Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
KAU YANG RENDAHAN BUKAN AKU DAN IBUKU
di kediaman Frendzone
"beri pelajaran pada seorang Aston ayah agar dia tahu kalau aku bukan wanita yang bisa dia rendahkan dan remehkan seperti itu. dia pikir siapa dia! bahkan banyak pria diluar sana berlomba-lomba ingin memilikiku. aku ingin ayah buat perhitungan dengannya karena penghinaan ini" keluh catlin marah dia sudah sangat malu mendapat penolakan dari laki-laki itu
"bener pa! mama setuju dengan putri kita. bagaimana bisa dia sesombong itu cih dia pikir putriku ini wanita seperti apa, lihat Catlin ku sangat cantik dan menggemaskan" timpal Meri ikut geram dan tak Terima berharap sang suami setuju
Bima menetap jengah dua wanita di depannya ini. semakin ditanggapi akan semakin lebar urusannya ditambah beban pikirannya saat ini sudah sangat banyak tapi kenapa putri dan istrinya tidak bisa memahami situasi. akhhh rasanya pengen marah saja tapi tenaganya sudah habis dengan masalah saat ini.
"kenapa harus marah catlin bukannya bagus kamu tidak jadi menikah dan Araa yang menggantikan dengan begitu kamu bisa berhubungan dengan pria tidak tahu diri itu" ucap Bima menekan separuh kalimatnya
"ayah Reno itu pria baik-baik dia mampu menghormati ku tidak seperti si Aston pria tak tahu diri yang seharusnya ditujukan padanya" balas Catlin
"hak apa kamu mengatakan tuan Aston seperti itu Catlin. jangan berlebihan karena hidup kita tergantung keputusannya jaga mulut dan sikapmu jangan sampai kaki tangan pria itu tau habis kita semua" geram Bima marah
ya memang tidak akan habis menghadapi dua wanita di depannya daripada dibuat pusing lebih baik dia menghindar agar pikirannya bisa netral kembali. dia berdiri dari sofa dan hendak ke ruang kerjanya
"jangan berlebihan kepada Araa. dia yang akan menggantikan mu karena kamu tak mampu membantu ayah dalam masalah ini dan Meri aku harap kamu mengerti setidaknya sedikit dan tenangkan putrimu itu"
ucap Bima sejenak dia hentikan langkahnya karena dia tahu apa yang ada dalam pikiran dua wanita itu
"Bu aku ingin beri pelajaran gadis ingusan itu. dia pasti dibalik semua ini, mendengar lelaki kaya sudah membuatnya berliur dasar tikus murahan" ucap Catlin menatap ibunya penuh arti
"tentu saja sayang apapun asal membuatmu senang" balas Meri senyum menyeringai tentu mereka sudah berfikir apa yang akan mereka lakukan agar gadis itu tahu tempatnya
diluar Araa menghentikan laju motor scoopy pink nya dan berhenti tepat di depan gerbang rumah. ditemani Dona juga menggunakan motornya sendiri sama menggunakan scoopy berwarna biru. kedua sahabat itu baru saja selesai dengan aktifitas kampus yang amat padat kelasnya hari ini. mereka baru memasuki semester 2 hal itu membuat keduanya tampak heboh dengan urusan kampus.
"Don singgah dulu biar ku buatkan minum" ajak Araa pada sahabatnya itu
"eh Ra keknya aku langsung pulang aja deh. kamu masuk langsung istrahat ya ingat jam 3 kita ada sip loh" ucap Dona mengingatkan sang sahabat tentang setelah ini mereka ada sip kerja jam 3 sore nanti
di sebuah brand kosmetik Xxxxx, tempat kerja Dona dan Araa keduanya memang memiliki kerja sampingan untuk biaya tambahan kuliah atau kebutuhan mereka. Araa dan Dona memang sudah bekerja disitu sejak SMA dan beruntungnya sang bos mengerti posisi mereka dan memberi sip siang agar tidak terganggu oleh Study Masing-masing.
Dona bekerja untuk membantu kedua orang tua dan adik adik yang masih kecil Dona memang berasal dari keluarga sederhana dia bekerja sambil kuliah sedangkan Araa tentu dia kerja secara diam diam selama ini karena sejujurnya uang saku yang diberikan sang ayah selalu tidak cukup dan setiap kali ada keperluan yang mendesak Bima selalu mengatakan tidak punya atau mintalah ke Ibu tirinya hal itu membuat Araa tak berani karena dia pernah disiksa hanya karena meminta uang
h
al itu dilakukannya tanpa sepengetahuan orang rumah. walau kehidupan ayahnya berkecukupan dan terbilang kalangan menengah tetapi itu tak membuat posisinya lebih baik karena sosok ibu dan saudari tirinya
"iya Don kalau gitu kamu hati-hati ya kalau lewat belokan depan awas jangan sampai jungkir balik seperti kemarin" balas Araa sambil tertawa puas mengerjai Sahabatnya dengan kejadian memalukan itu
"ihhhhh Araaaaa awas kamu ya ntar ku cubit pipimu sampai merah biar mirip kepiting rebus" ucap Dona sambil cemberut memajukan bibirnya kedepan
"udah sana hati-hati awas" timpal Araa gemas sendiri dengan sahabatnya
"baiklah daaa Araaa i miss you Love" teriak Donaa yang sudah melajukan motornya sambil memutar kepalanya dan memajukan bibirnya berbentuk ciuman.
"lihat kedepann!!!!! " Araa balas berteriak memperingatkan sang sahabat agar hati-hati
setelah memarkirkan motornya dia membawa langkahnya masuk kedalam rumah. dari jauh dia bisa lihat kakak satu ayahnya itu sedang duduk berpangku kaki disana ada ibu tirinya juga sedang duduk sambil memandang kearahnya dengan tatapan menusuk. dia dibuat bingung apa yang terjadi dengan dua orang didepannya ini seperti sedang kesal padanya.
'kenapa menatapku begitu buka sedikit lebar dan mata kalian akan keluar sendiri' Dia membatin membalas tatapan kedua wanita didepannya
dia yang hendak melewati keduanya begitu saja mendengar panggilan Meri juga catlin
"mau kemana kamu anak tak tahu diri" teriak Meri berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Araa
"ada apa?" balas Araa singkat dia sebisa mungkin menghilangkan kegugupannya takut pada dua wanita di depannya ini karena setiap kali marah maka remuk sudah badannya nanti
"kau bertanya ada apa?. sini biar tampang sok polosmu mengerti bahwa akting itu memerlukan bakat" ucap Catlin menarik rambut Araa dan menyeretnya ke sebuah kamar kosong yang tak lain adalah gudang di belakang rumah
"lepaskan akuuu! apa yang Kak Catlin inginkan tolong lepaskan ini sakit sekali kak" rintih Araa berusaha memegang sebagian rambutnya yang ditarik.
dibelakang Meri mengikuti putrinya dia membiarkan Catlin melakukan sesuka hati pada Araa biar gadis kecil ini mengerti siapa yang telah dia permainkan.
"kau!!! beraninya menggoda Aston kau pikir gadis lancang sepertimu cocok dengannya ha. mimpi apa kau semalam dan berani menggoda lelaki yang bahkan umurnya jauh di atasmu" Teriak Catlin di depan wajah Araa
sedetik kemudia tamparan keras mengenai wajah mulusnya itu plakkkkkk!!
nyaring bunyi tamparan itu memberikan bekas merah sekaligus perih di pipi kiri Araa tak sampai situ satu tamparan tak kalah keras juga di berikan di pipi kanan hingga membuatnya terkapar di lantai.
"a-aku tidak mengerti maksud kak Catlin apa?. aku tidak menggoda pria manapun dan aku bukan wanita penggoda" ucap Araa terbata sambil memegang kedua pipinya.
"hahahahahahahahaha benarkah begitu?. wajahmu! tubuhmu! dirimu! itu terlahir dari wanita murahan yang bahkan sudah mati karena dosa. kau sebut dirimu bukan penggoda gadis lancang?, ibumu dan kamu sama-sama wanita rendahan" ucap Meri mengejek kemudian menginjak kaki Araa dan memukulnya bertubi-tubi.
dua wanita itu benar-benar mewujudkan keinginan untuk memberi Araa pelajaran hingga sore menjelang malam Araa sudah terkapar tak berdaya. dua wanita yang menyiksanya hendak melangkah keluar dengan rasa puas karena hukuman yang mereka berikan pasti membuatnya trauma dan tidak berani memberontak dan melawan mereka lain kali.walau sering mereka melakukan hal ini tapi sepertinya hari ini lebih menyenangkan dan memuaskan bagi keduanya. saat sampai di depan pintu terdengar suara lemas dari dalam ruangan
"ibuku wanita terhormat dan mahal. wanita yang tidak berselingkuh dengan suami orang diam-diam dibelakang dan menghasilkan keturunan sampah yang sama menjijikkan" ucap Araa mengejek dengan sisa kekuatannya
"KAU YANG RENDAHAN BUKAN AKU DAN IBUKU" teriaknya kemudian tidak sadarkan diri
mendengar itu emosi Meri memuncak dan bisa dipastikan Araa akan mati saat itu juga melihat tatapan membunuh keduanya walau Araa sudah tak sadarkan diri. keduanya hendak melancarkan aksinya. diluar ruangan terdengar panggilan dari Bi Ema pembantu rumah tangga kediaman Frendzone.
"maaf nyonya dan nona. tuan besar memanggil dan sedang menunggu di ruang kerjanya" ucap Bi ema sopan pada majikannya dia bisa melihat kondisi mengerikan nona mudanya yang sudah tak sadarkan diri.
Meri dan Catlin saling pandang kemudian mereka melangkah keluar meninggalkan Araa di dalamnya dan menuju ruang kerja.
"kita akan beri pelajaran padanya lain kali Catlin. ibu akan menghancurkan mulutnya agar tidak bisa berbicara bahkan untuk makan" ucap Meri pada putrinya.
setelah kepergian keduanya Ema masuk kedalam ruangan dan memeriksa juga membantu membopong sang nona muda ke kamarnya. dia membersihkan tubuh wanita itu. bisa dilihat banyak sekali tanda memar di kulit putih Araa. melihat itu Ema menangis dan memeluk tubuh sang nona anak dari majikannya dulu.
"sungguh malang nasib anda nona saya harap setelah penderitaan ini anda mendapatkan kebahagiaan berlimpah" ucapnya sesegukan. ini bukan pertama, setiap kali dua wanita itu berulah maka Ema yang akan mengurus nona mudanya dan merawatnya agar kembali pulih
bersambung........................