Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.
Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.
Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.
Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...
" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "
Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.
....
" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "
Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.
Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.
Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Tantangan Baru: Membuat Lagu dan Koreografi
Hari penilaian kedua tiba, dan produser acara mengumumkan tantangan baru. Para peserta harus membentuk tim dan membuat aransemen serta koreografi untuk sebuah lagu acak yang akan menjadi lagu tema. Sebagai peraih nilai tertinggi sebelumnya, Xin Yi diberi hak istimewa untuk memilih anggota timnya terlebih dahulu.
Ketika Xin Yi melangkah maju untuk memilih anggota timnya, ruangan dipenuhi bisikan. Semua orang berpikir dia akan memilih para peserta terkuat untuk memastikan kemenangan. Namun, Xin Yi punya rencana lain.
“Aku memilih Lu Zhi,” ucapnya dengan tenang.
Semua orang terdiam sesaat, lalu mulai berbisik lagi. Lu Zhi dikenal sebagai rapper berbakat, tetapi kurang menonjol dibandingkan peserta lain. Beberapa orang bahkan memandangnya sebagai “pilihan aman.”
“Pilihan kedua, Lin Yue,” kata Xin Yi, melirik seorang gadis yang dikenal pintar bernyanyi namun sering gugup saat tampil di depan umum.
Bisikan semakin keras. “Dia pasti bercanda, kan?” seseorang berkomentar pelan.
“Pilihan ketiga, Zhao Min,” lanjut Xin Yi. Zhao Min adalah seorang penari yang luar biasa, tetapi sering kehilangan kepercayaan diri di atas panggung.
“Dan terakhir, aku memilih Song Mei,” ucapnya sambil menatap seorang gadis berpenampilan biasa yang jarang mendapat perhatian. Namun, siapa pun yang pernah mendengar nada tinggi Song Mei tahu bahwa suaranya mampu membuat siapa saja terdiam.
Semua orang terkejut. Pilihan Xin Yi dianggap aneh dan tidak strategis. Salah satu peserta bahkan berbisik, “Dia pasti ingin terlihat seperti pahlawan.”
Namun, Xin Yi hanya menarik ujung bibirnya, menampilkan senyum kecil yang nyaris jahat. Dalam hatinya, dia berpikir:
“Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku akan membuat mereka tercengang dengan tim ini. Mereka yang diremehkan akan menjadi kekuatan terbesar.”
........
Latihan Tim Xin Yi
Lagu yang mereka dapatkan adalah balada sedih. Namun, Xin Yi memiliki ide gila untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang energik dan emosional.
“Kita tidak hanya akan menyanyikan lagu ini,” kata Xin Yi kepada timnya. “Kita akan membuatnya hidup. Kita akan memberikan emosi yang membuat orang tidak bisa berpaling.”
Lu Zhi segera mengambil peran dalam bagian rap, menambahkan intensitas dan dinamika pada lagu. Lin Yue, meskipun gugup, mulai menunjukkan kemampuan vokalnya yang lembut namun penuh perasaan. Zhao Min, meski awalnya ragu, menciptakan koreografi yang memukau, sementara Song Mei mengisi nada tinggi dengan suara yang membuat semua orang di ruangan terdiam.
Selama latihan, Xin Yi bekerja keras melatih mereka. Dia memberikan arahan yang jelas, membantu setiap anggota menemukan kekuatan mereka, dan mendorong mereka untuk melampaui batas.
“Zhao Min, gerakanmu bagus, tapi kau harus percaya pada dirimu sendiri. Jangan ragu.”
“Lin Yue, kau memiliki suara yang indah. Jangan biarkan rasa gugup menghalangimu. Fokus pada emosi lagu.”
Meskipun latihan itu berat, Xin Yi berhasil menciptakan harmoni di antara mereka. Dia tahu bahwa tantangan ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa mereka lebih dari sekadar “kelas bawah.”
.......
Tatapan Misterius Huo Qian
Saat latihan berlangsung, Xin Yi merasakan tatapan dari Huo Qian, juri yang selalu memakai topeng. Tatapan itu membuatnya merasa aneh. Dalam pikirannya, dia bergumam:
“Kenapa pria ini selalu menatapku seperti itu? Apa aku punya sesuatu di wajahku? Atau mungkin dia penggemar rahasia? Tidak mungkin!”
Sementara itu, Huo Qian juga memiliki pikirannya sendiri:
“Kenapa gadis ini terlihat seperti dia tahu semua rahasiaku? Tunggu, apakah dia menyadari bahwa aku sebenarnya…”
Tatapan mereka bertemu, dan Xin Yi tanpa sadar membalas tatapan itu dengan ekspresi bingung. Huo Qian hanya tersenyum tipis, membuat Xin Yi semakin kesal.
“Dia benar-benar aneh,” pikir Xin Yi. “Apa dia sengaja ingin membuatku kehilangan fokus?”
........
Penampilan Tim Xin Yi
Ketika giliran tim Xin Yi tiba, semua orang memandang dengan skeptis. Beberapa peserta bahkan tersenyum sinis, yakin bahwa tim ini akan gagal.
Namun, saat musik dimulai, skeptisisme itu berubah menjadi kekaguman. Penampilan mereka begitu memukau, penuh emosi, dan energi. Lu Zhi menghidupkan panggung dengan rap-nya yang intens, Lin Yue menyanyikan bagian solo dengan suara lembut yang menghanyutkan, Zhao Min menampilkan tarian yang memukau, dan Song Mei mengakhiri lagu dengan nada tinggi yang membuat semua orang terdiam.
Xin Yi, yang memimpin tim, menampilkan harmoni sempurna antara vokal, koreografi, dan emosi.
Ketika lagu berakhir, ruangan dipenuhi tepuk tangan. Bahkan peserta yang sebelumnya mencemooh tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.
Huo Qian memberikan komentar :
Huo Qian: “Koreografi dan aransemen ini cukup menarik. Saya hanya punya satu pertanyaan—kenapa kau tidak menjadi produser saja?”
Xin Yi (dalam hati): “Apa maksudnya? Apakah dia memujiku atau menghinaku?”
Xin Yi (menjawab dengan senyum): “Karena saya belum menemukan alasan untuk menggantikan Anda, Pak Juri.”
Huo Qian: (terdiam sejenak sebelum tertawa kecil) “Sangat percaya diri. Saya suka itu.”
Xin Yi (dalam hati): “Dia suka? Tunggu, maksudnya suka yang mana? Suka sebagai juri atau… ah, sudahlah!”
........
Janji Xin Yi
Malam itu, Xin Yi membuka buku harian ibunya. Di sana, ibunya menulis:
“Jangan biarkan suara orang lain menenggelamkan suaramu sendiri. Dunia ini penuh dengan kebisingan, tetapi hanya mereka yang tetap setia pada diri mereka sendiri yang akan bertahan.”
Xin Yi menutup buku itu dengan senyum tipis. Dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyerah. Jika dunia ingin menjatuhkannya, dia akan membuktikan bahwa dia lebih kuat dari yang mereka kira.
Di tengah badai gosip, ancaman surat misterius, dan ketegangan dengan Gu Rui, Xin Yi bersumpah:
“Aku akan berdiri di puncak. Bukan untuk membuktikan sesuatu pada mereka, tapi untuk diriku sendiri.”
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?