" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serru dong
Keesokan harinya. Zahra dan keluarganya sedang duduk makan di meja makan.
" Kak Radit mau kemana kak. kok bawa koper segala" Tanya Zahra pada kakaknya yang sudah siap dengan Kopernya lengkap dengan pakaian dinas.
" Kakak ada tugas di luar kota untuk beberapa hari ke depan dek." Jawab Radit tersenyum pada adiknya.
Wah... Seru dong jika kak Radit berada di luar kota. Aku bisa mencuri curi waktu untuk keluar dan tidak perlu khawatir jika kak Radit akan menemui ku.Batin Zahra tersenyum senang dalam hati.
" Kak, apa kakak memiliki nombor ponsel ustadz Sulaiman" tanya Zahra santai pada kakaknya.
" Ada. Sebentar" Kata radit memberikan nombor ponsel Sulaiman pada adik nya tanpa bertanya pada adiknya. Radit sangat mempercayai Ustadz Sulaiman. Jadi dia sama sekali tidak keberatan jika Zahra meminta nombor ponselnya.
" Ini. Kamu catat sendiri"Radit memberikan ponselnya pada Adiknya untuk mencatat nombor ponsel ustadz Sulaiman.
Zahra mengambilnya dan mencatat nya di ponselnya. Abah dan juga Ibu mereka hanya diam menikmati sarapan mereka melihat kakak adik dihadapan mereka.
Setelah sarapan Zahra pamit ke kampus. Beberapa minit Zahra mengendara dia sudah tiba di kampus.
"Ra. " Panggil Sisil pada Zahra yang baru tiba.
" Sil, Ayuna kalian dari tadi nyampe" Tanya Zahra melihat Sisil juga Ayuna yang menghampirinya.
" Gue aja... Kalau Ayuna tau sendiri lah" sindir Sisil pada Ayuna yang memang sering telat karena dia harus bekerja malam kadang pulang dini hari dari pekerjaannya.
Ayuna seperti biasa hanya menyengir. Zahra menggeleng melihat Ayuna.
"Baby.. "Panggil Ken berjalan mendekati mereka bertiga bersama dengan Dion.
" Ken. Kau baru tiba" tanya Zahra melihat Ken yang tersenyum manis padanya.
"Ya baby''
" Besok kan Libur. Ke bar yuk malam ini" Ajak Dion pada mereka. Ayuna hanya diam mendengar pembicaraan mereka berempat. Karena Ayuna memang tidak tertarik dengan kegiatan mereka.
" Boleh." Jawab Sisil dengan bola mata melihat ke arah Ken.
"Bagaimana dengan lo Ra. Lo nggak mau ikutan" Tanya Dion pada Zahra.
"Ikut juga. Jika Ken menjemput ku" Kata Zahra
" Tidak ada masalah baby.. Aku akan menjemput mu malam nanti."Sahut Ken cepat
" Ok Sip" Kata Zahra membentuk kosong pada jari jarinya.
,,,,,,,,,
" Kak. kakak sudah tunangan sama Zahra anak kyai Adnan" tanya Elina Pada Ustadz Sulaiman. Saat ini Ustadz Sulaiman berada di rumahnya.
" Hm" Sulaiman hanya berdehem dia sangat malas membicarakan Zahra yang bertingkah sangat menjengkel kan.
" Loh. Kok hanya Hm. Apa kakak tidak menyukai gadis cantik itu. Dia cantik loh kak. Selain itu, dia juga salah satu teladan bagi santriwati yang berada di Al Fatih" Kata Elina memuji Zahra.
Mendengar pujian Elina untuk Zahra. Sulaiman langsung memijat pelipisnya memikir kan sikap asli Zahra yang sesungguhnya seperti Apa.
"Mana suami mu Elina. Aku tidak melihatnya" Tanya Sulaiman mengubah topik pembicaraan. Dia sangat malas jika membahas tentang Zahra. Wanita yang penuh dengan sandiwara
" Keluar sebentar kak. "Jawab Elina di angguki oleh Sulaiman.
Tidak lama Sulaiman juga pamit pulang pada Elina Adik sepupunya.
,,,,,,,
Saat ini menunjukkan pukul tujuh malam.
" Kak, anterin aku ke Mall yuk. aku ingin membeli sesuatu kak" Kata Danissa pada kakaknya yang sedang duduk di ruang keluarga.
" Mau beli apa Dek" Tanya Sulaiman tanpa melihat pada Danissa. Bola matanya sedang fokus pada layar televis yang berada di hadapannya
" Ada deh kak" Jawab Danissa memelas pada kakaknya.
" Ya sudah, ayo" Ustadz Sulaiman langsung mengambil kunci mobil keluar dari rumah menuju Mobil bersama Danissa setelah pamit pada Abi Umi nya.