Ni Komang Ratri, yang akrab disapa Komang itu begitu terpuruk saat penginapannya hampir bangkrut, bahkan nyaris ia kehilangan penginapan yang juga tempat tinggalnya itu.
Namun tanpa diduga Edgar Marvelo yang saat itu menjadi tamu tak terduga di penginapannya itu tertarik pada kecantikan Komang, taipan bisnis kaya raya itu bahkan berjanji akan melunasi semua hutangnya, jika ia mau menjadi wanita pendamping bagi Edgar selama sebulan di Yach.
Akankah Komang mampu menghindar dari pesona Edgar yang dikenal sebagai Casanova itu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dita feryza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#3 Rencana Gila
🛬🛬🛬🛬
.
.
Sebuah Jet pribadi bertuliskan Edgar Enterprise telah mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Beberapa orang pria dengan pakaian serba hitam turun terlebih dahulu dari jet tersebut, kemudian seorang pria penuh karismatik dengan pakaian casual dan kaca mata hitamnya turun.
Edgar terlihat begitu mempesona, seorang gadis cantik dengan rambut pirang pucat dan berpakaian sexy turut mengikuti langkah Edgar sambil membawa beberapa berkas ditangannya. Dia adalah Katrin, asisten pribadi Edgar yang selalu perhatian terhadap tuannya itu.
Kedatangan rombongan pengusaha kaya itu disambut baik oleh dinas pariwisata Bali, dan mereka mengalungkan bunga selamat datang pada Edgar, sebagai bentuk penghormatan. Siapa yang tak mengenal Edgar Marvelo, pengusaha kaya yang jaringan bisnisnya dimana-mana bahkan hingga jaringan luar negri, walau kebanyakan bisnisnya lebih ke perhotelan.
Di Bali Edgar memiliki dua hotel mewah yang berada di daerah jantung kota yaitu Denpasar dan juga di daerah Kuta Utara tepatnya di Canggu.
Di canggu, hotel milik Edgar berdekatan dengan kafe motor legendaris Deus ex Machina, dengan suasana Bohemian yg kental Membuat siapapun yang menginap disana merasa seperti bagian dari komunitas surfer yang penuh semangat dan merasakan sisi lain dari pulau Dewata yg lebih autentik.
Setelah itu rombongan Edgar langsung menaiki helikopter pribadi, menuju ke kabupaten Badung, Kuta Utara tepatnya di sebuah desa Canggu, disana ada sebuah villa mewah milik Edgar, karena setelah melakukan perjalanan jauh, tentunya semua rombongan akan beristirahat sebelum besok mereka akan melakukan aktivitas.
"Sir, kita masih punya waktu selama lima hari sebelum acara perjamuan pertama kita," ucap Katrin yang saat ini duduk disebelah Edgar.
"Ya, kau bisa bebas dari pekerjaan mu untuk lima hari kedepan," ucap Edgar sambil tersenyum pada Katrin.
"Tapi, sir. Jika kau membutuhkan diriku saat hari libur, kau bisa memanggilku," Katrin mengucapkannya dengan sedikit berbisik.
"Tentu." Edgar membalas sambil menyentuh dagu Katrin dan membuat wanita itu tersipu.
Helikopter yang mereka tumpangi kini akan segera mendarat di sebuah lapangan rumput yang sebelumnya sudah disterilkan dari warga, biasanya tempat itu adalah tempat yang biasa dipakai anak-anak kecil bermain bola.
"Fiuuhhhh..... Aku tak percaya, Bali sungguh keren dan indah!" ucap Mikhail dengan takjub, rata-rata para rombongan Edgar terlihat tertarik dan antusias melihat keindahan pulau Dewata itu, hanya Peter yang terlihat murung, karena tunangannya, Marie tak bisa turut serta dengan alasan ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya, sebagai seorang administrator disebuah perusahaan di Perancis.
Sungguh disayangkan, ketika semua orang sedang menikmati Pulau Dewata dengan semua keindahannya, Peter tampak tak bergairah, dan hal itu membuat Mikhail memiliki rencana gila untuk membuat perjalanan hiking nya kali ini menjadi perjalanan hiking yang luar biasa, menurutnya.
"Bukankah kita masih ada waktu lima hari untuk bersantai?" ucap Mikhail saat mereka sedang duduk di sebuah kursi panjang di dekat kolam renang yang ada di villa mewah Edgar.
Beberapa pria dan wanita tengah berenang di kolam itu termasuk Katrin, semua wanita itu nampak terlihat tebar pesona kepada para pria yang ada disana, bahkan ada pula beberapa wanita sexy yang khusus di sewa untuk melayani para pria disana termasuk untuk melayani Edgar, namun Edgar pun nampak malas untuk bersenang-senang hari ini.
"Bagaimana jika kita melakukan perjalanan backpacker di daerah sini?" ucap Mikhail dengan antusias.
"Sepertinya menarik." tanggap Edgar, ia merasa jika ingin menjajal sesuatu yang berbeda.
"Ide yang gila," keluh Peter.
"Ayolah, selama sebulan kita di Bali, lambat laun kau pasti akan menyukai surga dunia ini" ucap Mikhail begitu bersemangat.
"Rencananya kita akan melakukan perjalanan backpacker di mana?" tanya Edgar turut bersemangat.
"Aku melihat ada bukit kecil di dekat sini, aku ingin menjajal trek disana, kita akan berangkat esok pagi, lalu kita bisa berkemah di bukit itu semalam dan kembali di penghujung hari untuk menikmati matahari terbenam di pantai, sepertinya ini lebih menyenangkan jika kita membawa salah satu wanita sexy dari sini." ucap Mikhail sambil tertawa dan menyenggol lengan Peter.
"Jika seperti itu rencananya, aku tidak akan ikut," sungut Peter, membuat Mikhail dan Edgar tertawa seketika, mereka sungguh percaya bahwa Peter bukanlah tipikal pria bren*sek namun ia adalah pria setia. Tapi apapun itu tetap saja hal itu bukanlah sesuatu yang maskulin bagi Edgar.
"Ayolah, aku hanya bercanda, aku tahu kau adalah pria setia, dan Marie beruntung memiliki kekasih seperti dirimu." ucap Mikhail yang masih tidak bisa menyembunyikan tawanya.
"Kita akan melakukan perjalanan backpacker ini hanya bertiga, bagaimana?" ucap Mikhail, namun kali ini Edgar terkejut mendengar ucapan sahabatnya itu.
"Apa maksudmu kita hanya bertiga?"
"Yes, kita bertiga. Aku, Peter dan kau saja."
"Tidak mungkin." ucap Edgar.
"Mengapa tidak mungkin? Apa kau takut jika kau pergi tanpa pasukan pengawal mu itu?"
"Bukan soal takut, tapi bagaimana aku bisa meyakinkan mereka bahwa aku akan baik-baik saja tanpa mereka?" ungkap Edgar, ia jelas tak akan bisa meyakinkan Roger, kepala pengawalnya itu.
"Yakinkan saja Roger, bahwa kau akan berkemah semalam dan pasti akan kembali, kapan lagi kita bisa merasakan hiking yang menyenangkan di pulau Dewata ini."
"Kali ini aku sepakat dengan Peter bahwa idemu memang gila."
"Aku pikir kita memang harus mencobanya, bayangkan saja kita berpetualang, dan itu sangat menyenangkan."
Edgar tak menepis jika semua itu memang terdengar menyenangkan, namun Edgar tidak pernah pergi kemanapun tanpa tim pengawalnya. Ia mengernyit, bukan karena prospek bertahan hidup tanpa kemewahan, melainkan karena membayangkan harus meyakinkan tim pengawalnya bahwa ia tidak membutuhkan mereka selama kurang lebih empat puluh delapan jam.
Roger lelaki lima puluh tahun, kepala pengawalnya yang sangat protektif, telah menjaga Edgar sejak ia masih remaja pasti tidak akan mudah melepaskan pandangannya barang sejenak pada Edgar.
"Baiklah, aku akan melakukannya," jawab Edgar penuh keyakinan. "Dan sedikit kesukaran mungkin menjadi tantangan bagiku." lanjut Edgar, ia yakin bahwa ia bisa membuat Roger bisa percaya bahwa ia akan baik-baik saja.
"Kita juga akan meninggalkan semua ponsel kita." tantang Mikhail, membuat Edgar maupun Peter kecewa.
"Kenapa?" tanya Peter gelisah.
"Kau tidak akan berhenti menelpon Marie jika masih memegang ponsel," ucap Mikhail menjelaskan, ia tahu bahwa temannya itu pasti tidak akan berhenti menelpon tunangannya.
"Lalu bagaimana aku menjelaskan kepada Marie...."
"Ayolah, kau bisa beri alasan terbaikmu nanti, hanya empat puluh delapan jam saja kita tak memegang ponsel, aku yakin Marie akan memahami mu." Mikhail kali ini mencoba meyakinkan Peter.
Peter masih menimbang-nimbang ucapan Mikhail, meski Peter sangat jarang melewati waktu liburan sendiri karena ia selalu bersama Marie, namun sebuah tantangan fisik cukup menarik baginya.
"Baiklah, jika itu memang yang kau inginkan, aku akan mempertimbangkannya," ucap Peter menyerah walau sambil menggerutu.
"Yeahhh!!! Aku benar-benar tak sabar menunggu hari esok." Mikhail sangat puas karena kedua sahabatnya akhirnya setuju dengan rencananya.
Bersambung....