Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otewe Desa yang di Teror
"NGAPA GUE DI PUKUL?" teriak Ghava tak terima
"PAKE NANYA LAGI LU YA?!" jawab Cia
"Mulai..." ucap Ali dan Luna bersamaan
"GUE NANYA, KARENA GUE GA TAU ROMLAAAAHHHH" balas Ghava lagi, Luna memasang earphone di kedua telinganya.
"KALO BUKAN DI SINI, TERUS NGAPAIN LU KELILING JALAN INI. MAU NYEGIK LU? LAGI NYARI TARGET?" Ghava pun terdiam, ia menyadari kesalahannya.
"Bener juga, kalo kita ngendarain ke kampung yang di maksud. Kaya udah sampe dari tadi, terus kenapa kita keliling sih?" ucap Ghava
Kedua tangan Cia mengepal erat, wajah kesalnya tak dapat di kondisikan lagi. Ali yang tau, apa yang akan terjadi. Segera ia membuka pintu mobil Ghava, ia membuka sabuk pengaman dan mendorong Ghava keluar.
"Selesaikan di luar" ucap Ali dingin
"Haish.... Nggak.. nggak... Sorry, gue minta maaf. Gue juga ga tau kenapa ngajak lu pada keliling, tadinya bingung aja mau cerita masalah ini. Gue ga sadar kalo kita udah keliling jalan yang sama, selama itu. Sueerr" ucap Ghava, seraya mengangkat tangan kanan dan menampilkan jari tengah dan telunjuknya.
Cia yang meledak-ledak, kini tengah berusaha menormalisasikan emosinya. Bukan Ghava tak mau melawan Cia, hanya saja kemampuan yang ia dapatkan dari sang ibu. Belum bisa ia kendalikan, ia takut melukai kakak sepupunya tersebut.
Oya.. usia mereka kini sudah akan menginjak 20 tahun, tetapi mereka sekarang sudah berada di semester 6.
"Ga jadi?" tanya Luna, ia membuka earphone nya
"NGGAK" ucap Ghava dan Cia serempak
"Ooohh" Luna mengangguk-anggukkan kepalanya
"Jadi sekarang kita mau ke kampung itu, apa gimana?" tanya Cia, yang mood nya sudah kembali baik
"Ada mata kuliah ga besok?" tanya Ali balik
"Kalo ga salah, dosen ga masuk deh. Katanya lagi ada perlu, dia mau pulang ke kampung halamannya." jawab Luna
"Ya udah, kita berangkat hari ini aja. Mumpung masih siang juga, nanti hubungi penjaga kalau kita ga akan pulang." ucap Cia
"Sebelum kita bilang, mereka udah tau duluan kita mau kemana Ci. Keluarga kita pasti mengirim pengawal bayangan, untuk megawal kita." balas Ghava
"Iya juga, ya udah gasss" ucap Cia
"Berapa lama perjalanan kita?" tanya Ali
"Menurut Maps, sekitar 3 jam kalo kita lewat jalan tol." jawab Ghavin, seraya memasang kembali sabuk pengamannya
"Kalo gitu nanti kita mampir di mini market, yang deket tol ya." pinta Cia, Ghava mengangguk
Kakak sepupunya ini memang tidak bisa jauh dari cemilan, sama sih dengannya. Karena selain kemampuan sang bunda yang menurun padanya, banyak makan pun menurun padanya. Namun yang paling penting bagi Cia adalah, ia harus mampir ke toilet terlebih dahulu. Baik itu perjalanan jauh, atapun dekat.
.
.
"Ada apa?" tanya Ali
"Sepertinya aku merasakan keberadaan sosok itu, nampaknya ia tak suka dengan niat kedatangan kita." jawan Ghava, ia mengusap tengkuk lehernya
"Benarkah? Tapi aku tak merasakan apa pun" ucap Cia, yang di angguki oleh Luna
Pasalnya mereka masih setengah perjalanan, belum sampai ke tempat yang di tuju. Namun ternyata sosok itu merasakan, saat mereka berempat membicarakannya tadi.
"Oya, apa saat memakamkan wanita itu. Bayi yang ada dalam perutnya di keluarkan dahulu? Atau di makamkan langsung bersama dengan ibunya?" tanya Luna
"Entah, aku tidak bertanya sampai ke situ." jawab Ghava
"Aku mengantuk" lanjut Ghava
"Ya sudah, kamu hentikan mobil di bahu jalan depan sana. Biar aku, yang menggantikanmu menyetir." titah Ali, Ghava menurut tanpa banyak bicara. Mereka bertukar posisi, kini Ghava duduk di jok samping kemudi.
Ia benar-benar sudah mengantuk, semalam ia begadang karena harus menyelesaikan tugas kuliah. Salahnya memang, karena saat Ali dan yang lain mengajaknya untuk menyelesaikan bersama saat siang hari. Dia hanya ikut berkumpul, namun sibuk dengan game nya. Akibatnya, ia mengantuk bukan main sekarang.
"Bangunkan aku kalo udah keluar tol." Ali mengangguk
Mereka melanjutkan perjalanan, dan benar saja. Ghava yang memang seperti Anin, hanya hitungan detik. Ia sudah tertidur di kursi samping Ali, sedangkan kedua gadis sedang sibuk dengan ponsel masing-masing di belakang.
"Ngomong-ngomong, siapa yang mengirim pesan itu pada Ghava? Dan bagaimana ia bisa mendapatkan nomer Ghava? Dan yang paling bikin gue penasaran itu, darimana dia tau kalo kita memiliki kemampuan berinteraksi dengan makhluk halus?" tanya Cia beruntun
"Kamu benar, aku juga sejak tadi memikirkan hal itu." jawab Luna
"Kita akan mendapatkan jawabannya nanti, setelah tiba di sana." ucap Ali, Cia dan Luna hanya menghembuskan nafas pelan
.
Setelah dua jam, mereka pun tiba di sebuah gapura masuk ke perkampungan yang di maksud. Kini mereka berempat berdiri di samping mobil dan melihat ke sekitar, tanpa ada niatan untuk masuk ke dalam.
"Tempatnya angker ya" celetuk Cia
"Gimana ga angker, dari sini aja kita bisa liat kalo jalan masuk ke dalam sana. Kanan kiri pohon-pohon besar, Ghav... apa kamu sudah menghubungi orang yang mengirim pesan padamu?" ucap Luna, ia pun bertanya pada Ghava
"Sudah, dia bilang sedang di jalan kesini." jawab Ghava
"Kayanya kita bakalan menginap di sini, waktu sudah hampir maghrib." ucap Ali, ia melihat ke pergelangan tangannya
"Semoga ada tempat untuk kita menginap, aku benar-benar ingin meluruskan pinggang ku" ucap Cia, sembari menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri
"Itu bukan?" tanya Ali, namun tubuhnya tetap bersandar pada badan mobil. Sedangkan matanya menatap ke arah dalam, serentak ketiga saudaranya mengikuti arah pandang Ali.
Di sana mereka melihat, ada 2 orang pria yang usianya mungkin seumuran dengan ayah mereka. Berjalan ke arah mereka, dan di belakang kedua orang itu ada 1 orang pemuda.
"Maaf sudah membuat kalian menunggu lama" ucap salah satu pria dewasa tersebut
"Tidak apa-apa, kami juga sedang melihat ke sekeliling." jawab Ghava
Mereka bersalaman, dan salah satu mereka mengajak Ghava dan yang lain untuk masuk ke kampung tersebut. Karena lebih banyak lelaki, sehingga kini yang berada di jok depan adalah Cia dan Luna. Dan Luna lah yang mengemudi mobil tersebut, Cia memilih untuk fokus pada pemandangan di luar jendela.
Karena banyaknya pohon tinggi di kiri dan kanan jalan, membuat suasana terasa begitu suram. Tambah lagi memang sudah mendekati waktu maghrib, sehingga langit juga mendukung bertambah gelap.
'Sepertinya di sini memang masih kental dengan budaya dan belum tersentuh, dengan kehidupan kota.' ucap Cia dalam hati
'Kamu benar, bahkan sepanjang jalan masih menggunakan obor.' balas Ghava
Saat sedang fokus melihat keluar sana, Cia di kejutkan oleh sekelebat bayangan putih terbang di antara pepohonan.
DEG
GLEK
'ADA APA?' tanya mereka bertiga
'Sepertinya sosok itu sudah mulai menyadari keberadaan kita' jawab Cia
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
itu kalo gak alice atau cia...
lagiii
hahhaha
ini part terkeren makkk kek berasa nonton film maakkk