dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18 keputusan Raha
" Raha....!! " desis Calista lirih sembari menatap gadis yang merupakan anak tirinya itu.
Sementara Leon terlihat sedikit menyingkir menyamping dan mengambil posisi membelakangi Raha kembali setelah sebelumnya ia juga sempat menatap wajah pucat gadis itu.
Hati Raha begitu sakit dan bagai di remas remas melihat sikap Leon kepadanya saat ini.
Namun ia mencoba untuk tak perduli. Kebenaran tentang papanya jauh lebih penting baginya ketimbang laki laki itu.
" tak ku sangka kau ternyata begitu busuk....
Pembunuh...wanita serakah " umpat Raha kepada Calista.
Calista menghela nafas sejenak.
" aku menyesal kau akhirnya tahu kebenaran ini, tapi kurasa ini lebih baik..
Aku tak perlu lagi berpura pura bersikap baik padamu " kata Calista kemudian dengan tatapan meremehkan.
" kau mengakui jika kalian terutama kau adalah pembunuh papaku ?! " suara tanya Raha terdengar kian bergetar, ada isak yang terdengar coba ia tahan.
" tidak...
Aku tidak melakukan apa apa, itu adalah balasan atas niat buruk papamu sendiri kepadaku " jawab Calista menyangkal.
" omong kosong...
Sejak awal kau memang berniat mengeruk harta papaku sajakan ?! " sentak Raha
" itu adalah bayaran atas tubuhku yang telah dinikmati oleh papamu Raha....
Kau tahu apa alasan papamu sebenarnya menikahiku ?!
Kau....
Kau alasannya " Calista menuding Raha dengan ujung jarinya.
" papamu hanya memanfaatkan ketidak berdayaanku sebagai seorang wanita miskin.
Dia tidak pernah benar benar menginginkan diriku untuk menjadi istrinya.
Dia hanya menginginkan seorang anak dariku, seorang anak yang bisa dia donorkan sum sum tulang belakangnya untukmu.
Bukan placentanya Raha....bukan placentanya saja, tapi sum sum tulang belakangnya.
Menurutmu, andai kau jadi aku ?! Apa yang akan kau rasakan ?! Sementara kau tak di beri pilihan untuk memilih.
Ibu mana yang akan bisa menerima anak yang ia kandung selama sembilan bulan hanya akan di jadikan korban untuk orang lain ?!
Tidak...
Aku tidak bodoh Raha...
Dan aku tidak mau anakku di jadikan korban untukmu.
Aku tak sudi mengandung anaknya, aku lebih memilih mengandung anak dari laki laki yang ku cintai " jawab Calista kemudian dengan menggebu gebu dan tatapan nanar kepada Raha yang wajahnya kian memucat.
Raha sungguh tak tahu apa apa tentang itu, ia hanya tahu jika pernikahan papa dan wanita di hadapannya itu baik baik saja.
Namun bukan itu yang membuat jiwanya semakin terguncang,
Kata kata terakhir Calista tentang laki laki yang ia cintailah yang membuatnya terasa kian terpuruk.
" jadi kalian.....?! " suara Raha bergetar hebat. Raha membayangkan Leon bercinta dengan sosok wanita di hadapannya saat ini hingga membuat wanita itu hamil.
Itu artinya mereka ?!
Tubuh Raha tiba tiba menjadi tremor.
" ya....
Leon adalah kekasihku, dan benih yang ku kandung saat itu adalah benihnya bukan benih dari papamu " jawab Calista seperti mengejek.
" kau memanh wanita jahat Calista....kau harus bertanggung jawab atas kematian papaku Calista " sentak Raha lagi
" apa yang harus aku pertanggung jawabkan Raha ?! sudah kukatakan yang terjadi kepada papamu adalah karena niat buruknya sendiri padaku.
Sehingga ketika ia tahu rencananya untuk memanfaatkan aku gagal dia tak terima.
Dia syok dan selebihnya kau tahu sendiri apa yang terjadi.
Aku tidak melakukan apapun padanya " kata Calista menolak tuduhan Raha.
Raha menatap jijik kepada Calista, dan itu membuat Calista tersinggung.
" kenapa kau menatapku seperti itu Raha, di mana sopan santunmu selama ini ?!
Ah aku tahu...
Kau cemburu padaku dan Leon ?!
Kau salah jika kau ingin bersaing denganku karenanya Raha.
Sejak awal dia adalah milikku. Aku yang memintanya untuk mendekatimu " kata Calista lagi, dan lagi lagi tatapan wanita itu penuh dengan ejekan.
Raha terdiam memucat, gadis belia seperti dirinya tentu bukan tandingan seorang wanita dewasa seperti Calista.
" bagaimana menurutmu ?! dia sangat hebatkan di atas ranjang ?!
Tak kusangka kita bisa merasakan keperkasaan dari seorang laki laki yang sama Raha...." jawab Calista lagi dengan suara yang terdengar sedikit lirih di akhir kalimatnya sembari ekor matanya melirik tajam ke pada Leon yang berdiri agak di belakangnya dengan posisi membelakangi ke duanya.
" pergi dari hadapanku, dan jangan pernah tunjukkan lagi wajahmu di hadapanku wanita jalang " sentak Raha kemudian yang justru di sambut dengan tawa Calista.
" ha ha ha......apa yang kau katakan Raha ?! Siapa yang kau usir ?!
Kau lupa siapa aku dan apa hakku di rumah ini ?!
Biar aku ingatkan padamu, aku adalah istri sah papamu, setengah dari rumah ini adalah milikku.
Sementara kau....
Kau tak bisa berbuat apa apa di usiamu saat ini tanpa izin dariku.
Aku adalah walimu " jelas Calista yang membuat Raha seketika tak berkutik.
Dadanya kian terasa sesak.
" baiklah...
Tinggal dan nikmatilah fasilitas mewah yang ku miliki selagi kau mampu.
Anggap aku bersedekah kepada seorang pengemis " jawab Raha kemudian dengan suara lantang yang sontak membuat tawa di wajah Calista seketika menghilang.
" aku tahu, seorang pengemis tak akan pernah bisa menyuap sesuap nasi tanpa adanya sedekah dari orang lain " lanjut gadis itu dengan senyum remeh di wajahnya.
" Raha....beraninya kau...." Calista marah, giginya bergemerutuk menahan amarah demi mendengar kata kata yang terlontar dari bibir gadis remaja itu.
" oh ya....
Mengenai laki laki itu, ambil untukmu...aku tidak butuh laki laki pecundang seperti dia.
Menurutku dia tak seperkasa seperti yang kau bilang.
Aku bahkan bisa mendapatkan laki laki yang jauh lebih perkasa darinya " kata Raha lagi yang sontak membuat Leon menoleh dan menatapnya tajam.
Tapi Raha tak lagi peduli, gadis itu mundur beberapa langkah kebelakang sebelum akhirnya ia memutar tubuhnya dan meninggalkan ruangan itu dengan langkah kaki yang terseok.
Leon menatap tak berkedip punggung gadis itu yang kian menjauh.
Ada rasa terbakar di dalam dadanya demi mendengar ucapan Raha yang terakhir kalinya.
" kemasi barang barangmu, kita pergi dari sini Calista " terdengar suara Leon memerintah Calista.
Calista menoleh kemudian menggeleng.
" tidak Leon....
Rumah ini milikku "
" kau gila...sejak kapan rumah ini menjadi milikmu ?!
Rencanamu sudah gagal. Aku tak mau lagi terlibat dalam rencana gilamu itu.
Aku sudah merendahkan harga diriku sendiri hanya karena rencana gilamu itu " sentak Leon yang jengkel dengan kekeras kepalaan Calista.
Andai ia menolak permintaan Calista waktu itu, saat ini Raha tak akan bisa menghinanya seperti tadi.
Gadis itu bahkan meremehkan dirinya sebagai seorang laki laki.
" aku akan tetap berada di sini, rumah ini adalah hasil jerih payahku " jawab calista kemudian.
" aku bisa memberimu rumah yang jauh lebih mewah dari rumah ini Calista.
Ayo..kita tinggalkan rumah ini "
" tidak Leon...aku tidak mau menjadi bahan hinaan keluargamu jika aku memiliki sesuatu karena pemberianmu "
" kau gila Calista...
Kau sudah gila " sentak Leon hingga Calista terjengkit. Di tatapnya laki laki di hadapannya itu.
Setelah sekian lama, baru kali ini ia mendengar Leon membentaknya.
" aku tidak gila, aku berhak atas apa yang sudah aku usahakan selama ini Leon.
Apa salahnya jika aku ingin berhasil dengan hasil kerja kerasku sendiri "
" ini bukan hasil kerja kerasmu Calista, kau berniat merampok Raha "
" aku tidak perduli....
Aku sudah menyerahkan tubuhku sebagai jaminannya. Jadi sekarang....anggap mereka sedang membayarku "
Leon terlihat mengetatkan rahangnya menatap Calista. Sisi lain wanita itu seolah baru ia sadari.
Calista serakah....
" terserah padamu..." sentak Leon kemudian sambil akan melangkah pergi dari kamar itu.
Tapi Calista menahannya dengan memeluknya kemudian mencium bibir Leon.
Tapi sungguh di luar biasanya,
Leon melepaskan pelukan wanita itu begitu saja kemudian segera melanjutkan langkahnya.
Calista termangu di tempatnya berdiri.
Untuk pertama kalinya Leon menolak dirinya.
" kau berubah Leon...." desis Calista dengan wajah kecewa.
mudah2an raha bangun duluan sblm dikter zani tlp calista..
❤❤❤❤❤
kok gak hubungi dokter xani..