Semuanya berawal dari David yang salah masuk ke kamar Viona, dan keduanya terlibat percintaan panas yang membuat keduanya saling terikat.
"Ingat pernikahan ini hanya formalitas saja, kau hanya istri di atas kertas saja" David Bramasta.
"Terserah, tapi aku mau bayaran ku 2M setelah itu kita bisa bercerai" Viona Khanza.
Penasaran? ikuti kelanjutan nya, dan jangan lupa dukung author dengan like coment dan vote nya ya🥰 makasih🙏🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16. Jatuh.
Happy reading..
🌹🌹🌹🌹
Mata Viona membulat sempurna karena David berani mencium nya lagi.
Hemphh..
Keduanya berciuman meski Viona tak memberikan balasan.
Hingga..
Aaaa!
"Sial, kenapa kau mengigit bibir ku!" bentak David karena Viona mengigit bibir bawah nya.
Viona mengusap bibirnya yang basah dengan tangan, dan melihat darah di tangan nya.
"Itu balasan nya untuk orang mesum seperti mu!" balas Viona sambil mendorong tubuh David.
Di saat David lengah Viona bergerak cepat untuk melepaskan diri dari David, dan mengambil pakaian serta handuknya.
Viona memakai Handuk nya dengan cepat lalu bergegas pergi meninggalkan kamar utama.
David melihat Viona pergi dia tak mengejar karena kesal.
"Gadis gila, lihat saja dia pikir dia siapa bisa memperlakukan seperti ini" gumam David terlihat murka.
Bukan hanya bibirnya yang sakit tapi bagian bawah nya juga terasa tak nyaman, David merasa kesal karena ulah Viona yang tidak berpakaian saat ini dia benar-benar terangsang.
"Sial!" umpat David sekali lagi.
Dan pada akhirnya David memilih ke kamar mandi untuk menuntaskan senam lima jarinya.
Sedangkan Viona dia sudah memakai pakaian nya kembali, jantung nya berdegup kencang karena ulah David.
Hufh..
"Aku harus cari aman, mulai sekarang aku tidak boleh sembarangan lupa handuk lagi. David pria mesum itu pasti akan mencari kesempatan dalam kesempitan lagi" gumam Viona terlihat kesal.
Kriukk..
Tiba-tiba suara alarm alam Viona berbunyi membuat Viona langsung mengusap perutnya itu.
"Sabar ya, kita makan sekarang" ucap Viona sambil mengelus perutnya yang masih rata itu.
Viona pun akhirnya keluar dari kamar yang ditempati nya itu, lalu berjalan ke arah tangga.
Sambil berjalan menuruni tangga matanya melihat sekeliling nya, hingga dia menghentikan fokusnya karena melihat David yang baru keluar dari kamarnya juga.
"Aku harus cepat" Viona buru-buru berjalan menuruni tangga.
Hingga..
Aww!
Viona menjerit sakit, kakinya keseleo yang membuat Viona jatuh.
Melihat Viona jatuh David yang sedang menuruni tangga itu hanya melihat saja, lalu saat sampai di bawah dia malah acuh saja melihat Viona yang terduduk di lantai itu.
"Dasar norak!" ucap David ketus.
Lalu berjalan ke arah meja makan untuk makan.
Sedangkan Viona dia mencoba bangkit tapi kakinya sangat sakit, bahkan untuk berjalan pun rasanya dia tak sanggup karena rasa sakitnya itu.
"Bibi, tolong" ucap Viona sedikit berteriak.
Salah satu pembantu di rumah David mendekat, dan menolong Viona untuk berjalan.
Viona memilih di bawa ke kamar tamu, dan di kamar Viona hanya bisa berbaring dengan kaki yang sakit.
"Non saya panggilkan tukang pijat ya" ucap bibi yang kasihan.
"Boleh bi, tapi nggak sakit kan?" tanya Viona meringis.
"Nggak non, bibi telpon sekarang ya" lanjut bibi lagi.
Dan Viona hanya mengangguk saja, membiarkan bibi memanggilkan tukang pijit untuk nya.
Satu jam berlalu..
Tukang pijat yang di panggil bibi datang dan langsung di bawa masuk oleh bibi ke kamar tamu.
David yang melihat pembantu nya membawa orang asing masuk ke dalam rumah langsung memarahi pembantu nya itu.
"Siapa yang mengijinkan mu membawa masuk orang asing?" tanya David dingin.
"Maaf tuan, tapi nona Vio jatuh dan saya hanya ____" balas Bibi terpotong karena David menyela ucapannya.
"Lain kali jika kau melakukan sesuatu tanpa seijin ku aku tak akan segan-segan memecat mu! cepat pergi" ucap David lagi tegas.
Bibi menunduk takut tanpa berani menjawab apapun dia memilih pergi kembali melakukan pekerjaan nya.
Sedangkan David dia mengintip Viona yang sedang di pijat.
Terdengar suara jeritan Viona, dan melihat itu David hanya tersenyum merasa senang.
"Rasakan itu" ucap nya sambil melihat Viona yang menangis karena merasakan sakit saat di pijat.
****
Viona yang habis di pijat dia langsung ketiduran dan baru terbangun di sore hari.
Saat melihat jam yang sudah menunjukan sore hari Viona pun akhirnya memilih mandi, setelah mandi Viona melihat ada banyak notif pesan dari Galang.
Galang meminta maaf karena telah membuat Viona kecewa, dan dia meminta agar Viona kembali padanya.
"Aku tahu apa yang aku lakukan dan Ayu salah, tapi aku mohon maafkan aku. aku sudah tahu apa yang kamu lakukan dengan pria lain, Ayu sudah cerita kamu tidak usah malu untuk melanjutkan hubungan ini. aku berjanji aku akan menerima kamu apa adanya"
Begitu isi pesan yang Galang kirimkan.
Viona tersenyum kecut, dia memang melakukan kesalahan tapi tidak kesalahan yang sengaja.
Sedangkan Galang? dengan mata yang terbuka dan sadar pria itu berani mengkhianati nya.
"Dia pikir aku bodoh apa" Viona kesal.
Dia melihat kontak ayu, dan Viona juga melihat banyak pesan dari Ayu yang meminta maaf padanya.
Hufh..
"Padahal aku sudah anggap kamu sudah seperti saudara sendiri, tapi apa yang aku dapatkan? Yu kamu benar-benar membuat aku kecewa" gumam Viona merasa bodoh.
Bagaimana tidak, dia dan Ayu berteman sudah lama dan selama hampir 2 tahun juga Ayu bermain api dengan Galang, kekasihnya.
Viona tidak marah hanya saja dia kecewa karena selama ini dia tak pernah curiga terhadap Ayu yang memang sering kepergok jalan berdua bersama Galang, tapi Viona menutup mata karena dia merasa Ayu dan dia sangat dekat tidak mungkin Ayu dan Galang bisa bermain api di belakang nya.
Drett..
Mata Viona melihat panggilan telepon di layar ponsel nya, dan itu adalah nama Ibu tirinya.
"Halo Vio, kamu dimana Papa Vio.. papa meninggal"
A-apa?
Viona terkejut mendengar kabar itu, dia tidak percaya.
"Aku tidak percaya, itu pasti akal-akalan kamu untuk membuat aku pulang" kata Viona menjawab dengan tenang meski hatinya gelisah.
"Mama nggak bohong, cepat datang ke rumah jenazah papa masih belum di makam kan, itupun jika kamu mau melihat wajah papa mu yang terakhir kali nya Vio" jelas Ibu Sukma lagi.
Viona menggeleng, dia tak percaya dengan ucapan ibu titinya, dia yakin mereka hanya ingin menjebak nya.
"Vio"
"Aku tidak akan pulang" balas Viona menjawab.
"Terserah, jika kau tidak percaya kau bisa ikut ke pemakaman nya besok pagi" ucap Ibu Sukma lagi.
"Kenapa tidak sekarang?" tanya Viona heran.
"Karena papa mu meninggal barusan, mama juga harus mengurus surat-surat kematian di rumah sakit jadi papa mu baru bisa di bawa pulang" jelas Ibu Sukma menjelaskan.
Dan entah kenapa Viona yang mendengar itu matanya seketika meneteskan air mata.
Papa..
"Kenapa tidak memberitahu sejak awal, kenapa kalian membiarkan papa meninggal kan ku" teriak Viona marah.
Ibu Sukma menjelaskan jika selama seminggu ini papa nya sakit, tapi baru dua hari kemarin papa Viona di larikan ke rumah sakit.
Dan pak Seno baru meninggal tadi siang karena sakit yang di deritanya itu.
Mendengar papanya sakit parah sampai meninggal Viona merasa lemah, dia menangis sedih karena merasa menjadi anak yang tidak berguna karena papa nya sakit saja dia tidak tahu.
Air mata Viona jatuh dia menangis sesegukan sendiri, tanpa mematikan panggilan nya Viona menangis menyesal karena tidak bertahan di rumah nya meski telah di usir.
"Papa, maafkan aku"
🌹🌹🌹
Double Upp ya🤭
Jangan lupa komen dan like nya biar aku semakin semangat 💗