Kita sudah bahas tentang ini dari sebelum kaki kamu patah."
Alhambra diam saja.
📞 "Meski bukan dengan wanita impian kamu. Tapi Daddy sudah turuti kemauan menikah muda kamu, sekarang tolong, turuti juga kemauan Daddy."
"Hambra nggak mau lanjut kuliah, Dadd, aku lumpuh!" sergah Alhambra. Kinara mendadak kenyang melihat raut sedih suaminya.
📞 "Apa lumpuh mu juga kesalahan Daddy hmm?"
Alhambra terdiam, yah, dia yang salah.
📞 "Hanya kaki kamu yang lumpuh. Otak kamu masih sehat, Alhambra! Dokter sedang berusaha supaya kamu bisa berjalan lagi, kamu hanya Daddy suruh fokus belajar. Kamu nggak malu? Bang Lasca bahkan sudah lulus sarjana di usia 18 tahun, Sayang."
Kinara tahu sekali, dibeda-bedakan dengan anak lainnya, cukup menyakitkan. Kinara paham, karena banyak orang-orang yang membanding-bandingkan sikap tomboinya dengan kecantikan dan feminimnya, Echy.
📞 "Daddy nggak mau tahu, Daddy mau kamu lanjutkan program studi kamu. Kamu serius fokus sama pendidikan lagi! Kaki kamu yang lumpuh, bukan alasan kamu bangkit. Banyak di luar sana, yang nasibnya bahkan lebih miris dari kamu tapi bisa lebih sukses!"
Alhambra terkekeh. "Apa sukses harus menjadi warga kantoran?"
📞 "Of course!" Tegas seperti perangai Daddy Sky Rain selama ini. "Kamu tidak harus bertanya itu karena kamu tahu asal usul nama Rain yang menjadi nama belakang mu!"
Alhambra mulai berkaca-kaca. Sejatinya, Ekonomi dan Bisnis bukan bidang yang Alhambra minati, itulah kenapa dia berat melalui setiap fase di program studinya.
📞 "X-meria butuh satu lagi pemimpin dan itu kamu, Alhambra ... Ingat ini, Daddy tidak akan mengasihani mu hanya karena kamu lumpuh, Sayang ... Daddy akan tunggu sampai kamu punya kabar baik, kalau sampai bulan depan kamu tidak bisa kasih kabar baik, terpaksa, fasilitas kamu akan Daddy batasi."
Sambungan diputuskan, Kinara menutup kedua telinga dengan mata terpejam rapat saat Alhambra melempar piring di depannya ke arah dinding hingga hancur.
"Hambra!" Kinara hanya perlu menenangkan suaminya. Bagaimana pun, mereka sudah terikat di bawah payung pernikahan. "Why?"
Alhambra mendongak, jujur saja dia tidak bisa mengatakan apa pun. Bisnis ayahnya memang butuh orang, tapi Alhambra memiliki passion sendiri untuk hidupnya.
Itulah sebabnya dia lebih memilih tinggal di apartemen dari pada dengan keluarga. Fakta yang terjadi adalah, Daddy Sky selalu bilang melukis hanya hobi anak wanita bukan lelaki di keluarga Rain.
"Kamu butuh pelukan?" Kinara merentangkan kedua tangannya, dan Alhambra memeluknya untuk sekedar melepas keluhannya.
Tepukan Kinara di punggung, cukup bisa menenangkan Alhambra. "Kamu bisa cerita semuanya. Kita sepakat kita teman kan?"
Alhambra mengangguk. Kinara lantas mengurai pelukan. Menatap suami yang sepintas hanya anak nakal dan pembangkang ternyata benar-benar problematik.
"Setidaknya Daddy Sky benar. Kaki kamu bukan akhir dari segalanya, Bra. Dokter sedang berusaha supaya kamu bisa berjalan lagi. Selagi menunggu sembuh, kamu perlu melanjutkan pendidikan juga."
"Aku tidak paham soal bisnis." Alhambra sudah katakan, Alhambra tidak menyukai ekonomi dan bisnis. Prodi kewirausahaan bukan bidang yang dia inginkan.
"Bukan tidak paham. Mungkin hanya tidak menyukainya saja. Kamu akan menjalaninya dengan baik setelah menyukainya."
Alhambra merasa teduh dengan genggaman tangan dan tatapan mata itu. Entahlah, meski Kinara tidak secantik wanita-wanita yang selama ini dia pacari, Alhambra menemukan sesuatu yang tidak bisa dia terima dari semua wanita-wanita yang pernah dia kenal.
"Kamu mau ikut aku jalan-jalan?"
Kinara akan ajak anak manja ini ke suatu tempat. Mungkin di sana, Alhambra akan membuka lebar-lebar matanya, dan melihat betapa beruntung dirinya.
"Kita akan jalan-jalan sekaligus, terima pesanan taksi online." Kinara tertawa karena Alhambra pun tertawa mendengar ajakannya.
Kinara mengambilkan jaket dan sepatu Alhambra, dia pun bersiap. Memang sudah larut malam, tapi Kinara sudah terbiasa jalan di Jakarta dengan suasana malam.
Kinara dan Alhambra turun ke lobby, langsung berlalu dari apartemen bersama mobil luxury fasilitas suaminya.
Alhambra cukup tenang walau masih belum sanggup berbicara apa pun. Sepanjang perjalanan, pemuda itu meremas lututnya sendiri dengan raut sendu kecewa seolah menyesal dengan takdir yang dijalani.
Sampai, tiba di panti asuhan luar biasa, Kinara memarkir mobilnya. Terdiam sesaat sebelum akhirnya, Alhambra menatapnya bingung.
"Mau apa kita ke sini?"
"Di sini panti asuhan khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Ada yang lumpuh, ada yang buta, ada yang tidak punya tangan, dan parahnya lagi mereka tidak punya orang tua."
Alhambra terenyuh, dia menatap kakinya yang tidak bisa berjalan. Bukankah dia juga bernasib sama seperti anak-anak di panti asuhan ini?
"Aku dan anak-anak aktivis sering ke sini. Mereka ada yang bercita-cita menjadi pilot, menjadi dokter, bahkan ada yang bercita-cita menjadi aktor terkenal seperti Hangga Laksamana yang kata kamu masih saudara."
Alhambra terkekeh karena Kinara tertawa saat mengatakan kalimat yang terakhir.
"Kamu perlu belajar dari semangat juang mereka. Mereka memiliki hati yang murni, dan yang pasti pikiran baik terhadap semua orang termasuk Tuhannya."
Alhambra tertampar realita.
"Kamu masih lebih beruntung daripada mereka, Hambra. Kamu lumpuh saja, kamu masih bisa memerintah seseorang yang bahkan memiliki kaki yang lebih kuat dari kaki mu sekarang."
Alhambra bergeming menyimaknya.
"Aku tahu impian mu hancur sejak kaki mu patah, dan Echy tidak jadi menjadi istri mu, tapi, hidup kamu masih panjang, kamu masih bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk orang-orang di sekitar mu."
Kinara lantas menunjukkan tiket masuk ke galeri lukisan. "Aku dapet info ini dari temen-temen aktivis ku, ada kontes dan pameran lukisan di Royal Gallery Of Art, dan tempatnya di Surabaya."
Alhambra terkekeh. "Anak Sky Rain tidak akan pernah ikut-ikutan memamerkan lukisannya. Atau, dia akan disebut wanita."
makasih outhor kesayangan,rasanya gak mau berenti baca,,kayaknya mau nambah deeeh ciuuus
udah dech ki.. kamu mah kalah ilmu kl sdh dgn daddy sky🤣🤣🤣