"Mencintaimu dengan Tulus: Kisah Cinta LDR"
Matara Vega Sakti dan Sherina Ayesha Wicaksono, dua mahasiswa semester satu yang menjalin cinta di tengah jarak. Mereka berbagi impian, harapan, dan tawa. Namun, ketika Sherina pulang ke Indonesia untuk liburan semester, perasaan cemburu Vega mulai menggerogoti hubungan mereka.
Konflik memuncak ketika Vega menemukan Sherina dekat dengan teman lamanya. Kesalahpahaman dan kecurigaan membuat hubungan mereka goyah. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menahan badai?
Di tengah kebimbangan dan kesulitan, Vega dan Sherina harus memilih antara memperbaiki hubungan atau berpisah. Akankah mereka menemukan jalan kembali ke pelukan each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LYS Halaman 10
Sherina merasa sangat sedih dan kecewa karena Vega meninggalkannya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Dia hanya bisa menangis dan memikirkan apa yang telah terjadi. Berharap, Vega tidak akan marah kepadanya terlalu lama.
.............................
Setelah beberapa jam menangis meratapi kesalahannya, Sherina memutuskan untuk menghubungi Vega. Tapi Vega tidak menjawab panggilannya.
Tidak ingin menyerah begitu saja, Sherina terus mencoba menghubungi Vega. Tapi, bukanlah jawaban yang didapatkan Sherina, melainkan Vega sengaja menonaktifkan ponselnya.
Sherina sedih, melempar ponsel diatas tempat tidur, Sherina kembali menangis.
"Vega, tolong jangan acuhkan aku seperti ini. Tolong jangan diamkan aku seperti ini, aku tidak bisa tanpamu Vega. Aku memang bersalah Sayang, aku minta maaf." Sherina menjambak rambutnya frustasi.
Sherina menjatuhkan badan diatas tempat tidur dengan perasaan kacau. Sherina merasa sangat sedih dan kecewa. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Dia hanya bisa menangis dan memikirkan apa yang terjadi kini.
Tiba-tiba, Sherina mendengar suara pintu apartemennya terbuka. Dia segera bangun menghentikan tangis dan berlari ke arah pintu kamar, berharap bahwa itu adalah Vega yang telah kembali.
Tapi, saat dia membuka pintu kamar, dia melihat Mama dan Papa yang berdiri di depan pintu kamar dengan wajah yang khawatir.
"Sherina, kamu kenapa? Kenapa kamu menangis? Jangan membuat Mama khawatir Sayang, Mama dan Papa kesini karena kamu belum pulang ke rumah besar," kata Citra dan segera memeluk Sherina. Citra bingung melihat putrinya dalam keadaan menangis.
Apa yang terjadi? batin Citra.
Sherina semakin sedih dan kecewa ternyata bukanlah Vega yang datang. Sherina lagi-lagi tidak bisa menahan tangis, sebenarnya dia tidak ingin Mama dan Papa melihatnya dalam keadaan seperti ini. Tapi sepertinya saat ini Sherina sangat membutuhkan mereka.
"Ma, Vega. Ma," kata Sherina, berusaha untuk menyembunyikan air matanya tapi tidak bisa.
Citra dan suaminya saling menatap dengan khawatir. Mereka bisa melihat bahwa Sherina sangat sedih dan kecewa.
"Sherina, apa yang terjadi antara kamu dan Vega?" tanya Citra, memeluk Sherina lebih erat dan mengusap punggungnya.
Sherina menangis lebih keras, berusaha untuk mengeluarkan semua perasaannya. "Ma, aku...aku bersalah. Aku membuat Vega marah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang," jelas Sherina, diantara tangis.
Citra dan suaminya kembali saling menatap. Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan Sherina dan Vega.
"Sherina, kamu tidak sendirian. Mama dan Papa ada di sini untuk kamu. Kami akan membantu kamu menyelesaikan masalah ini," kata Citra, membelai rambut Sherina dengan lembut.
Sherina menangis lebih keras lagi, berusaha untuk mengeluarkan semua kegundahan dihatinya. "Ma, aku cinta Vega. Dia pergi. Aku tidak ingin kehilangan dia," kata Sherina lagi, disela tangis.
Citra dan suaminya lagi-lagi saling menatap, Arman mengedikan kedua bahu tanda dia tidak tahu apapun.
"Sherina, Mama dan Papa akan membantu kamu menyelesaikan masalah ini. Tapi kamu harus berjanji pada kami kamu tidak akan bersedih lagi dan akan menceritakan semuanya yang terjadi padamu dan Vega," kata Citra, memeluk Sherina lebih erat. "Ya?"
Sherina mengangguk, mengurai pelukan mencoba berhenti menangis. "Mama berjanji?" tanya Sherina dengan wajah penuh air mata.
Citra tersenyum dan membersihkan wajah Sherina yang berantakan karena air mata dengan ibu jarinya.
"Mama berjanji, Sayang. Mama akan membantu kamu menyelesaikan masalah ini. Tapi kamu harus berjanji pada Mama, kamu jangan menangis lagi, oke?" kata Citra lembut.
Sherina mengangguk lagi. "Sherina berjanji, Ma," kata Sherina dengan suara serak khas orang baru menangis.
Citra dan suaminya saling menatap dengan senyum. Mereka merasa lega karena Sherina tidak menangis lagi.
Sherina mengajak Mama dan Papa masuk ke dalam apartemen dan duduk diruang tamu. Sherina membuatkan Mama dan Papa minuman lebih dulu lalu bergabung bersama mereka.
"Sekarang, ceritakan pada Mama apa yang terjadi antara kamu dan Vega," pinta Citra, menatap Sherina lembut.
Sherina mengambil napas dalam-dalam dan mulai menceritakan apa yang terjadi antara dia dan Vega. Dia menceritakan tentang bagaimana dia bertemu dengan Ari, tentang bagaimana Vega marah padanya, dan tentang bagaimana dia merasa sangat sedih dan kecewa.
Citra dan suaminya mendengarkan cerita Sherina dengan sabar dan perhatian. Mereka bisa melihat bahwa Sherina sangat sedih dan kecewa, dan mereka ingin membantunya menyelesaikan masalah ini.
Biar bagaimanapun, Citra dan Arman sudah mengetahui jika Vega adalah pemuda yang baik, penyayang, dan sopan. Mereka berdua juga sudah cocok jika suatu hari nanti, Vega dan Sherina berjodoh lalu menikah dan, Vega menjadi menantu satu-satunya dikeluarga Arman Wicaksono.
Selain itu, mereka juga menginginkan kebahagiaan Sherina putri satu-satunya.
Setelah Sherina selesai menceritakan, Citra dan suaminya saling menatap. Mereka telah memahami apa yang terjadi di antara Sherina dan Vega.
"Sekarang, apa yang akan kamu lakukan Sherina?" tanya Citra, mengusap lengan Sherina dengan sayang.
Sherina menggeleng, masih dengan wajah sedih. "Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, Ma. Sherina bingung."
Citra tersenyum dan memeluk Sherina erat. "Jangan khawatir, Sayang. Mama dan Papa akan membantu kamu menyelesaikan masalah ini. Tapi kamu juga harus berusaha untuk tidak membuat Vega marah lagi. Jika kamu masih mencintainya hargailah perasaannya, hargailah keputusannya. Mama yakin sekali, Vega melakukan itu semua karena ingin hubungan kalian tetap harmonis," kata Citra.
Sherina menatap Mama. "Tapi Ma, Ari itu teman lamaku dia itu sangatlah baik. Ari selalu menolong aku waktu masih SMA. Sherina tidak mungkin menjauhinya, Ma." kata Sherina dengan harapan Mama mengerti akan posisinya saat ini.
Waktu masih SMA, Ari memanglah sering menolong Sherina. Dulu, Sherina seringkali di bully oleh teman-teman yang tidak suka padanya, dulu Sherina adalah gadis pendiam.
Selain pendiam, Sherina adalah gadis tercantik dan terpandai di SMA Kusuma, sampai-sampai dia mendapat bea siswa di Universitas Singapura dan hal itu membuat banyak remaja laki-laki yang menyatakan cinta padanya, dan itu memantik para gadis lain membully-nya karena cowok incaran mereka malah menyukai Sherina. Jadi, itulah alasan Sherina tidak mau menjauhi Ari, Sherina merasa berhutang banyak pada Ari.
Citra menghela mencoba sabar pada Sherina. "Mama paham Sayang, tapi Vega juga berharga untuk kamu kan?" tanya Citra menatap Sherina dengan lembut.
Sherina menganguk. "Sangat Ma, Vega sangatlah berarti untukku."
Citra tersenyum lembut. "Nah, jika kamu merasa dia sangatlah berharga kamu harus bisa memilih. Cinta membutuhkan pengorbanan, Sherina."
Sherina terdiam merenungkan perkataan Mama. "Paham kan maksud Mama?" tanya Citra lembut.
Sherina tersenyum, merasa lega karena Mama dan Papa mau menasihatinya.
btw knp dikasih nma Supra, Vario, Jupiter gk ada kayaknya😁😁 bisa dijelaaskn gk thor