Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

satu

Fanya menatap jengkel ke arah bocah laki-laki berambut hitam di hadapannya yang masih mengenakan kemeja putih dan celana merah. Sungguh, ini bukanlah kali pertama bocah tersebut datang hanya untuk mengungkapkan perasaannya.

"Kak Fanya emangnya kenapa gak mau sama gue? Memangnya apa yang kurang dari gue hah?" Tanya Baskara bocah laki-laki yang merupakan anak dari tetangganya.

Fanya menghela napas, merasa jengah menghadapi bocah laki-laki yang baru memasuki masa pubertas ini. Sungguh, anak-anak jaman sekarang, baru duduk di bangku sekolah dasar sudah paham soal cinta-cintaan.

"Siapa yang ngajarin lo soal cinta-cintaan begini? Baskara, lo kan masih SD, lebih baik fokus belajar daripada mendekati cewek yang tidak jelas kaya ini." Ujar Fanya memberi nasihat. Meskipun sebenarnya kesal setengah mati, Fanya tidak berani membentak Baskara, karena bocah itu adalah anak tetangganya..

Mata Baskara mendelik, ia datang ke rumah Fanya untuk menyatakan perasaannya, bukan untuk dinasehati seperti ini. Lagipula, usianya sudah 12 tahun dan sebentar lagi ia akan lulus sekolah dasar. Apa salahnya kalau dia menyukai seseorang? Bahkan, beberapa teman-temannya pun sudah ada yang memiliki kekasih.

"Kak, gue kan mau lulus SD nih, emangnya salah ya kalo gue suka sama cewek? Temen-temen gue banyak kok yang udah pacaran." Ujar Baskara dengan polos.

Fanya menepuk jidatnya, merasa bingung dengan pergaulan anak jaman sekarang. Ia memahami jika setiap orang pernah mengalami cinta monyet, namun kasus Baskara ini terasa aneh. Anak seusia Baskara terlalu muda untuk mengalami hal tersebut. Bahkan, Baskara mengatakan teman-temannya sudah ada yang memiliki pacar. Sementara itu, Fanya yang sudah berusia 18 tahun pun belum pernah memiliki kekasih. Mungkin pergaulan dan pengawasan orang tua mempengaruhi perilaku anak. Fanya sedikit mengerti mengapa Baskara bisa seperti ini; orang tua Baskara terlalu sibuk bekerja dan mungkin pengawasan mereka kurang, sehingga anak usia 12 tahun sudah mengenal kata pacaran.

"Jangan ikut-ikutan yang nggak bener, lo masih bocah, jangan pacaran dulu deh. Nanti aja pacaran pas udah gede, ya."

"Emangnya gue belum gede ya? Coba liat tinggi gue sama Lo aja hampir sama,itu artinya gue udah gede dong."

Fanya mengigit bibir bawahnya,sungguh saat ini ia sudah berusaha semaksimal mungkin menahan kesal.Ia tahu pertumbuhan bocah itu cukup cepat dibandingkan anak usia 12 tahun pada umumnya,Fanya yang memiliki tinggi sekitar 157 cm hampir tersusul oleh bocah itu.Dan ya ia cukup sebal jika ada yang menyinggung mengenai tinggi badannya,karena diantara teman-temannya dia merupakan gadis yang cukup mungil.

"Percuma mau setinggi apapun Lo gak bisa mengubah fakta kalau Lo masih bocah,udah ya Baskara Lo mending pulang terus kerjain PR." Ujar Fanya lalu ia meninggalkan bocah itu sendiri di depan gerbang rumahnya.

Baskara melihat Fanya dengan tatapan kecewa,gadis itu adalah tetangganya sekaligus cinta pertamanya.Di usianya yang akan beranjak remaja,ia sudah bisa merasakan rasa suka terhadap seseorang dan ya perempuan yang ia sukai adalah Fanya.Gadis yang terpaut 6 tahun lebih tua darinya itu merupakan tetangganya,dulu ketika dirinya masih kecil Fanya selalu datang ke rumahnya untuk bertemu kakak perempuannya atau sekedar bermain bersamanya.Tapi semenjak Fanya masuk Sekolah Menengah Atas,gadis itu sudah jarang sekali bermain bersamanya.

Baskara membalikkan tubuhnya,lebih baik dia pulang.Tak apa jika sekarang gadis itu tidak menerima cintanya,tapi ia pastikan nanti setelah dewasa gadis itu tidak akan pernah bisa menolaknya.Sekarang ia bertekad untuk rajin belajar agar bisa membuktikan bahwa dia bisa membuat gadis itu bangga padanya.

____

Beberapa tahun kemudian dengan hati yang girang Baskara berjalan menuju rumah Fanya,beberapa tahun yang lalu gadis itu menolaknya karena dia masih bocah.Mungkin sekarang gadis itu bisa menerimanya,ya dia sudah bertambah tinggi dan juga ia sudah menginjak remaja.Setelah penolakan itu, Baskara selalu rajin belajar dan menyibukkan diri dengan kegiatan ekstrakurikuler,semua itu berhasil membuat pikirannya sedikit teralihkan dari gadis itu.Meski begitu ia selalu diam-diam pergi ke taman yang berada di dekat rumah Fanya hanya untuk sekedar melihat keadaan gadis itu.

Baskara berjalan dengan girang, laki-laki itu masih memakai seragam sekolahnya,ada beberapa buket bunga di tangannya sebagai tanda bahwa ia telah lulus sekolah.Ia agak sedikit berlari ketika melihat Fanya yang sepertinya baru saja pulang kuliah.

"Kak Fanya!" Panggil Baskara.

Fanya yang baru turun dari ojek online itu pun menoleh.

"Makasih ya neng." Ujar Abang ojek yang mengantarnya.

Fanya memalingkan wajahnya ke Abang ojek lalu mengangguk." Eh iya bang,makasih juga ya."

Setelah itu Abang ojek pergi, bertepatan dengan itu Baskara kini sudah berdiri di hadapan Fanya sembari memegang beberapa buket bunga di tangannya.Ia menghela napasnya,jangan bilang bocah ini mau menyatakan perasaanya lagi.Tiga tahun terakhir,ia sudah merasa tenang karena bocah itu tidak lagi mengusiknya,meski terkadang bocah itu meneleponnya melalui telepon rumah hanya untuk menanyakan kabar atau terkadang juga ia hanya duduk di bangku taman sembari memperhatikan ke arah rumahnya,ya terkesan seperti penguntit cilik.

"Kenapa?" Tanya Fanya singkat,dulu waktu kecil ia memang sering berkunjung ke rumah Baskara untuk bermain bersama kakak perempuannya,namun setelah kakaknya kuliah di luar kota ia jadi lebih sering bermain dengan Baskara dan akhirnya mereka menjadi dekat,bocah itu sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

Bocah itu tidak menjawab,dia hanya tersenyum sembari memamerkan beberapa buket bunga yang ia bawa.

"Gue udah lulus sekarang dan gue dapat penghargaan sebagai lulusan terbaik di sekolah." Ujar Baskara membanggakan dirinya.

Fanya tersenyum kecil." Wah, selamat ya, ternyata Lo hebat." Pujinya,ia cukup kagum pada bocah itu,apakah 3 tahun terakhir ini benar-benar dia gunakan untuk belajar? Ternyata dibalik sifat gilanya,dia cukup patuh dan pintar.

"Karena gue udah lulus, ngikutin ucapan Lo untuk rajin belajar dan jadi lulusan terbaik di sekolah.Gue mau Lo kasih hadiah buat gue."

Perasaan Fanya menjadi tidak enak setelah mendengar ucapan bocah itu,bukan karena laki-laki itu meminta hadiah,jika yang dia pinta hanya sekadar barang mungkin ia sanggup untuk mengabulkannya.Tapi ia curiga jika bocah itu akan meminta sesuatu yang diluar nalar.

"Oke,selagi gue bisa,gue akan kasih hadiah yang Lo mau.Jadi Lo mau minta apa?" Tanya Fanya.

Baskara tersenyum lebar,bocah itu mendekat ke arahnya lalu memberikan salah satu buket bunga yang ia pegang kepadanya.

"Jadi pacar gue ya! Itu hadiah yang gue mau."

Gila!

Memang bocah gila,benarkan dugaannya bocah ini tidak akan meminta sesuatu yang masuk akal.Apakah dia tidak sadar dengan seragam yang dia pakai sekarang?

Fanya menatap wajah Baskara yang tengah memakai kemeja putih dengan lambang kuning di saku kemejanya dan celana pendek berwarna biru,ya bocah itu baru saja lulus Sekolah Menengah Pertama.

"Jangan bercanda Bas,aduh!" Fanya mengacak rambutnya frustasi,ia pikir laki-laki itu sudah tidak mengejarnya lagi.Memangnya apa si yang membuat bocah ini menyukainya? Dia hanya gadis biasa yang usianya terpaut cukup jauh dengannya,bahkan jika disandingkan dia lebih cocok menjadi kakak atau bahkan tante laki-laki itu.

"Menurut Lo gue bercanda?" Tanya bocah itu dengan kening berkerut.

"Ya,Bas Lo itu masih bocah lihat seragam lo sekarang dan sampai kapanpun gue akan anggap Lo bocah.Baskara gue itu jauh lebih tua dari Lo,bahkan gue lebih cocok jadi kakak Lo ketimbang pacar.Dan lagi gue udah kuliah sebentar lagi gue lulus,di saat gue udah matang buat nikah,sedangkan Lo baru memasuki fase dewasa.Baskara,gue mau laki-laki yang mapan dan lebih dewasa dari gue.Memang dewasa gak dipandang dari usia, walaupun tubuh Lo sekarang lebih tinggi dari gue,tapi tetap Bas usia kita terlalu jauh.Jadi berhenti buat ngejar gue,cari perempuan yang sepantaran sama Lo,kalau memang Lo suka yang lebih tua cari yang jarak usianya gak terlalu jauh."

"Kak,gue bukan bocah lagi,gue udah lulus dan beberapa tahun kedepan gue akan kuliah lalu bekerja di perusahaan papah,Lo suka cowok mapan? Gue akan berusaha jadi cowok yang Lo mau.Tolong jangan minta gue buat cari perempuan lain kalau sedari dulu hati gue buat Lo,gue gak peduli berapapun jarak usia kita,yang terpenting gue suka sama Lo." Ujar Baskara, laki-laki itu masih kekeh dengan pendiriannya.

Fanya menggeleng tidak percaya,apakah ibu atau keluarga bocah ini tau kelakuan Baskara?

"Udah ya Bas,gue capek mau istirahat mending Lo juga pulang."

"Jadi Lo nolak gue lagi?" Tanya Baskara dengan nada kecewa.

Tanpa ragu Fanya mengangguk." Ya,ingat ya Baskara gue cuma anggap Lo gak lebih dari sekedar adik,jadi berhenti suka sama gue dan cari pacar yang seumuran sama Lo,nikmati masa muda Lo dengan baik." Fanya mengembalikan buket bunga yang di berikan Baskara.

Bocah itu menatap buket bunga itu."Ambil aja." Ucap Baskara,dia berbaik dan pergi meninggalkan Fanya.

Fanya menatap sebentar kepergian bocah laki-laki itu, kemudian ia berbalik dan masuk ke dalam rumahnya.

Beberapa langkah menjauh, Baskara kembali membalikkan tubuhnya,ia menatap rumah Fanya dengan seksama.Ia tidak akan menyerah begitu saja,sampai kapanpun ia akan berusaha mendapatkan perhatian Fanya kembali.Ya ia tidak ingin perempuan manapun selain Fanya.

Episodes
1 satu
2 dua
3 Tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 Sepuluh
11 sebelas
12 Dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 tujuh belas
18 Delapan belas
19 Sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 Tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 Lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 tujuh puluh
71 tujuh puluh satu (end)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
satu
2
dua
3
Tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
Sepuluh
11
sebelas
12
Dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
tujuh belas
18
Delapan belas
19
Sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
Tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
Lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
tujuh puluh
71
tujuh puluh satu (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!