Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan belas
Pagi hari,kepala Fanya terasa begitu berat dan pusing.Semalamam dia menangis sampai matanya bengkak dan perih,ia hanya menangis sampai dirinya tidak bisa tertidur.
Ia melirik ke arah jam dinding di kamarnya,jam menunjukkan pukul sebelas siang.Fanya segera mengganti bajunya dan menuju kantor dimana Sagita bekerja.Ia memanfaatkan waktu istirahat Sagita untuk bertemu dan membicarakan masalah semalam.
Fanya memilih untuk menggunakan jasa ojek online menuju kantor Sagita.Sialnya di tengah perjalanan menuju kantor, motor ojek online yang ia tumpangi mogok.Akhirnya ia menemani Abang ojek online itu memperbaiki motornya di bengkel terdekat di sana.
Ia menghela napas mendengar tukang bengkel mengatakan bahwa ban motor yang ia tumpangi harus ditambal karena bocor akibat paku yang menancap di situ. Mau tak mau, ia harus mencari kendaraan lain untuk menuju kantor Sagita. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari angkutan umum lain, setelah membayar ongkos ojek online tersebut.
Fanya mencoba menahan ojek online lain dari ponselnya, sayangnya tidak ada yang menerima pesanannya.Mungkin karena sudah mulai memasuki jam istirahat.Fanya tak menyerah,ia menunggu angkutan kota atau ojek biasa si sama.Tapi sudah 15 menit menunggu tak ada satupun angkutan umum yang lewat.
Seperti takdir,sebuah mobil berhenti di depannya.Setelah pengemudi mobil itu membuka kaca mobilnya dan ia bisa melihat siapa pemilik mobil itu.
"Fanya,ngapain Lo di sini?"tanya Al.
"Eh,gue mau ke kantor Sagita,"jawab Fanya.
"Oh,yaudah bareng gue aja.Sekalian gue juga mau nganterin berkas ke kantor Alex."
"Kantor Alex?"
"Loh? Lo gak tau kalau kantor Sagita sama Alex sebelahan."
Alih-alih terus menunggu, ia memilih untuk menumpang bersama Al. Setibanya di depan kantor Sagita, setelah berterima kasih kepada Al, ia segera melangkah masuk ke dalam kantor tersebut.
Lima belas menit menunggu dengan hati yang gundah, akhirnya Sagita keluar dari ruangannya.Fanya segera berdiri dan menghampiri gadis itu.
"Git,"panggilnya.
Sagita menolehkan ke arahnya,ketika menyadari kehadirannya,gadis itu segera membalikkan badan dan berjalan cepat menjauhinya.Fanya mengejar Sagita lalu menahan tangan gadis itu agar tidak pergi.
"Git, please.Dengerin penjelasan gue dulu,"ucap Fanya,tak terasa matanya berkaca-kaca dan ia mulai menitikkan air mata.
"Apa lagi, Nya? Kalau pada akhirnya kaya gini,kenapa Lo dulu setuju sama perjanjian kita hah?! Lo udah bohongin gue,Lo udah ingkar janji dan Lo udah buat gue kecewa!"Ucap Sagita dengan emosi.
"Iya,gue tau gue salah.Gue udah melanggar janji kita dan nyembunyiin hubungan gue sama Baskara.Makanya dengerin dulu penjelasan gue,"pinta Fanya.
Sagita menatapnya dengan tatapan marah,dia lalu berjalan menuju kursi yang ada di lobi.Fanya mengikuti Sagita dan duduk di sebelahnya.
"Oke,gue kasih waktu lo 10 menit buat jelasin semuanya,"ujar Sagita dingin.
"Oke.Baskara adik Lo udah nembak gue dari dia baru lulus SD dan dia nembak gue untuk kedua kalinya saat lulus SMP. "
"Apa??!" Sagita menatap Fanya tak percaya.
"Tapi gue tolak dia karena gue pikir dia masih bocah.Setelah masuk SMA dia benar-benar gak ganggu gue sama sekali,bahkan gue kira dia udah punya cewe baru dan lupain gue.Sampai pada akhirnya,Lo pulang dari luar negeri dan ngajak gue makan malam.Malam itulah gue pertama kali melihat Baskara dengan sosok yang berbeda dari sebelumnya.Dari sana, Baskara mulai deketin gue lagi dan dia bilang kalau dia masih suka sama gue.Awalnya gue nyangkal,gue juga menolak dia dengan alasan usia kita yang berbeda jauh, "ucap Fanya lirih.
Sagita tak menggubris ucapannya,ia lihat bibir gadis itu bergetar.
"Awalnya gue gak tertarik sama sekali sama Baskara, karena dia udah gue anggap sebagai adik gue sendiri. Tapi dengan Baskara yang sekarang, sulit buat gue untuk gak jatuh cinta sama dia. Dia lebih dewasa dari yang gue bayangin. Meski begitu gue tetap berusaha buat gak gubris perasaan gue karena gue ingat akan janji kita,tapi.."
"Tapi apa? Nyatanya Lo ngingkari janji kita dan malah kasian sama adik gue,"ucap Sagita tajam.
"Gue gak berniat buat ingkar janji, tapi gue sama Baskara saling mencintai,Git," ucap Fanya pelan.
"Bulsh*t!!" pekik Sagita.
"Git, gue-"
"Udah berapa lama?" tanya Sagita.
"Kurang lebih 5 bulan,"jawab Fanya pelan.
"Hah?! Dan selama itu Lo nutupin semuanya dari gue?!"
"Gue minta maaf, seharusnya dari awal gue jujur sama Lo."
Sagita mendengus kasar.Fanya menundukkan kepalanya sambil mengusap air matanya.
"Jadi waktu gue ke apartemen Lo pagi-pagi,Baskara sebenarnya nginep di apartemen Lo?"
Fanya tak berani menjawab.Ia hanya terisak sedikit lebih keras.Mendengar isakkanya.Sagita langsung mengerti apa maksudnya.Gadis itu lalu mengumpat,napasnya memburu dan wajahnya memerah menahan emosi.
Tanpa mereka sadari,Al sudah berada di hadapan mereka.Al terlihat prihatin melihat wajah Fanya yang pucat dengan mata yang sembab.
Sagita melirik ke arah Al. "Gue kira selama ini, Fanya deket sama Lo.Ternyata.." Sagita tidak melanjutkan ucapannya.
Raut wajah Al langsung berubah,dia melirik ke arah Fanya sebentar.Sagita langsung menangkap perubahan wajah Al.
"Tunggu, jangan bilang Lo udah tau hubungan antara Fanya dan adik gue,"ucap Sagita pada Al.
"Gu-gue.."
Sagita mendengus,ia menengadahkan kepalanya. "Sial! Harusnya gue sadar saat festival kemarin."
"Bagus banget, Nya.Lo emang sahabat yang paling baik!" sarkas Sagita.
Sagita berdiri lalu pergi dengan cepat.
Setelah kepergian Sagita,ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.Badannya bergetar karena tangis,ketika menangis ia merasa ada tangan yang menepuk pundaknya.
"Gue anter Lo pulang ya,"ucap Al dengan lembut.
"Gak usah,gue bisa pulang sendiri."
"Gak bisa,gue gak mungkin biarin Lo pulang dengan keadaan seperti ini."
Akhirnya,Fanya menuruti Al.Al membuka topi yang di pakainya,lalu ia memakaikan topi itu ke kepalanya.Al menarik sedikit topinya ke depan agar menghalangi matanya yang sembab.Setelah itu,Al menuntunnya menuju mobil dan mengantarkannya pulang ke rumah.
____
Seminggu berlalu.Sagita sama sekali tidak mau berbicara padanya atau sekedar bertemu pun dia tidak mau.Fanya sudah melakukan berbagai cara tapi selalu gagal.
Selama seminggu ini,hampir setiap hari Al mengecek keadaannya.Dia juga sering kali mengirimnya makanan ketika ia mengatakan bahwa dirinya belum makan.Selain dirinya,Al juga selalu membandingkannya untuk berbicara pada Sagita.
Hari ini,Al akan menjemputnya ke rumah dan mereka akan pergi bersama ke kampus karena dia hari ke depan mereka ada acara fun camp yang diadakan oleh fakultas.Entahlah,ia tidak mengerti kenapa ada acara seperti ini di saat tahun terakhir perkuliahan mereka.
Al selalu memberitahunya agar tidak usah membawa mobil sendiri,ia khawatir terjadi apa-apa dengan dirinya karena akhir-akhir ini selalu kurang fokus.
Di samping masalah Sagita,ia juga kepikiran dengan Baskara.Fanya sadar jika dia juga telah menyakiti laki-laki itu.Jujur,ia tidak tahu harus bagaimana.Jika ia memaksa untuk terus bersama Baskara,pasti ia akan menyakiti Sagita.Tapi jika ia berpisah dengan Baskara pun pasti akan menyakiti laki-laki itu dan juga menyakiti dirinya sendiri.
"Fanya,ada temen kamu di depan."ujar Risa,sang ibu.
Fanya langsung mengambil tas miliknya,setelah berpamitan pada ibunya,ia segera berjalan menuju mobil Al.Melihatnya datang, Al turun dari mobil dan membantunya memasukkan tas ke dalam bagasi.Setelah itu ia dan Al masuk ke dalam mobil.
"Gimana perasaan lo sekarang?" ketika mobil sudah memasuki jalan raya.
"Iya begitulah," ucapnya sambil memaksakan diri untuk tersenyum.
"Kemarin gue udah cerita sama Alex tentang masalah Lo dan Sagita. Alex bilang dia bakal bantu lo buat ngomong sama Sagita."
"Makasih ya, Al. Lo udah mau bantu gue." ucap Fanya.
Tiga menit kemudian mobil Al sudah terparkir di parkiran kampus. Harga berdua langsung menuju ke lapangan untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain.
Setelah melakukan briefing akhirnya mereka pergi menuju tempat kemah. Tidak terasa mereka sudah dalam perjalanan selama hampir satu setengah jam, beruntung iya bersama dengan Haris dan Daffa sehingga perjalanan tidak begitu terasa. Ada saja hal lucu yang mereka ceritakan dan membuatnya lumayan terhibur karena mereka.
Sesampainya di tempat Kemang semua mahasiswa turun dari truk. Vanya juga turun bersama dengan Al,Haris dan Daffa. Membawakan tasnya turun dari mobil dan membawanya ke tenda. Selalu menolak ketika ia bicara ingin membawa tasnya sendiri, sebagai gantinya ia meminta tolong bawakan kunci mobilnya dan jaketnya. Hanya berjalan beriringan dengan Al.
Tanpa uangnya sadari ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan mereka.
Fanya menoleh ke tempat area sebrang,dimana di sana juga sedang ada yang mengadakan acara kemah.Dari yang ia lihat dari papannya,di sana acara Pramuka SMA.Fanya memicingkan matanya dan membaca papan yang bertuliskan nama sekolah yang sedang mengadakan acara kemah itu.
Hah? itukan sekolahnya Baskara?
Bagaikan sebuah takdir,mereka di pertemukan kembali di tempat yang sama.Sesuai dugaannya dari kejauhan ia lihat sosok laki-laki yang tengah berdiri di samping tenda dan laki-laki itu seperti tengah menatap ke arahnya.Dari postur tubuhnya saja ia bisa tahu jika laki-laki itu adalah Baskara.