Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah ayahnya tiada. Catherine yang mengambil alih Jonas Group. Catherine sering bergadang dan pulang larut malam menyelesaikan masalah perusahan hingga membuat ibunya terkadang merasa kesepian tinggal di rumah tanpa putrinya.
Sejak saat itu kondisi psikologi ibunya bermasalah. Ia mengalami depresi yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatan mentalnya. Ia sering merasa hatinya kosong setelah Tuan Jonas tiada.
Bahkan Catherine akhir-akhir ini jarang pulang dan sibuk mencari investor membantu masalah keuangan perusahaan.
Ibunya juga sering mendengar bisikan-bisikan aneh melompat dari atas balkon kediaman mereka. Hatinya hampa dan pikirannya kosong. Hingga sering terlindas satu pemikiran buruk di kepalanya yaitu mengakhiri hidupnya dan menyusul suaminya.
Pernah suatu hari saat Catherine sedang sibuk dengan beberapa pertemuan dengan investor asing.
Nyonya Jonas menyayat urat nadi tangannya tanpa sepengetahuan para pelayan. Mereka masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Hingga tepat jam makan siang tiba. Seorang pelayan masuk ke dalam kamar wanita itu dan terkejut melihat ceceran darah segar menetes di atas lantai.
Tiba-tiba pelayan itu berteriak histeris melihat Nyonya Jonas sudah pingsan tidak sadarkan diri.
"Aaaa!!!"
"Nyo-Nyonya--"
Teriakannya menarik atensi semua pelayan yang sedang sibuk bekerja di luar mansion. Mereka berlomba-lomba berlari kearah kamar Nyonya Jonas.
Mereka ikut terkejut dan panik saat melihat banyaknya ceceran darah yang menempel di lantai. "Cepat! Cepat panggilan ambulance!" bentak kepala pelayan membuat mereka kembali sadar dengan keterkejutan mereka.
#
#
Disisi lain
Catherine sedang melakukan rapat bersama beberapa petinggi perusahaan.
"Meskipun Tuan Jonas adalah pendiri pertama Jonas Group. Tapi, sekarang persentase saham Albertus lebih besar dari pada persentase saham Tuan Jonas. Jadi, kita harus mengikuti peraturan terbaru yang dikeluarkan Tuan Jonas sebelumnya. Hanya pemilik saham terbesar yang bisa memegang kepemimpinan perusahaan." celetuk salah satu pemegang saham Jonas Group.
"Nona Catherine. Bukannya kami tidak percaya dengan kemampuan Anda. Tapi kami merasa Tuan muda Albertus lebih pantas menggantikan posisi Tuan Jonas. Pengalaman Tuan Albertus bukan hanya setahun atau 2 tahun bergelut dalam dunia bisnis. Bahkan Tuan muda Albertus sudah dinobatkan sebagai pebisnis sukses sejak usia muda." kata pemegang saham yang lain angkat bicara.
Tiba-tiba ponsel Catherine berdering. Ia langsung mengangkat panggilan itu.
[Nona! Nyonya besar dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri.]
Catherine menatap semua pemegang saham dan para petinggi perusahaan dengan tatapan dingin. Bahkan Ia memberanikan diri menatap wajah pria yang sangat Ia benci saat ini.
Catherine tersenyum simpul dan berucap dengan suara tegas.
"Baiklah. Saya menyetujui keputusan para pemegang saham dan petinggi perusahaan! Rapat hari ini kita akhiri sampai disini."
Catherine tiba-tiba berdiri dan berpamitan dengan semua yang hadir dalam rapat itu.
"Permisi!"
Catherine langsung pergi dari sana dan berlari menuju lobi. Mobil yang dikendarai Catherine melaju dengan kecepatan tinggi.
Tak butuh waktu lama. Catherine akhirnya tiba di rumah sakit. Kepala pelayan kediamannya masih duduk diluar menunggu dokter keluar dari UGD.
"Bagaimana keadaan Mama, Nanny?" tanya Catherine dengan wajah cemas.
"Ibu Anda masih diperiksa oleh dokter, Nona. Jangan khawatir. Ibu anda pasti baik-baik saja." kata kepala pelayan itu menenangkan hati dan pikiran Catherine.
Tak beberapa lama dokter keluar dari UGD. Disaat bersamaan brankar ibunya di dorong keluar dari UGD.
"Kami sudah melakukan operasi kecil menjahit luka di pergelangan tangan ibu Anda. Setelah pengaruh obat bius habis. Ibu Anda akan sadar secepatnya."
Catherine akhirnya bisa bernafas lega mendengar ucapan dokter yang menangani ibunya.
"Selain itu, sebaiknya Anda juga membawa ibu Anda ke dokter psikologi. Sepertinya mental ibu Anda sedang tidak baik-baik saja." saran dokter sebelum berpamitan lalu pergi dari sana.
#
#
#
Di dalam kamar
Ibu Catherine akhirnya dipindahkan ke salah satu kamar rawat intensif yang masih kosong. Masalah perusahaan sudah tidak terlintas di pikiran Catherine. Karena prioritas utamanya sekarang adalah menyembuhkan ibunya.
Catherine menggenggam tangan ibunya dan berucap dengan suara lirih.
"Ma... . Sekarang tinggal Mama yang Catherine miliki di dunia ini. Papa sudah pergi meninggalkan kita, dan anak-anak Catherine sudah pergi bersama Kalix. Kini hanya Mama satu-satunya harapan Catherine bertahan hidup."
"Catherine mohon, jangan tinggalkan Catherine."
Hiks
Hiks
Hiks
"Mari tinggalkan negara ini dan menetap di Amerika bersama." Catherine mengecup punggung tangan ibunya dengan lembut.