TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Jam makan siang sudah hampir berakhir, namun tidak ada tanda tanda kedatangan Keiina.
Dua pria dengan cara mencintai yang berbeda tengah menunggunya, yakni Kaisar yang mencintai sang adik karena Keiina adalah adik kandungnya, dan Ryu yang mencintai sebagai lawan jenis yang memuja wanitanya.
"Coba telpon, Ry." Kata Kaisar pada Ryu.
"Aku gak tau nomer Hp nya." Jawab Ryu sambil nyengir.
"Ck kau ini, katanya suka, cinta, tapi nomer ponsel adikku saja tidak tau." Decak Kaisar.
"Kita susul saja." Ajak Ryu.
Kaisar terlihat berpikir.
"Jangan banyak mikir, perusahaan itu milik Daddy Pras, lagi pula kamu juga akan menarik Keiina kan?" Ucap Ryu yang di angguki oleh Kaisar.
Kaisar dan Ryu kembali ke Medika Group dan segera ke lantai tempat dimana Keiina bekerja. Terlihat lantai itu sudah ramai karena jam istirahat yang sudah hampir berakhir.
Ryu masuk ke ruangan yang berisikan beberapa orang. Dilihatnya Keiina yang masih berkutat dengan pekerjaannya dengan berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
"Kamu menyiksa adikku disini?" Kata Kaisar tidak terima saat melihat meja Keiina dari kejauhan.
Ryu pun tidak suka dengan pekerjaan Keiina yang menumpuk. Dengan wajah kesal Ryu menghampiri meja kerja Keiina sementara Kaisar memperhatikannya dari jauh.
"Kenapa pekerjaanmu banyak sekali? Karyawan training hanya mempelajari beberapa pekerjaan dan membantu pekerjaan karyawan lain, bukan pekerjaan menumpuk begini." Kata Ryu dengan arah mata melihat tumpukan berkas di meja Keiina.
Keiina terkesiap saat mendengar suara Ryu dan segera berdiri, "Mas, jangan bikin keributan disini." Kata Keiina berbisik.
Pak Rahmat segera masuk setelah diberi tahu adanya Ryu di divisi mereka. "Dokter Ryu." Panggil Rahmat dengan hormat.
Ryu menatap Rahmat dengan tajam, "Bisa jelaskan ini? Mengapa karyawan training mengerjakan pekerjaan sebanyak ini?" Tanya Ryu tak suka.
Rahmat pun terkejut saat melihat berkas yang menumpuk di meja kerja Keiina. "Maafkan saya, Pak. Tapi saya juga tidak tau, karyawan training tidak mengerjakan pekerjaan sebanyak ini."
Rahmat mengedarkan pandangannya pada beberapa karyawan di divisinya, "Kerjaan siapa ini?" Tanyanya mengintimidasi.
"Itu pekerjaannya Nia, Pak." Jawab salah seorang karyawan junior tapi bukan training.
"Pecat dia, karena dia telah menyusahkan calon istriku." Kata Ryu dengan tegas.
Sontak pernyataan Ryu membuat semua orang yang berada di ruangan itu terkejut, terutama Keiina yang hanya bisa menghelakan nafasnya.
Ryu meraih pergelangan tangan Keiina dan Keiina segera menyambar tas nya saat Ryu menariknya. Keiina mengangguk hormat pada Rahmat yang masih menunduk.
Ryu mendekat ke arah Kaisar, "Kita kemana?" Tanyanya.
"Ruanganmu lagi saja." Jawab Kaisar cuek.
Di dalam ruangan Ryu, Keiina hanya menunduk sementara Kaisar terus memandangi wajah Keiina dari samping.
"Kenapa kalian membuatku sulit?" Tanya Keiina pada akhirnya.
"Sulit bagaimana? Aku malah menyelamatkanmu dari tingkah karyawan yang semena mena terhadapmu." Kata Ryu.
"Bagaimana jika aku kehilangan pekerjaan ini? Itu tandanya Aku harus pulang dan membuat Mamaku kecewa." Keiina terlihat sedih.
"Kamu tidak akan kehilangan pekerjaanmu, Mamaku juga salah satu pemilik perusahaan ini." Jawab Ryu.
Drrtt.. Drrttt...
Ponsel Kaisar berdering dan Kaisar segera mengangkatnya.
"Haloo..." ~Kaisar~
"Tuan Muda, Nyonya Oma pingsan dan di bawa ke rumah sakit Medika Pusat." ~Nina~
Kaisar mematikan ponselnya dan segera berdiri dari duduknya.
"Ada apa, Key?" Tanya Ryu yang melihat perubahan pada wajah Kaisar.
"Oma pingsan dan di bawa ke rumah sakit." Kata Kaisar.
"Ayo aku antar." Kata Ryu.
"Keii, kamu juga ikut." Ajak Ryu.
"Tapi..." Keiina ingin menolak tapi tidak tega saat melihat Kaisar dengan wajah cemasnya.
"Keii, ikutlah." Ajak Kaisar dan seketika membuat Keiina mengangguk.
Ryu mengemudikan mobilnya, Kaisar berada tepat di sampingnya dengan wajah yang terus menunjukan kecemasannya.
"Tenanglah, Key. Oma pasti akan baik baik saja." Kata Ryu.
"Kamu tau kan, Ry... Aku tidak akan pernah bisa tenang jika itu menyangkut orang orang terdekatku." Lirih Kaisar.
Ryu terdiam, ia sangat tau jika saat ini hanya Oma nya saja yang Kaisar punya meski Kaisar sudah mengetahui keberadaan Adelia.
"Aku belum membawa Mama pulang, Oma harus bertahan untuk kembali bertemu dengan Mama." Ucapnya lagi.
Keiina hanya setia mendengarkan obrolan dua pria di hadapannya, entah mengapa ada rasa ingin tau lebih dalam soal Kaisar maupun Ryu.
Mereka tiba di rumah sakit dan langsung menuju ruangan eksekutif tempat dimana Mutia di rawat.
"Tuan muda." Panggil Nina.
"Mbak..." Kaisar memeluk Nina seolah ingin berlindung dari rasa takutnya, Nina mengusap punggung Tuan muda yang sudah ia anggap adik sendiri.
Nina melepaskan pelukannya setelah di rasa Kaisar tenang. "Oma baik baik saja. Kata dokter, Oma kelelahan dan tekanan darahnya tinggi."
Kaisar menghela nafas, "Benarkah Oma baik baik saja?" Tanya Kaisar meyakinkan.
Nina mengangguk. "Masuklah. Oma menunggumu, Tuan besar yang cengeng." Ucap Nina meledek.
Pandangan Nina tertuju pada Keiina, Nina mengernyitkan dahinya, membuat Kaisar menyadari jika Nina tengah merasakan pernah mengenal Keiina. Kaisar mendekatkan diri dan membisikan sesuatu di telinga Nina, "Mbak, jangan panggil aku Kai, panggil aku Key, aku akan menceritakannya nanti." Kata Kaisar dan membuat Nina mengangguk samar.
"Ry, tunggu dulu disini dengan Keiina, aku lihat Oma dulu." Ucap Kaisar dan Ryu mengerti akan hal itu.
Kaisar masuk dan melihat sang Oma yang tengah menonton televisi dari brankarnya.
"Oma.." Panggil Kaisar. "Oma membuatku cemas." Kata Kaisar.
Mutia mencebik, "Bukan membuatmu cemas, melainkan Oma butuh perhatianmu." Kata Mutia merajuk.
Kaisar tersenyum, "Oma, jika aku mempertemukan Oma dengan seseorang, apa jantung Oma kuat?" Tanya Kaisar meyakini.
"Mamamu sudah ditemukan?" Tanya Mutia penuh harap.
Kaisar mengangguk, Mama memang sudah ditemukan, tapi aku belum menemuinya. Diluar sana ada adikku, Oma."
Mutia menutup mulutnya, "Cucu Oma yang lain?" Tanyanya.
Kaisar mengangguk, "Tapi Keiina belum tau jika aku adalah Kakaknya, bisakah Oma sedikit berpura pura untuk memanggilku Key? Dan tidak histeris saat melihat Keiina nanti?" Tanya Kaisar.
"Kenapa? Oma ingin sekali memeluk cucu Oma yang sudah lama hilang." Kata Mutia sendu.
"Oma, aku tidak tau apa yang di rasakan Keii, apa Keii menyimpan dendam dengan dia saja atau dengan seluruh keluarga Wiguna juga." Jawab Kaisar menjelaskan, Dia yang di maksud Kaisar adalah Anhar.
Mutia berpikir dan kemudian mengangguk. "Kamu benar, kita lihat dulu apa adikmu juga merasa kita menyakitinya atau tidak, pelan pelan kita beritahu siapa kita dan siapa adikmu yang sesungguhnya." Kata Mutia pada akhirnya. "Jangan sampai adikmu merasa kita melupakan dan tidak mencarinya selama ini." Tambahnya lagi.
"Iya, Oma. Ingat panggil aku Key seperti Ryu memanggilku." Ucap Kaisar dan Mutia mengangguk paham.
Kaisar membuka pintu dan mempersilahkan agar Ryu dan Keiina masuk ke dalam kamar perawatan Mutia.
...****************...
...Note:...
...Satu Like,...
...Satu Vote,...
...Satu Komentar dari kalian,...
...Sangat berarti untukku menaikkan Novel ini....
...Please jangan jadi silence readers....
gmn rsa nya jd kai n kei