Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
**Masih Revisi**
Prokkk...
Prokkk....
"Wow.... Kalian keren ponakan ponakan aunty, kalian cocoknya jadi anak om Raffi yang tegas, ketimbang ayahmu yang kaya ayam sayur itu." cibir Amora menatap sebel sang kakak, yang telah membuat dia terpisah cukup lama dengan sahabat sekaligus kakak iparnya itu.
Rafael di buat kesal oleh ucapan sang adik, ingin sekali dia memukul kepala Amora, namun apalah daya, mana berani dia melakukan itu, bisa bisa taring sang abang bisa keluar karena telah berani benaraninya memukul kepala adik kesayangan Raffi itu.
"Kalian jadi anak om aja ya, nanti om ajarin bisnis." bujuk Raffi.
"Kami keponakan om, tanpa di minta pun, sudah pasti kami juga anak om." sahut Arsya yang pintar itu.
"Ohh... Ya ampun, kamu pintar sekali sayang." ujar Amora memeluk keponakannya itu.
"Aunty.... Jangan cium cium, malu ih... Aku sudah besar." cebik Arsya yang memang sudah tidak mau di cium.
"Ya ampun sayang, pelit amat sih.... Ini aunty kamu yang cium, bukan orang lain, di cium aunty ngak mau, tapi nanti di cium pacar mau." cibir Amora mendengus kesal.
"Ngak ada pacar pacan ya aunty, nanti bisa bodoh." cibir Arsya.
"Pinter.... Jangan kaya bapak mu, bodoh karena cinta, sampai sampai harus berpisah dengan kalian." Raffi mengacungkan dua ibu jarinya kearah Arsya dengan sangat bangga.
Rafael hanya bisa mendengus kesal, karena dari tadi dia terus saja di pojokan keluarganya.
"Sudah sudah pulang lah, besok kalian juga pagi pagi sudah di sini." usir sang opa.
"Opa saja yang pulang, biar Raffi yang di sini, nanti istri Raffi juga kesini kok." tutur Raffi, dia tidak ingin opanya kecapean menjaga sang oma di rumah sakit, takut takut opanya juga ikutan drop, walau pun di rumah sakit itu sang oma di rawat di ruang vvip yang mempunyai fasilitas lengkap, ada bed untuk yang menjaga, tetap saja yang namanya rumah sakit hawanya kurang bagus.
"Opa mau di sini aja menjaga oma kalian, kalian saja yang pulang." tolak sang opa, yang tidak mau berpisah dengan sang istri.
"Tapi opa." belum juga Raffi selesai bicara sudah di potong oleh sang opa.
"Opa ngak mau jauh jauh dari oma kalian, kalian ngak usah kawatir opa baik baik saja kok, klau ada apa apa pasti opa akan kabarin kalian secepatnya, dan di rumah sakit ini opa tidak sendirian kok, ada perawat dan dokter juga." tutur sang opa yang memang tidak mau berjauhan dari sang istri.
"Kalian pulang saja, biar Aldi yang jaga oma bareng opa." seru seorang remaja tanggung dari pintu masuk.
"Loh, Aldi sama siapa kesini." kaget Raffi, anak laki laki pertamanya Raffi yang masih duduk di kelas 9 itu tiba tiba sudah sampai di ruangan sang oma.
"Tadi di anter pak sopir, tadi mama bilang ngak sempat kesini, soalnya mama ada meeting mendadak gantiin papa malam ini, ya sudah Aldi bilang sama mama, Aldi mau menemani opa di rumah sakit, sekalian Aldi bawain makan malam buat opa." ujar Aldi mengangkat paperbag di tangannya.
"Besok kamu sekolah loh nak." seru Raffi.
"Papa tenang saja, Aldi sudah bawa pakain ganti sama buku, besok Aldi berangkat dari rumah sakit aja." sahut Aldi.
"Baiklah, klau gitu papa pulang, sekalian nyusul mama kamu." ujar Raffi.
Aldi baru sadar ternyata di dalam ruangan sang oma ada dua anak laki laki dan perempuan, namun Aldi lebih tertarik dengan Arsyi, bocah imut itu.
"Wahhh.... Haiii cantik siapa namamu, kenapa kamu ada di sini" seru Aldi mendekati Arsyi dan menangkup pipi cabi Arsyi dengan mata berbinar, dia sudah lama menginginkan adik perempuan, namun yang lahir adik laki laki, melihat Arsyi matanya lansung berbinar, entah karena ada ikatan batin sebagai saudara membuat Aldi lansung merasa dekat dengan Arsyi, seinginnya dia mempunyai adik perempuan, namun Aldi tidak pernah seantusias ini dengan anak perempuan lain, baru kepada Arsyi lah Aldi lansung dekat.
Arsyi tersenyum manis dan itu membut Aldi makin terpesona dengan kecantikan bocah kecil itu.
"Hallo.... Kakak, kenalin aku Arsyi, anak ayah Rafael dan itu abang aku, yang lahir lima menit dari aku." tutur Arsyi memperkenalkan diri dengan wajah imutnya.
"Ha.... Kau adik ku." pekik Aldi lansung memeluk Arsyi dengan bahagia.
"Berhenti memeluk adikku kak." kesal Arsya, dia tidak suka orang lain memeluk kembarannya itu.
"Ck, kau pelit sekali, berbagi lah dengan ku, kita akan menjaganya bersama, karena dia adik kecil perempuan kita satu satunya di keluarga besar kita." seru Aldi mengacak rambut Arsya dengan gemas.
"Stop.... Jangan berantakin rambut Arsya." sewot Arsya, kenapa semua orang sangat menyebalkan hari ini, pikir Arsya.
Semua yang ada di dalam ruangan itu terkekeh melihat wajah kesal Arsya, ini baru satu Aldi yang mendekati Arsyi dan mengusili Arsy, lalu bagaimana nanti yang lainnya, pasti akan membuat Arsya semakin kesal saja, pikir mereka.
"Jangan marah marah abang, nanti gantengnya ilang loh." ujar Arsyi menenangkan kembarannya dan tidak lupa mengecup pipi Arsya, Arsya memang tidak mau di cium oleh orang lain selain bunda dan kembarannya itu, akan tetapi klau yang menciumnya sang bunda dan kembarannya Arsya sangat senang.
"Wuahhh... Kakak mau di cium juga dong Syi, jangan Arsya doang. pekik Aldi memberikan pipinya.
Puk....
"Ngak boleh, jangan macam macam, jauh jauh sana." usir Arsya menepuk pungung Aldi dan mendorongnya agar menjauh dari Arsyi dan melindungi Arsyi dari balik tubuhnya.
"Ck, kau pelit sekali, dia kan adik kita bersama." kesal Aldi.
"Bodo." acuh Arsya memeluk kembarannya.
Aldi terkekeh melihat tingkah posesif Arsya kepada Arsyi, kini Aldi beralih menatap sang omnya itu.
"Om, kok om bisa mempunyai anak anak yang pintar dan lucu, ngak kaya om, kata papa om itu sangat bodoh, makanya kehilangan istri." pedas Aldi, rupanya mulut Aldi sangat sama dengan sang papa yang bermulut pedas tak perduli orang akan tersinggung.
"Kamu benar, beruntung anak anaknya mengikuti kepintaran sang ibu, ngak sebodoh ayahnya." ujar Raffi ikut mengomentari ucapan sang putra.
Rafael hanya mendengus kesal gara gara terus di pojoki in oleh ayah dan anak itu.
"Sudah sudah pulang lah, hari semakin larut." lerai opa Sean.
"Baiklah, kami pulang, besok kami akan ke sini lagi." pasrah mereka, karena sang opa tidak ingin di pisah dengan belahan jiwanya itu, terpaksa pak Raka menambah menyewa satu bed lagi, agar sang ayah bisa nyaman tidur di ruangan itu, untuk Aldi bisa tidur di sofa yang lumayan besar cukup menampung bobot tubuh sang cucu.
Bersambung......
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
takut Rafsel disakiti untuk kedua kalinya tapi dia menyodorkan wanita yg sama untuk menghancurkan pernikahan Alisa dan Rafael kalau org lain msh bs diterima logika
anak kami ber nama Miftahul Aldiansyah.
yang hari2 kami panggil Aldi 😢
bantu doanya temen2 semua semoga anak kami di tempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT Aamiin 🤲.
dan doakan kami selalu sabar dan ikhlas dengan takdir yang Allah tentukan untuk kami 🙏🙏🙏
kami baru di tgl 8 bulan 😢
anak kami pulang tgl 13- 03-2024
awal Romadhon 😭😭😭😢