Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Shock
Bab 23
Reyhan merasakan sesuatu ketika melihat ke arah Naura. Dia tidak begitu jelas melihat wajahnya, karena tidak menggunakan kacamata. Namun, tiba-tiba saja tubuhnya tersentak seperti ada rasa takut dan gelisah.
"Siapa dia? Kenapa aku bisa bereaksi seperti ini kepadanya," batin Reyhan.
Mereka berenam pun makan siang bersama. Seperti biasa Arumi menyuapi Reyhan dan makan bersama di satu piring. Hal ini untuk mempercepat dan tidak membuang-buang waktu untuk makan siang. Karena mereka harus kembali bekerja.
"Naura, kamu tinggal di mana sebelumnya?" tanya Bu Seruni setelah selesai makan.
"Di Desa Pasir Hitam," jawab Naura.
"Pasir Hitam," batin Reyhan. Dia merasa tidak asing dengan nama tempat itu.
Kedua orang tua Arumi tahu betul di mana desa itu berada. Jika mereka mau pulang kampung ke rumah nenek yang ada di Desa Batu Hitam, akan melewati Desa Pasir Hitam.
"Lalu, apa kamu tidak punya kerabat seorang pun di sana atau di kampung lainnya?" tanya Pak Agung.
"Tidak ada Pak. Bapak meninggal sejak aku masih kecil. Kalau ibu meninggal sepuluh tahun yang lalu," jawab Naura.
Reyhan ingin menanyakan sesuatu kepada Naura, baru saja membuka mulut, Arumi sudah mengajak kembali ke kantor. Dia juga ada janji dengan klien.
"Kapan kalian akan menginap lagi di sini?" tanya Bu Seruni kepada Arumi.
"E, kapan-kapan lagi, Bun," jawab Arumi.
"Mungkin minggu depan kita bisa menginap di sini, Bunda," jawab Reyhan bersamaan.
Bu Seruni melirik secara bergantian kepada Arumi dan Reyhan. Lalu, dia tertawa terkekeh melihat keduanya salah tingkah.
"Semoga secepatnya bisa nginap lagi di sini. Kita makan-makan lagi seperti kemarin," ucap Bu Seruni.
Airlangga tertawa geli ketika melihat Reyhan diboceng oleh Arumi. Namun, begitu laki-laki itu memeluk istrinya, dia berteriak-teriak.
"Awas , loh, nanti hilang fokus!" teriak Airlangga kesal karena kakak iparnya selalu pamer kemesraan.
***
Jakun Reyhan naik turun ketika melihat kemolekan tubuh Arumi ketika mereka mandi. Sekujur tubuhnya meremang dan muncul hasrat untuk bercinta.
Arumi merasa biasa saja awalnya, karena hal itu sudah biasa baginya, walau belum bisa melihat ke arah inti tubuh Reyhan. Setiap dia membersihkan tubuh suaminya, matanya selalu terpejam.
Rasanya Reyhan sudah tidak bisa menahan diri lagi. Dia menarik Arumi sehingga tubuh mereka saling menempel, lalu mencium bibir ranum yang selalu menggoda dirinya.
Ciuman Reyhan selalu membuat Arumi terbuai dan membalasnya. Wanita itu sampai lupa segalanya sampai merasakan sesuatu yang membuatnya terkejut dan tanpa sadar melihat ke bawah.
"Aaaaaaa!" teriak Arumi shock. Dia mendorong tubuh Reyhan dan menjauh darinya. Untung saja laki-laki itu tidak terjatuh.
"Ada apa? Kenapa kamu berteriak seperti itu?" tanya Reyhan.
"I-itu ... berdiri," tunjuk Arumi yang memalingkan muka karena terlalu malu.
"Ya, aku ini laki-laki normal. Jadi, wajar saja kalau berdiri," balas Reyhan.
"Ta-pi, biasanya tidak begitu," balas Arumi yang menutup muka dengan kedua tangannya.
"Kata siapa? Kamu saja yang tidak pernah sadar ini sudah berdiri sejak lama," ujar Reyhan yang mengambil handuk di sampingnya.
Laki-laki itu merasa frustrasi karena harus menahan hasratnya. Dia tidak berani meminta haknya kepada Arumi, takut ditolak.
Tubuh Arumi masih terasa lemas dan sedikit bergetar saking shock-nya. Dia memakai kimono handuk dan berjalan menuntun Reyhan. Tubuhnya sudah seperti digerakkan oleh sistem, jika sudah begini akan melakukan ini.
Acara makan malam berjalan lancar sampai Mami Rosalina berkata, "Pi, minggu depan mami mendapat giliran jadi tuan rumah untuk arisan bersama teman-teman. Mereka ingin sekalian libur di vila kita yang di pantai itu. Boleh, ya?"
"Tidak boleh!" tolak Reyhan terlebih dahulu. "Karena aku dan Arumi minggu depan akan liburan berdua di sana."
Arumi yang sedang minum sampai tersedak karena Reyhan tiba-tiba saja bicara seperti itu. Padahal mereka sudah berencana akan menginap di rumah kedua orang tuanya.
"Lagian vila itu milikku, bukan milik kita," lanjut Reyhan dengan sinis.
"Kenapa tidak dilakukan di rumah ini saja, Mi? Kan, biasanya juga suka mengadakan acara di rumah ini," ucap Papi Rendra.
"Bosen, Pi. Ingin suasana baru sekaligus liburan bersama teman," kata Mami Rosalina dengan tatapan memelas agar suaminya mau memberikan izin kepadanya.
"Kalau begitu pakai vila yang ada di puncak saja," ujar Papi Rendra yang sering tidak bisa menolak permintaan Mami Rosalina.
Reyhan berdecak kesal. Dia pun memukul meja makan dengan keras. Lalu, menarik tangan Arumi agar pergi dari sana.
Mami Rosalina tersenyum menang. Karena dia sudah memprediksi akan seperti ini. Dia tahu kalau vila di pantai sudah atas nama Reyhan, sedangkan vila yang ada di puncak masih atas nama suaminya. Sebenarnya, dia dan teman-temannya akan mengadakan pesta dan liburan di vila yang ada di puncak.
Reyhan membaringkan kepalanya di paha Arumi. Perasaannya sedang kacau, dia marah, kesal, dan benci kepada Mami Rosalina dan Papi Rendra.
Arumi mengelus kepala Reyhan dengan lembut untuk menenangkan dirinya. Dia memilih diam tidak bicara jika menyangkut hal keluarga sang suami.
Reyhan membalikan kepala sehingga mukanya menempel pada perut Arumi. Dia juga memeluk pinggangnya, dengan begini pikirannya akan pindah fokus ke sang istri. Apalagi sentuhan lembut wanita itu membuatnya semakin nyaman dalam posisi ini.
"Mas," panggil Arumi.
"Sepertinya sudah tidur," gumam Arumi karena tidak ada reaksi apa pun dari Reyhan.
"Aduh, gimana ini! Aku, kan, tidak kuat menggotongnya," lanjut perempuan itu kebingungan.
Akhirnya Arumi tidur sambil duduk dan bersandar pada sandaran sofa. Sementara Reyhan, tidur berbaring di sofa.
Tengah malam, Reyhan terbangun. Dia merasa kasihan melihat Arumi tidur sambil duduk. Lalu, dia membopong sang istri ke ranjang. Laki-laki itu pun melanjutkan tidur sambil memeluk Arumi.
***
Waktu terus berlalu dengan cepat. Hari Jumat sore Arumi dan Reyhan pergi menginap di rumah Pak Agung. Karena besoknya mereka akan menginap di vila yang dekat pantai. Kebetulan hari Senin libur tanggal merah.
Naura masih ada di rumah Pak Agung. Dia setiap hari pergi ke rumah sakit untuk melihat perkembangan neneknya. Namun, sayang belum ada perkembangan apa pun pada kondisinya.
"Kalian kenapa mempercepat waktu menginap, jadinya, kan, enggak seru. Seharusnya seperti dulu, malam Minggu kita bakar-bakaran lagi. Lalu, hari Minggunya kita pergi jalan-jalan lagi," ucap Airlangga.
"Kakak mau pergi honeymoon," bisik Bu Seruni sambil tersenyum tipis.
"O ... Otw calon keponakan, dong!" celetuk Airlangga dan itu didengar oleh semua orang.
Muka Arumi merah padam digoda sama adiknya. Dia tidak begitu berharap akan segera punya anak. Karena sampai sekarang dia dan Reyhan belum pernah melakukan hubungan badan.
"Mohon doanya, ya, biar kita segera mendapatkan amanah dari Allah," balas Reyhan dan itu membuat Arumi terkejut.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan