NovelToon NovelToon
MATA BERSINAR MENEMBUS KEGELAPAN

MATA BERSINAR MENEMBUS KEGELAPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Dikelilingi wanita cantik / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agus budianto

Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.

Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.

Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 35 TIDAK BERNILAI

Esok harinya Adrian dan Wiliam telah berada di ruangan aula sebuah hotel bintang lima untuk menghadiri acara jamuan tuan Januar.

Terlihat aula itu begitu ramai dengan banyaknya pebisnis dan para pengusaha yang datang untuk mendapatkan proyek investasi ini.

Wajah Wiliam terlihat lesu karena pada akhirnya dia tidak mendapatkan benda apapun untuk di jadikan hadiah kepada Januar.

Walaupun Wiliam tidak membawa hadiah akan tapi tetap juga harus datang ke acara ini sebagai bentuk penghormatan kepada tuan Januar.

"Wow, aku kira kamu tidak akan datang Wiliam," ujar Robi datang menghampiri Wiliam.

"Mana mungkin aku tidak datang," balas Wiliam kesal.

"Haha, aku lihat bahkan kamu tidak membawa apapun, atau kamu sudah mengaku kalah," ledek Robi dengan puas.

"Menang kalah masih belum tahu pasti bukan," sela Adrian.

"Hei bocah, tidak ada hakmu untuk bicara di sini, percaya atau tidak aku bisa membuat mu menderita seumur hidup," balas Robi.

"Bagaimana jika kita bertaruh saja?" tantang Adrian.

"Haha, kamu ingin bertaruh apa?" tanya Robi.

"Aku mau bertaruh tentang hadiah hari ini, kita lihat tuan Januar akan menerima hadiah dari siapa," jawab Adrian.

"Punya siapa yang di terima oleh tuan Januar maka dia yang menang, jika aku menang kamu harus memanggilku kakak dan memanggil kak Wiliam ayah, lalu merangkak pergi dari sini, jika aku kalah maka kamu boleh melakukan apapun kepadaku, bagaimana," sambung Adrian.

"Adrian kamu tidak perlu sampai mengorbankan dirinya untuk membelaku," ujar Wiliam.

Entah apa yang di pikirkan oleh Adrian sekali lihat saja juga akan tahu bahwa belati milik Robi lah yang akan di terima.

"Kak Wiliam tenang saja, aku punya rencanaku sendiri," balas Adrian.

"Baik, dengan senang hati aku menerimanya, tapi jika kamu kalah, aku mau kamu mematahkan kedua kakimu sendiri," ujar Robi.

"Robi, kamu jangan terlalu berlebihan," sela Wiliam.

"Baik, kita sepakat," balas Adrian kepada Robi.

Mereka juga sudah sepakat sehingga Wiliam juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Adrian kalah mungkin Robi hanya bisa mencarikan pengasuh untuk merawat Adrian yang cacat.

Tapi entah mengapa Wiliam merasakan sesuatu yang sangat ganjal. Karena Adrian terlihat begitu yakin bisa menang dengan mutiara nya, apa mungkin mutiara itu memiliki sebuah rahasia, pikir Wiliam.

Kemudian yang di tunggu akhirnya tiba, Januar mulai masuk ke dalam ruangan aula di ikuti oleh beberapa pengawal khususnya.

Orang-orang juga langsung tenang dan berdiri rapi di depan kursi yang telah di siapkan. Januar juga langsung menuju ke sebuah kursi utama yang berada di depan mereka.

"Halo, tuan Januar," semua orang menganggukkan kepalanya memberikan salam.

Januar melambaikan tangannya memberikan instruksi untuk semua orang tidak usah sungkan dan duduk.

"Halo semuanya," ujar Januar.

"Tujuan utama acara pertemuan hari ini, aku akan memilih salah satu proyek perusahaan untuk aku investasi kan," sambung Januar.

"Cara pemilihannya kalian juga sudah mengetahuinya, siapa yang memberikan hadiah pertemuan yang memiliki nilai paling tinggi, dialah yang akan jadi mitra kerjaku," ujar Januar lagi.

Orang-orang juga mulai mengeluarkan barang milik mereka dan hendak memberikannya kepada Januar.

Seorang wanita maju terlebih dahulu dengan membawa sebuah kotak yang berisi gelang giok di dalamnya.

"Tuan Januar ini adalah giok berbentuk gelang dari kota Sanjing, semoga anda suka" ujar wanita itu.

"Dari Sanjing," ujar Januar sambil memperhatikan gelang giok itu.

"Ini barang tidak laku," sambung Januar.

Selain sebagai bos Royal grup, Januar juga sangat pandai menilai sebuah barang karena pengalaman nya yang sudah sangat banyak. Jadi Januar dapat mengetahui dengan mudah nilai setiap barang.

Wanita itu hanya bisa kembali dengan membawa gelang giok nya dengan kecewa.

Orang yang kedua juga mulai maju untuk memberikan hadiah kepada Januar. Kali ini adalah seorang wanita paruh baya dengan tampilannya yang modis. Terlihat wanita paruh baya itu membawa sebuah benda berbentuk piring di tangannya.

"Tuan Januar ini untukmu, piring giok putih dinasti Tansen," ujar wanita paruh baya itu sambil memberikannya kepada Januar.

Januar mengambil piring itu dan mulai memerhatikan nya dengan teliti sambil merabanya dengan lembut.

"Piring ini memang barang antik," ujar Januar mengembalikannya kepada wanita paruh baya.

"Tapi bukan dari dinasti Tansen, melainkan barang tiruan dari dinasti Proton akhir, nilainya tidaklah tinggi," sambung Januar.

Wanita paruh baya itu juga mengerti maksud dari Januar yang tidak menerima barang pemberian darinya. Alhasil wanita paruh baya itu juga hanya bisa kembali dengan kecewa.

Kemudian orang-orang juga mulai bergantian hendak memberikan barang miliknya sebagai hadiah untuk Januar. Ada yang memberikan sebuah lukisan, guci porselin, bantal giok dan masih banyak lagi. Tapi tidak satupun barang dari mereka yang di terima oleh Januar. Dapat di lihat bahwa standar barang yang di inginkan oleh Januar sangatlah tinggi.

Dan kini tiba giliran Robi maju dengan membawa pisau belati miliknya.

"Tuan Januar, ini belati ular dari jaman peperangan yang aku beli dengan harga 200 milyar, konon raja sendiri pernah memakai nya, silahkan anda lihat," ujar Robi. memberikan belati itu kepada Januar.

"Belati ular jaman peperangan," ulang Januar terkejut.

Januar merasa pernah mendengar tentang pisau belati ular, jadi Januar segera berdiri dari kursinya dan langsung mengambil belati itu. Terlihat Januar begitu serius memperhatikannya dengan sangat teliti.

"Modelnya," Januar terlihat sangat bersemangat.

"Bentuk dan ukirannya," Januar mencabut belati itu.

Seketika belati itu mengeluarkan cahaya yang membuat semua orang menjadi kagum. Terlihat motif ukiran ular pada mata pisau belati nya.

"Ini benar adalah belati jaman peperangan, bahkan raja menggunakannya untuk mengusir para penjajah," ujar Januar.

"Bagus, ini bagus sekali," Januar tampak sangat puas dengan belati ular ini.

"Terima kasih pak Robi," sambung Januar.

Terlihat Januar sangat menyukai pisau belati pemberian dari Robi dan menerimanya.

"Syukurlah jika tuan Januar menyukai nya, ini adalah hadiah kecil dari keluarga Pandawa," balas Robi.

"Baik," balas Januar dengan penuh semangat.

Robi mulai melihat ke arah Wiliam dan Adrian seolah mengatakan bahwa kemenangan sudah menjadi miliknya.

"Sekarang aku umumkan mitra kerjaku satu-satunya di kota ini adalah..." belum sempat Januar berbicara Adrian langsung memotongnya.

"Apakah selera tuan Januar cuma segitu?" sela Adrian.

Perkataan Adrian itu tentu saja membuat semua orang terkejut termasuk Januar yang terlibat tidak suka dengan ucapan Adrian barusan.

"Bocah, apa maksudmu penilaianku salah?" tanya Januar kepada Adrian.

"Penilaian tuan Januar tidak mungkin salah, tapi bocah inilah yang buta," sela Robi sambil menunjuk Adrian.

"Dia pria tidak berguna kenalan dari Wiliam yang berasal dari keluarga Saputra, mereka selalu iri terhadap keberhasilan keluarga Pandawa, maka dia merendahkan ku," sambung Robi.

"Jika ada masalah dengan ku, jangan merendahkan tuan Januar," ujar Robi lagi.

Adrian tidak menyangka bahwa Robi begitu pintar mencari muka dan mengambil setiap kesempatan untuk menjelekkannya.

"Kamu menganggap belati itu barang sempurna, bagaimana aku bisa di bilang merendahkan," balas Adrian.

Tanpa Adrian ketahui bahwa Wiliam mulai berkeringat dingin di dekatnya. Wiliam tidak bisa membayangkan apa yang terjadi bila tuan Januar sampai marah karena ucapan Adrian.

Wiliam sangat tahu bahwa barang antik yang di nilai oleh Januar sudah sangat banyak jadi mana mungkin dia membuat kesalahan.

"Bocah, aku sudah sekian tahun menilai barang antik dan pisau belati ular ini adalah asli," ujar Januar.

"Tuan Januar benar, belati ular itu memang asli, tapi seharusnya barang itu sudah tidak berharga lagi," balas Adrian.

"Apa maksudmu?" tanya Januar.

Adrian mulai mengambil belati itu dan menarik mata pisaunya. Cahaya keemasan mulai terlintas di mata Adrian. Sambil tersenyum Adrian mengambil secangkir air panas dan menyiramkannya ke mata pisau belati itu.

"Klak," seketika mata pisau belati itu patah menjadi dua bagian.

1
Kalbera Art
lanjut bg 🙏
Kalbera Art
siap bg 🙏
Agus Susilo
mantap thor lanjut
muhdzulfitri Bacik
lanjut
Aman 2016
Adrian pandai pakai trik agar tidak terlalu mencolok.lanjut
Kalbera Art
nama pasaran berrti KK, kyk nama author jug 😂
Mike Shrye❀∂я
tetangga aku namnya juga Wanto Thor😂
Mike Shrye❀∂я
wakaka gombalannya thor
Kalbera Art
haha sedang prose penulisan bg 😂
Baday ys
semut love
Baday ys
bagus
Hiu Kali
akankah ada adegan melinda di remas-remas untuk menyembuhkan kanker payudaranyah?..ditunggu sop ilernya
Mike Shrye❀∂я
serius nanya ,kalau di dunia nyata ada engga ya yang mirip Adrian wkwkwk 🙈🙈🙈
Kalbera Art
haha siap bg
Mike Shrye❀∂я
mampir akak
Agus Susilo
orang hebat rugi kalau punya satu cewek setidaknya 3 biar seru thor
Mike Shrye❀∂я: wkwkwk

play boy cap buaya dong 🤭
total 1 replies
Kalbera Art
terima kasih masuknnya🙏
Hiu Kali
180 derajat thor..kalo 360 artinya kembali ke titik awal.. makanya kalo mapel matematikan jangan bolos ..wkwkwk
Kalbera Art
siap, di tunggu ya episode selanjutnya besok
Das ril
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!