Pelabuhan Hati Tuan Muda

Setelah beberapa hati bersama hubungan Axel dan Sofia semakin baik, mereka semakin akrab meskipun Sofia masih terlihat sedikit canggung, berbeda sekali dengan Axel yang cuek pada sekitar dan semakin terang-terangan menunjukan rasa sayang dan perhatiannya pada Sofia.

Bunda Meyva dan anggota keluarga yang lain saja seolah tak percaya jika yang ada di hadapan mereka adalah Axel putra sulung Dave Anderson.

Malam ini sengaja ayah Dave mengajak keluarga besarnya untuk makan malam di luar, di sebuah restoran yang ada di salah satu hotel Ander.

"Ini dia yang di tunggu-tunggu datang juga akhirnya." seru ayah Dave saat melihat kedatangan putra sulungnya. Memang semua sudah berkumpul termasuk anak-anak Daniel juga Dena, hanya tinggal menunggu Axel saja.

Semua mata langsung terfokus pada sosok wanita cantik yang tangannya di genggam oleh Axel sehingga membuat mereka bertanya-tanya siapa gerangan wanita itu.

"Khem, aku sengaja mengumpulkan kalian semua di sini, selain untuk makan malam bersama sebagai acara rutin yang kita lakukan setiap tiga bulan sekali, tapi juga untuk memperkenalkan anggota baru kekurangan besar Anderson, lebih tepatnya keluarga Dave Anderson." kata ayah Dave dengan panjang lebar. "Perkenalkan, gadis cantik yang ada di samping Axel adalah calon menantu Dave Anderson ... calon istri Axel yang akan dia nikahi beberapa hari lagi, Sofia Adara." kata ayah Dave lagi.

Sontak Daniel dan Dena serta anak-anak mereka terkejut dengan berita ini. Tak ada berita apapun yang mereka dengar, tau-tau putra mahkota keluarga Anderson itu sudah akan menikah.

"Salam kenal, saya Sofia." kata Sofia memperkenalkan diri, tak lupa pula dirinya sambil sedikit membungkuk tubuhnya sebagai tanda hormat.

"Axel, ajak Sofia untuk duduk." kata bunda Meyva.

"Sofia, kenalkan dia adalah papi Daniel Anderson ... adik ayah dan itu istrinya mami Reta, terus yang itu mommy Dena adik bungsu ayah dan suaminya daddy Edward." ayah Dave dalam memperkenalkan adik-adiknya. "Nah kalau itu anak-anak papi Daniel dan daddy Edward." katanya lagi menunjuk ke orang-orang yang sepertinya sebaya dengannya.

"Hai kak, aku Vanessa dan ini saudaraku Daren, kami anak papi Daniel dan mami Reta." kata Vanessa dengan tangan terulur ke arah Sofia. "Kenalin juga suami aku ... Rendy, sama itu dua bocil cowok-cowok anak-anak kami ... Vico dan Vero." sambung Vanessa memperkenalkan keluarga kecilnya.

"Aku Daren dan ini istriku Tari." sambung Daren yang ikut memperkenalkan diri. "Sini sayang, kenalan sama onty." seru Daren pada anak-anaknya yang sedang bermain di area anak bersama para sepupunya yang lain.

"Iya pa." sahut dua anak yang langsung berjalan ke arah Daren.

"Ini anak-anak kami kak, David dan Tata." kata Daren. "Ayo sapa onty Sofia." titah Daren pada putra dan putrinya.

"Salam kenal onty." sapa Darel dan Tata.

"Salam kenal." sahut Sofia.

Perkenalan terus berlanjut ke anak-anak Edward dan Dena. Ada Gladis dan suaminya Ferdi, dan anak mereka Fara, Giska dan Farel. Terus Cika dengan suaminya Dominic dan kedua anaknya Celsi dan Demitri. Ada Ciko dan istrinya Lula, serta anak mereka Cila dan Leonard. Yang terakhir ada Kia si putri bungsu Dena bersama suaminya Hugo dan anak mereka Karen.

Ternyata banyak juga keluarga besar Axel. Rasanya untuk langsung mengingat satu per satu Sofia tak bisa, dia butuh waktu untuk itu.

❤️

Acara makan pun akhirnya dimulai dengan anak-anak yang anteng di tempat khusus untuk mereka bersama para pengasuhnya.

"Kenapa kami baru di beri tahu? Mendadak sekali." kata Dena menyuarakan isi hatinya.

"Jangankan kalian, kami aja baru di beri tahu berapa hari yang lalu ... ngomong kalau akn menikah dua minggu lagi." sahut bunda Meyva.

"Kamu ini bener-bener keterlaluan Ax." kata adik perempuan ayah Dave itu.

"Mau cepat menikah salah, gak nikah-nikah salah." keluh Axel. "Sebenarnya mau kalian itu apa sih."

"Ya gak gitu ... tapi ya sudahlah." kata Dena yang lebih memilih tak melanjutkan lagi perkataannya.

Menu makan malam pun mulai di hidangkan, ada steak yang di pilih Axel untuk menu makan malamnya dengan Sofia.

Tanpa banyak kata, Axel mulai memotong daging di piring yang ada di depannya menjadi potongan-potongan kecil agar mudah untuk di makan. Tapi siapa sangka, Axel menggeser piringnya ke depan Sofia dan mengambil alih piring Sofia yang dagingnya belum selesai di potong.

Vanessa yang melihat hal itu langsung menyenggol lengan Gladis dan memberi isyarat untuk melihat ke arah Axel.

"Sweet banget gak sih kak Axel." kata Vanessa yang di angguki oleh Gladis.

"Sayang, kamu harus coba ini ... ini enak banget." kata bunda Meyva dengan mengulurkan piring yang berisi makanan ke arah Sofia.

"Jangan." cegah Axel kala Sofia mengulurkan tangannya hendak mengambil makanan tersebut.

"Loh kenapa kak?" tanya bunda Meyva dengan heran.

"Itu daging bebek dan Sofia gak bisa makan bebek." jawab Axel.

"Benarkah sayang?" tanya bunda Meyva.

"Iya bunda, kalau makan bebek perut aku akan langsung terasa gak enak dan mual." jawab Sofia.

Yang menjadi pertanyaan Sofia saat ini, dari mana Axel tau akan hal ini. Padahal sebelumnya mereka bedua tak pernah membahas makanan yang di sukai ataupun tak di sukai keduanya.

"Ah maaf bunda gak tau, hampir saja." kata bunda Meyva dengan sedikit menyesal.

"Gak apa-apa bunda, ini juga bukan salah bunda." sahut Sofia.

"Sayang sekali padahal olahan bebek itu enak-enak loh kak " ujar Flo.

Acara makan pun kembali di lanjutkan, baru setelah selesai mereka kembali berbincang. Banyak yang mereka bahas ... mulai dari bisnis yang mereka geluti sampai ke pernikahan Axel dan Sofia.

"Kalian besok harus langsung fitting ke butik tante Lili." kata Axel kala para saudaranya menanyakan pakaian yang akan mereka kenakan nanti, lebih tepatnya seragam keluarga. Sama seperti pengantin, anggota keluarga masing-masing mendapatkan dua pakaian, satu untuk pemberkatan dan satunya untuk resepsi.

"Kak Sofi, kok masih sama kak Axel padahal orangnya dingin dan gila kerja." kata Kia.

"Gak usah jadi provokator kamu Ki." kata Axel dengan menatap tajam sepupunya itu."Mau aku bikin bangkrut usaha kamu kalau sampai Sofia berubah pikiran?" ancam Axel.

"Eh kok gitu kak." kata Kia yang gak terima dengan ancaman sang kakak.

Kala Axel hendak kembali menyahut, Sofia langsung menggenggam tangan Axel dan memberikan sedikit sentuhan mengunakan ibu jarinya di punggung tangan Axel sehingga membuat Axel langsung menoleh. Gak biasanya Sofia seperti ini, karena kalau berdua Axel lah yang lebih agresif.

Sofia menggelengkan kepalanya kala Axel menatap dirinya. Yang artinya Axel tak boleh menyahut apa yang kita katakan. Sofia takut kalau malah akan menimbulkan pertengkaran. Axel itu tipe orang yang serius, jadi sangat sulit untuk di ajak bercanda.