NovelToon NovelToon
Kidung Lara Di Tepi Senja

Kidung Lara Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda Yuzhi

Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.


Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?

~~ Dilara Annisa ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibuntuti.

" Sudah pesan ?! " Tanya Dilara pada Deny sesaat keduanya terdiam.

" Iya sudah tadi saat datang. Saya suruh pelayannya antar ke sini " Jawab Deny menoleh sekilas ke adah Dilara. Setelahnya netra memiliki ciri khas itu menatap ombak bergulung dari kejauhan.

" Bagaiamana kabar nenek dan kakek ? " Tanya pria peranakan itu pada Dilara. Dia sangat tahu, Dilara adalah anak yatim piatu yang hanya diasuh oleh kakek dan neneknya.

Dulu, setiap pulang sekolah, sebelum pulang ke rumah, Deny akan mampir dulu ke rumah Dilara untuk makan siang. Dia sangat suka dengan masakan nenek. Meskipun menunya hanya sederhana, tapi membuatnya candu. Santan daun kelor dan teri saos, itu masakan favorit Deny.

" Beliau berdua sudah kembali pada Tuhan tiga tahun yang lalu. " Jawab Dilara lirih. Nada getir terdengar jelas dari suaranya yang bergetar menahan pedih.

Deny tersentak. Dialihkannya tatapannya menyorot sendu pada Dilara. " Innalillahi wa'inna ilaihi raji'un. " Gumam Deny terkejut seiring dengan datangnya pesanannya. Dia tidak menyangka sepasang suami istri baik hati itu telah tiada. " Aku turut berduka cita. " Ucapnya setelah mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantarkan pesanannya tadi.

Dilara tersenyum getir. Ingatannya kembali melayang pada bencana tahun dua ribu delapan belas silam. " Mereka salah satu korban keganasan tsunami. " Ucapnya mirip dengan gumaman. Tatapan kosong menembus hamparan laut di kejauhan yang berkilau ditimpa cahaya matahari yang kian beranjak.

" Saat kejadian, mereka sedang melaksanakan sholat maghrib di mesjid terapung. " Tutur Dilara lagi lalu menghembuskan napas beratnya. Matanya berkaca-kaca kembali mengingat kejadian perih itu.

" Maaf, aku mengungkit lukamu. " Ujar Deny merasa tidak enak hati melihat Dilara bersedih. Disesapnya segelas flavoured tea untuk melegakan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kelat mendengar berita kematian kakek nenek Dilara.

" Tidak apa. Sekali-kali kita memang harus mengingat luka kita agar ketika kita terluka lagi, hati kita sudah tidak asing lagi dan kebal. " Ungkap Dilara penuh makna. Jari lentiknya terangkat menyusut pelan cairan bening yang mengalir di sudut matanya.

Deny terkekeh kecil. Hatinya tercubit mendengar ucapan Dilara. Entah kenapa, dia menangkap ungkapan itu adalah luapan hati Dilara saat ini. " Ucapanmu cukup puitis. Tapi entah, menurutku itu penuh makna. " Ujarnya membuang tatapannya searah Dilara.

" Hff...jelas bermakna. Bukankah hidup ini memang penuh dengan makna dan hikmah. " Tukas Dilara tersenyum getir.

" Ahh...sudahlah, kenapa jadi melow gini sih ! " Imbuhnya lagi lalu terkekeh.

Deny menatap wanita anggun di depannya dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Dia bisa melihat ada segores luka di netra bening nan teduh itu. " Sebab apa lukamu itu ? Jika bisa aku ingin mengobatimu. " Batinnya lalu menundukan pandangan ketika sadar jika Dilara bukanlah wanita yang halal ditatapnya berlama-lama.

Sayup terdengar suara Adzan berkumandang. Tanpa sadar mereka berbincang sudah sekian lama, dan senja semakin menghilang di balik awan menyisakan bias jingga mewarnai langit.

" Adzan maghrib. Aku pinjam mushola Cafe untuk ibadah. " Pamit Deny pada Dilara seraya berdiri dari duduknya.

Dilara tersentak. " Loh ?! " Ucapnya dengan wajah bingung penuh tanya. Setaunya Deny adalah non muslim.

" Aku login, ikut Mama sejak Papa meninggal lima tahun lalu. " Sahutnya seperti memahami tatapan Dilara. Kedua orang tuanya memang menikah beda agama, dan dia sebagai anak tunggal diharuskan oleh Papanya untuk ikut agama papanya.

" Oh ! " Dilara hanya membulatkan bibirnya serta mengangguk pelan.

" Aku masuk dulu. " Pamit Deny lagi seraya melanjutkan langkahnya menuju mushola cafe. Cafe ini memang menyediakan mushola untuk tempat ibadah karyawan muslim dan pengunjung yang hendak beribadah.

Dilara menatap nanar punggung Deny yang hilang di balik dinding cafe. Helaan napas beratnya terdengar. Netranya bergerak menatap sekitar. Nampak beberapa karyawan dan beberapa pengunjung terlihat beranjak dari tempat mereka, bersiap melaksanakan ibadah maghrib. Sedangkan dirinya ?

Dia adalah seorang muslim dan dibesarkan dilingkungan muslim. Kakek Neneknya mendidiknya cukup keras dengan didikan sebagaimana seorang muslim. Tapi lihatlah, sejak dia menikah dan menjalani hidup dengan materi yang berkecukupan seolah dia lupa akan penciptanya. Dia sering melalaikan sholat.

" Astagfirullah hal'adzim. " Gumamnya sambil mengusap kasar wajahnya. Ternyata aku sudah terlalu jauh dari Tuhanku. Ampuni aku Ya Allah ! " Desisnya lalu menundukan wajahnya. Dia cukup tersentil dengan kehadiran Deny. Dia sangat malu pada dirinya sendiri.

Dia adalah muslim sejak lahir, tapi lupa akan kewajibannya sebagai seorang muslim. Sedangkan Deny adalah seorang mualaf ternyata lebih patuh dari dirinya.

" Mungkin keadaanku sekarang merupakan teguran dari Allah untukku. Lihatlah, suamiku menikah tanpa sepengetahuanku, ditambah penyakit yang menggerogoti. " Gumam Dilara semakin tertunduk merenungi keadaannya.

♡♡♡

Jarum jam menunjukan pukul tujuh malam. Dilara memutuskan untuk pulang ke rumah tanpa pamit pada Deny. Bukannya dia tidak menghargai Deny sebagai sahabat masa kecilnya, tapi dia kadung malu bertatapan dengan pria berwajah oriental tersebut.

Mobil yang dikendarai oleh Dilara perlahan memasuki kompleks perumahan yang ditempatinya sekarang. Jalanan yang menanjak membuat laju kendaraannya sedikit berkurang. Dilara menurunkan kaca mobilnya untuk menikmati semilir angin dari luar. Dia suka dengan udara di bukit itu yang terasa sejuk, ciri khas udara perbukitan.

Setelah mengendarai mobil selama setengah jam, akhirnya dia sampai di rumah di sambut oleh asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh mertuanya.

" Tidak usah menyediakan makan malam untukku. Aku sudah makan di cafe tadi. " Ujarnya pada pelayan yang membukakan pintu untuknya.

" Baik, Bu ! Sahut wanita berumur empat puluh tahun itu sambil mengangguk hormat.

Dilara tersenyum sekilas lalu melanjutkan langkah menuju kamarnya di lantai dua.

" Ternyata kau di sini ! " Gumam seseorang yang dari tadi membuntuti Dilara sejak dari cafe. Orang itu tidak lain adalah Fikri, suami Dilara.Tanpa Dilara sadari, Fikri terus mengawasinya di cafe. Dan suaminya itu membuntutinya sampai di rumah.

1
Nani Rahayu
ayo Fikri jujur ..tegas...jangan sampe nyesal .. karena kesempatan tidakbdatang dua kali...dilara love youuu🥰🥰
Nani Rahayu
Alhamdulillah...semoga kita semua diberi kesehatan...setia dong Thor🥰🥰
Senja Ariestya: Makasi 🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Cepet sehat, hangan sampai Fikri tergoda sama Maria ya thor ... jijik aku
Senja Ariestya: Aamiin 🤲🏻
makasi yaa
total 1 replies
Nani Rahayu
semoga author cepat sehat.....kami mmg menunggu up nya selalu...tp kalo mmg LG sakit istirahat dulu Thor......semoga kita semua sehat2 terus yaaaaa
Senja Ariestya: Aamiin...
terima kasih dukungannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Baru mampir, sepertinya ceritanya menarik ... rajin2 up ya jangan gantung nanri sakiit
Senja Ariestya: terima kasih sudaah mampir
total 1 replies
Nani Rahayu
nikmati drama mu neng maria
Senja Ariestya: 🤭🤭🤭🫣🫣🫣🫣🫣
total 1 replies
Nani Rahayu
good job lara. .... kita liat Maria masih mau gak hidup dengan pria yg kantongnya udah kempes🤭🤭🤭🤭
Nani Rahayu
Fikri terlalu gampang menyalahkan...tp kok y kasian ma Fikri
Senja Ariestya: salam.sama lajangnya yaa kak
Senja Ariestya: Ahaiii...😅
total 4 replies
Nani Rahayu
kalo Maria yg kecebur drama lagi....terus Fikri percaya LG...berat bener ujianmu fikri 🤭🤭semoga kamu tidak lupa karakter asli istrimu ya
Cakrawala_Jingga: nah itu yg terlintas di otakku...
hidup Maria itu penuh manipulasi
total 1 replies
Nani Rahayu
kayaknya Maria ini ujian buat Fikri dan dilara.....Fikri salah karena ambil keputusan sebesar ini tanpa melibatkan istri .....tp kayaknya kalo kasus Fikri ini masih boleh lah dimaafkan 🤭karena kan g sengaja berkhianatnya ....kadang kan udah jelas lakinya berhianat masih bisavyermaafkan kok...semoga lara lebih sabar ,bisa menerima Fikri kbali....dan Fikri harus lebih tegas....dan mikir lagilah... tanggung jawab g mesti jadikan istri
Cakrawala_Jingga: Aku hadir kak
meninggalkan jejak.
semangat updatenya /Good//Good/
Senja Ariestya: terima kasih sudah mampir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
Lop yu too buat author.
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lop yu too,Thor
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lanjut ...
double up dong
Cakrawala_Jingga
Kasian mbak Ina
Cakrawala_Jingga
Astagaaa....
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
Cakrawala_Jingga
Makin seru
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat dilara cerai sama Fikri kak, kasian
dan pergi jauh dari fikri
Cakrawala_Jingga: Iya...kasian gitu yaa
Fikri Maruk. gemes aku
Senja Ariestya: Terima kasih sudah hadir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
haha ?
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!
Senja Ariestya: terima kasih, kak 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
nggak enak kan didiamin /Tongue//Tongue/
Senja Ariestya: makasih 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
Novelnya keren.
penulisannya rapi dan sesuai dengan kaidah menulis. Semangat berkarya Thor /Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!