Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Argh!
Lyara memegangi kepalanya yang terasa berputar dan pusing tak tertahan. Adegan pun muncul, di mana pemilik tubuh lemah itu ditindas oleh sekelompok orang.
"Kau ingin diperhatikan Xavier, kau selalu mencuri kesempatan untuk dicintai Xavier. Bahkan, dengan tidak tahu malu kau menaruh obat di dalam minuman Xavier. Perempuan sepertimu ini sungguh menjijikkan. Kau pikir Xavier akan melirik mu? Kau tidak pantas berada di sisinya. Itulah mengapa Xavier tidak pernah mengizinkan dirimu untuk meninggalkan mansion ini."
Sebuah cacian mengiang di dalam gendang telinganya. Lyara tidak pernah menerima cacian untuk seumur hidupnya.
"Lyra, kau ingin dicintai Xavier, bukan? Kau harus tahu, Xavier sangat menyukai gadis yang pandai beraksi. Dia menyukai perempuan yang energik, bukan perempuan lemah seperti dirimu ini. Jadi, ku sarankan kau harus belajar melatih dirimu. Kau tahu Xavier sangat menyukai berenang, mulailah dari kolam ini."
Dia mendorong tubuh Lyra ke dalam kolam, tertawa puas menyaksikan betapa Lyra berusaha keras menggapai tepi. Sekuat tenaga mengayuh tangan dan kakinya untuk bisa sampai di daratan. Sayang, tubuhnya begitu lemah ditambah dia yang memang tidak pandai berenang. Perlahan-lahan tubuh Lyra tenggelam dan terkulai lemas. Lalu, meregang nyawa di dalam kolam.
Lyra?
"Tolong aku! Tolong balaskan dendamku!"
Sebuah suara lirih menyapa telinga, rintihan yang begitu memilukan dan menyesakkan dada.
Ah, apakah aku melakukan perjalanan waktu dan berpindah dunia? Lyra? Baiklah, aku akan membuat hidupmu terbebas dari semua rasa sakit ini.
"Memang kenapa jika dia hidup lagi? Nona Myra pasti bisa membuatnya mati lagi. Kau orang rendahan tidak pantas berebut tuan Xavier dengan nona Myra. Menjijikkan!"
Suara penuh kebencian itu kembali terdengar di telinganya. Lyra menghela napas panjang, mengurai rasa pening di kepala. Berangsur-angsur sakit yang mendera kepalanya menghilang. Dia mendongak, menemukan perempuan setengah baya yang menatapnya sinis.
Dia, seharusnya kepala pelayan yang melayaniku, bukan? Begitu berani dan arogan.
"Kenapa kau harus hidup lagi? Menyusahkan saja. Kau lebih baik mati tenggelam dan tidak kembali. Kuburmu sudah digali, seharusnya kau berterimakasih karena tidak harus menggali kuburanmu sendiri," cibir perempuan itu masih dengan sikapnya yang angkuh.
Plak!
Sebuah tamparan yang begitu keras dan tak terduga mendarat di pipinya. Tubuh perempuan setengah baya itu terhuyung dan jatuh di lantai.
"Kau berani menamparku?" hardiknya sengit.
Ah, kenapa tubuh ini lemah sekali? Hanya seperti ini saja harus menghabiskan semua tenaga. Bagaimana aku akan bisa menjalani hidup dengan baik?
Lyra mengeluh di dalam hati. Dia menatap tajam perempuan itu, hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Lyra selalu menunduk dan patuh.
"Kenapa aku tidak berani? Kau hanya seorang pelayan yang seharusnya melayani majikan dengan baik. Orang rendahan yang tidak tahu posisinya. Beraninya menindas majikan sendiri," ucap Lyra dengan suara khas Lyara yang tegas dan dingin.
Dia berubah? Tidak mungkin dia berubah setelah dinyatakan meninggal. Dia masih Lyra yang sama, yang lemah dan bodoh.
"Kau ...."
"Diam! Pergilah, aku ingin istirahat," usir Lyra seraya berbalik dan melangkah mendekati ranjang.
Si pelayan kecil berlari ke pintu, menutupnya dengan sangat keras dan menguncinya. Dia mendekati Lyra yang duduk di tepi ranjang dengan wajah pucat pasi.
"Nona, Anda tidak apa-apa?" tanyanya cemas.
Lyra mendongak, menatapnya dengan senyuman.
"Kau Nira? Aku tidak apa-apa. Hanya merasa tubuhku lemah dan ingin tidur beberapa saat saja. Kau bisa berjaga di sini untukku?" ucap Lyra lemah.
"Baik, Nona. Saya tidak akan membiarkan siapapun menggangu Anda."
Lyra mengangguk kecil dan tersenyum. Ia berbaring kemudian terpejam. Mengumpulkan tenaga untuk menghadapi masalah lainnya.
"Di mana dia?!"
Beberapa saat terpejam, suara lain menggema mengusik ketenangannya.
Siapa itu?
maaf Thor tambah kan tokoh cowoknya yg lebih baik dari segala-galanya dari Xavier...
kan tambah seru jadi y...
tambahkan lg up nya Thor