NovelToon NovelToon
Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Terjerat Hasrat Sang Psikopat

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Cinta Paksa / Psikopat itu cintaku
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Warning! Konten Dewasa!

Kehidupan Hana baik-baik saja sampai pria bernama Yudis datang menawarkan cinta untuknya. Hana menjadi sering gelisah setelah satu per satu orang terdekatnya dihabisi jika keinginan pemuda blasteran Bali-Italia itu tidak dituruti. Mampukah Hana lolos dari kekejaman obsesi Yudis? Ataukah justru pasrah menerima nasib buruknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengharap Keadilan

Suasana duka menyelimuti acara pemakaman Melinda Pasaribu pagi ini. Kepergian wanita itu diiringi dengan nyanyian selamat tinggal dari kerabat dan kolega. Setelah peti dimasukkan ke liang lahat, para penggali kubur menutupnya dengan tanah.

Viktor yang baru tiba di Jakarta dini hari, benar-benar terpukul oleh kematian sang ibu. Air matanya tak berhenti mengalir deras dari balik kacamata hitamnya. Yudis selaku sahabat terdekatnya, merangkul Viktor dan membiarkan pria berbadan kekar itu menangis sesenggukan.

"Yang tabah, Bro. Ini semua terjadi gitu aja. Kita nggak bisa menghindar kalau maut udah menjemput," ujar Yudis mengusap-usap lengan Viktor.

Kevin dan Andra menghampiri Viktor dengan raut sendu. Keduanya tampak ikut bersedih atas kematian ibu tunggal Viktor. Kevin menepuk pundak pemuda itu, sambil mengembuskan napas pelan.

"Gue turut berduka, ya, atas kematian nyokap lo. Ini pasti berat banget. Tapi gue yakin, cowok kayak lo pasti tetap tegar menghadapi dunia ini walaupun tanpa orang tua," tutur Kevin.

"Kita juga bakal selalu ada buat lo. Lo nggak sendirian," timpal Andra.

Viktor melepas rangkulan Yudis, lalu memandang ketiga sahabatnya satu per satu. Hatinya merasa terenyuh menerima kepedulian dari mereka.

Setelah tanah menutup pusara dengan sempurna dan kayu salib bertuliskan nama Melinda ditancapkan, Viktor bersama kerabat dekat ibunya menaburkan bunga. Pemuda itu berusaha untuk tegar, meski rongga dadanya masih terasa sesak menerima kenyataan bahwa sang ibu telah tiada.

Usai acara pemakaman dilaksanakan, Winata memanggil putranya dan mengajak Yudis untuk masuk ke mobil yang sama. Ketika pemuda itu duduk di sebelahnya, semburat kekesalan tampak jelas di wajah Winata. Alih-alih menyapa Yudis lebih dulu, ia menyuruh supir untuk melajukan kendaraannya.

"Ada apa Ayah mengajak aku duduk semobil? Apa Ayah akan segera mewariskan bisnis lebih awal?" sindir Yudis, tersenyum sinis.

"Sampai mati pun Ayah nggak akan pernah mewariskan bisnis gelap sama kamu," ketus Winata, matanya memandang lurus ke depan.

"Terus, apa?"

"Ayah tau, kamu masih sering mengejar perempuan bernama Hana itu. Apa spesialnya perempuan miskin itu? Ayah nggak suka kalau harga diri keluarga kita jatuh gara-gara gadis pilihan kamu," tutur Winata.

"Oh ... Jadi, Ayah diam-diam mengutus informan buat membuntuti aku? Iya? Astaga! Aku ini bukan anak kecil lagi, Ayah! Aku berhak memilih perempuan mana yang cocok dijadikan pasangan." Yudis terkekeh-kekeh.

"Tapi perempuan yang kamu pilih itu nggak setara sama kita," tukas Winata menoleh pada putranya.

"Terus, Ayah maunya yang kayak gimana? Perempuan kaya? Berkelas? Sudah berapa kali aku bilang, perempuan-perempuan macam mereka itu cuma sok cantik doang. Memang, aku akui kecerdasan perempuan pilihan Ayah itu mengagumkan. Tapi apa Ayah lupa satu hal, kalau kebanyakan dari mereka memiliki penyakit kelamin gara-gara pergaulan bebas? Apa Ayah mengharapkan aku mati pelan-pelan? Astaga!" cerocos Yudis mendelik tajam.

"Jaga ucapanmu, Yudis!" geram Winata menatap tajam putranya dengan dua alis saling bertaut.

"Baiklah, aku akan jaga ucapanku. Tapi Ayah harus ingat baik-baik, semua perempuan yang Ayah tawarkan sama aku itu meninggal saat bersama pacarnya masing-masing. Ayah ini pengen banget bikin anak orang menderita, ya," jelas Yudis menyunggingkan senyum kecut.

"Itu sudah berlalu. Sekarang sebaiknya kamu lihat masa depan. Nggak semua perempuan kayak gitu," cetus Winata.

"Ya, aku tau. Contohnya aja Hana," celetuk Yudis.

"Hana lagi, Hana lagi." Winata mendengus sebal. "Malam ini Ayah akan bertemu dengan Robert Muller. Dia kebetulan punya anak perempuan. Siapa tau kamu cocok dijodohkan sama dia."

"Ayah masih belum kapok juga menjodohkan aku? Mau seribu perempuan sekalipun Ayah tawarkan sama aku, aku tetap akan memilih Hana," tegas Yudis menatap ayahnya dengan yakin.

Alih-alih menggubris ucapan Yudis, Winata membuang mukanya. Pria itu enggan menerima pendapat putranya. Menurutnya, Yudis terlalu sembrono memilih perempuan. Tak seperti dirinya waktu muda, bisa memikat Julia hingga derajatnya terangkat pesat berkat hubungannya dengan wanita Italia itu.

Sementara itu, Hana meninggalkan rumah bersama Lusi yang akan pergi ke sekolah. Lusi berpamitan lebih dulu pada Hana dan bergabung dengan teman-teman sebayanya. Adapun Hana, mampir ke toko kelontong ibu Alin untuk menyampaikan hal penting sebelum pergi ke rumah sakit.

Ibu Alin tampak sumringah menyambut kedatangan Hana. Dengan ramah, ia menyuguhkan segelas teh tawar dan gorengan untuk menjamu tamunya.

"Maaf, Hana, Ibu cuma punya makanan itu aja," ucap ibu Alin sungkan.

"Nggak apa-apa, Bu. Lagipula, saya nggak bakal berlama-lama di sini, kok. Saya, kan, harus menjenguk Bapak di rumah sakit," tutur Hana.

"Oh, iya ya. Gimana kondisi bapak kamu? Apa sudah siuman?"

"Sayangnya, Bapak masih belum sadarkan diri, Bu. Bapak dirawat di ICU."

"Innalillahi ... Semoga kondisi bapak kamu cepat membaik, ya, Hana."

Hana mengangguk. "Oya, Bu. Saya kemari mau meminta kesediaan Ibu buat membuka kembali kasus kematian Alin."

"Membuka kembali kasus? Untuk apa? Bukannya pelakunya saat ini sudah ditahan?" Ibu Alin mengerutkan dahi.

"Ada konspirasi yang dilakukan orang tua para pelaku sebelum persidangan dimulai. Mereka menekan Anwar untuk mengaku di depan hakim bahwa dialah pelakunya. Padahal ... sebenarnya Anwar nggak melakukan kejahatan apa pun sama Alin, justru dialah orang pertama yang berusaha menyelamatkan Alin," jelas Hana.

"Apa yang bikin kamu yakin kalau mereka melakukan konspirasi di belakang kami? Kamu punya buktinya?" tanya ibu Alin sangsi.

Hana mengangguk cepat, lalu menyalakan ponselnya. Ditunjukkannya bukti rekaman yang berhasil ia dapatkan sewaktu di rumah Bu Laras. Ibu Alin pun mendengarkan dengan saksama, sembari sesekali mendekatkan telinga ke ponsel Hana. Matanya terbelalak mendengar fakta mengejutkan di balik persidangan kematian putri tunggalnya.

Hana yang menatap ibu Alin lekat-lekat, menyimpan harapan begitu besar. Baginya, keputusan wanita paruh baya itu akan menentukan segalanya, mulai dari ditahannya Yudis dan ketiga pelaku lain, sampai kebebasan Anwar.

"Kamu dapat rekaman ini dari mana? Ini bukan rekayasa, kan?" tanya ibu Alin menoleh pada Hana.

Hana menggeleng cepat. "Ini bukan rekayasa, Bu. Saya sendiri yang merekam percakapan mereka diam-diam," jelasnya.

Semburat kekesalan terpancar di wajah ibu Alin. Sesekali ia menggeleng pelan, seakan tak percaya bahwa persidangan itu hanya tipu muslihat saja.

"Jadi, gimana, Bu? Ibu bersedia membuka kembali kasus pembunuhan Alin, kan?" tanya Hana, dengan kedua mata membulat.

Seketika, kemarahan di wajah ibu Alin padam tatkala mengingat kembali wajah para pelaku dan orang tua mereka. Menurutnya, akan sangat berat melawan kekuatan besar di balik para tersangka yang sudah melenyapkan nyawa Alin. Wanita itu mengembuskan napas berat sambil tertunduk lesu.

"Apa untungnya Ibu membuka kembali kasus kematian Alin? Toh, nggak bakal bikin Alin hidup lagi," ucap wanita paruh baya itu sambil termangu, memandang kosong.

1
heri mulyati
aku menunggu Thor 🤣🤣👍
Ira Adinata: udah tamat, kak 😅
total 1 replies
Jenny's
Yudis ganteng Thor, tapi gantengan yg di cover sih 😁
Jenny's
😭😭😭 patah hati aku Thor tapi gimana lagi ya aku juga bgung dengan mereka kalo hidup 😭
Ira Adinata: hehe... kalaupun hidup tetep aja menderita. Yudis dipenjara, lalu dijatuhi ŕ
hukuman mati. Hana pun bisa gila gara-gara trauma dan jauh dari Yudis. Menurut author, mending mati bareng aja biar cinta mereka tetap abadi 😅
total 1 replies
Jenny's
yaampun Thoorr 😭😭😭
Jenny's
Thor, jangan bilang sad ending 😭
Bella syaf
yah mati beneran ya 😭
Bella syaf
lagian Hana knp juga lu ngasih bukti Yudis 😌
heri mulyati
kebakar kan akhirnya,lagian si Hana main api ,udah tau si kudis nekat
Thor 💪👍🙏🙏😘
Putri vanesa
🥹🥹🥹
heri mulyati
ya mati dah si Hana 😔😔
Jenny's
kok ada rasa bosan Thor? ga rela aku. takut Hana dibunuh 😭
Putri vanesa
Aduh degdegan
Myra Myra
apa terjadi pada Hana Ae Thor?? kasihan Hana...
Putri vanesa
Boleh gk sih berharap Yudis bner2 sayang dan cinta sma Hana, gk mau Yudis bosen sma Hana 😭
Jenny's: sama, aku juga mau kayagini. tapi ada loh kak pernah baca psikopat yg ga bosenan. jadi dia justru kalo udh cinta sama 1 org yaudah sampe gila dia🤣
Ira Adinata: tapi psikopat itu orangnya emang gampang bosenan 😅
total 2 replies
Myra Myra
hrp semua berjalan Ngan lancar...Hana hati2 Ngan yudis...
Myra Myra
kasihan Hana... mintak 2 Hana tak dibuang oleh yudis
heri mulyati
dasar si kudis 🤣🤣🤣🤦🤦🤦
Jenny's
haduh, pusing aku 😅😭😭
Myra Myra
bahaya yudis...TKT perangkap jee
Jenny's
yah si Hana knp malah pengen Yudis ditangkep, katanya cinta. nanti Yudis malah semakin gapercaya Hana deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!