milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janan centuh diliku !
Sudah seminggu Audrey menjadi istri dari pengusaha kaya raya, Chandra Maverley. Sudah selama itu juga, kehidupan tuan Maverley diganggu oleh kehadiran cebol badak.
Ketiganya selalu berdebat, tapi yang lebih sering adalah Alana dengan tuan Maverley. Ada saja yang dilakukan oleh Alana, tuan Maverley hanya dapat mengusap dadanya.
Namun, bukan berarti tuan Maverley membenci kedua cicitnya. Tidak, dia tidak sebenci itu. Hanya saja sebelumnya dia cuma mengejek cucunya yang ketempelan Aruna. Setiap hari menyambangi kediamannya membuat pria tua itu risih.
Setiap Aruna datang, tuan Maverley jarang menunjukkan dirinya di hadapan Aruna karena begitu malasnya dia bertemu orang tak waras karena obsesinya kepada sang cucu.
“Bibi, kenapa telol dikulkas lebih banyak dalipada daging ayam ? “ tanya seorang bocah perempuan yang berlutut diatas kursi. Kedua tangannya bertengger di kedua pipinya dan menjadi tumpuan diatas meja,begitu juga Azalea kembarannya.
Jangan lupakan, bokong keduanya yang disengaja bergoyang kekanan dan kekiri membuat siapa saja pasti gemas melihatnya.
“Kalo lebih banyak daging ayam daripada telor, nanti tiap hari makannya ayam dong “ jawab Bibi Sumi sabar.
“Ya nda papa kan, Lea. Daging ayam itu cehat loh bibi Cumi, “
Bibi Sumi pasrah, saat namanya menjadi cumi. Dia tahu cicit majikannya sangat cadel, namun terdengar lucu jika keduanya berbicara mengingatkannya dengan cicit laki-laki majikannya yang minggu depan akan pulang bersama orang tuanya.
“Kalo makan ayam terus, nanti Ana sama Lea bosan loh, “ balasnya tak lupa menambahkan kata ‘loh’ diakhir kalimatnya.
“Nda kok bibi, “ sahut Alana tak terima.
“Kalian berdua ngapain di dapur, mau jadi tukang masak ? Gantiin bibi ya ? “ sontak Alana dan Azalea menoleh.
Melihat bubunya datang membawa gelas di tangannya membuat kening Alana mengerut.
“Ail dikamal habis ? “
“Habislah, masih ditanya lagi ! “ ketus Tuan Maverley.
“Dih, cenci naaaa dilimu bubu” sindir Alana kesal.
Tuan Maverley menatap sinis kedua cicitnya, lalu beralih menatap Bibi Sumi yang sedang memasak. Tentu perlakuan majikannya membuat Bibi Sumi membeku. Apalagi tuannya itu terkenal kejam dan datar.
“Masak yang enak, bi. Ada buntal yang siap menghabisi masakanmu ! “ balas Tuan Maverley menyindir Alana.
“Nyindil dili sendili ya, pak tua ? “ tanya Azalea polos.
Tuan Maverley mendengus kesal. Setelah gelasnya terisi penuh, dia langsung kembali ke kamarnya tanpa menghiraukan tatapan ejekan dari cebol badak.
“Ngambek dia, helan ! Dia yang nyindil duluan, dia juga yang duluan ngambek. Dacal buyut buntal ! “ omel Alana. Namun perkataan Alana masih di dengar oleh Tuan Maverley yang berhenti di pembatas antara dapur dan ruang makan.
“Cudahlah, Ana. Ayo, kita ke luang tamu ! Lea bocan di cini, bibi belum celecai macaknaaa. Buat Lea lapal, hiii –”
‘Krukkkk’
“Hehe pelutna Ana yang bunyi, “ kata Alana malu.
Bibi Sumi tertawa mendengar obrolan kedua cicit majikannya. Dia merasa kediaman majikannya lebih berwarna daripada sebelum-sebelumnya.
“syukurlah, rumah ini menjadi berwarna dengan kedatangan Nona Audrey dan putri kembarnya. Ya, walaupun setiap hari ada aja yang didebat tuan besar dan kedua cicitnya, tapi ini sudah sangat luar biasa, “ katanya sambil melihat kedua cicit majikannya pergi meninggalkan dapur.
*
*
*
*
“Kamu lihat, cucu menantu. Ini semua, mami mu yang tanam. Indah bukan ? “ kata Nyonya Dara kepada Audrey yang kini ikut menyiram tanaman bunga milik Mami Cellia.
Sementara Mami Cellia memperbaiki polybag tanamannya yang masih kecil. Kali ini dia menanam bunga semanggi, bunga yang sangat dia sukai selain bunga mawar biru.
“Mami, memang keren” puji Audrey kepada Mami Cellia, tentu saja pujian Audrey membuatnya bangga.
Dia memperlihatkan semua karya tangannya dalam menanam berbagai jenis bunga. Kesibukan ketiganya tidak ingat jika ada seseorang yang datang mencari menantu keluarga Maverley.
“KATAKAN PADAKU, DIMANA WANITA ITU !!! BERANINYA DIA MEREBUT CALON SUAMIKUUU !!! “
“PANGGILKAN DIA !!! HADAPI AKU DULU SEBELUM MEREBUT CALONKU !! “ teriaknya membuat keributan.
Alana dan Azalea menatap takut wanita itu dari balik pilar. Keduanya hendak mencari sang mommy namun malah melihat wanita yang berpenampilan berantakan datang ke rumah mencari seseorang.
“Apa olang gil4 sepelti ini ? “ cicit Alana.
“Belantakan ? Mungkin bukan penampilanna ja yang belantakan. Ici ot4kna juga cama, Ana! “
“Hiii mengelikan, Ana nda mau belpenampilan macam olang gil4 gitu, takut nda ada yang mau cama Ana” cicitnya lagi.
“Cama, Lea juga. Nda mau kayak onti tiktik nda laku-laku, “ ujar Azalea mengingat ontinya yang belum menemukan tambatan hati.
Kembali lagi keributan yang dilakukan oleh wanita itu, dia terus mengobrak-abrik kediaman Maverley untuk mencari wanita yang merebut calon suaminya.
Keributan itu membuat beberapa pelayan berusaha untuk mencegahnya merusak barang-barang majikan mereka.
“Nona Aruna, tenang ! “
Ya, wanita itu adalah Aruna. Entah bagaimana dia bisa lolos keluar dari kediaman Roberto padahal ayahnya sudah memerintahkan penjaga untuk menjaga Aruna agar tidak keluar dari rumah. Salah satu pelayan berlari ke belakang untuk memanggil majikannya.
Aruna yang mengamuk tak sengaja melihat keberadaan dua makhluk asing yang menatapnya takut dibalik pilar besar.
“Kaliannnnnn… “
“Apa tengok-tengok ! “ ujar Azalea galak. Sebagai seorang kakak, dia harus menjaga adiknya agar tidak di sakiti oleh wanita dihadapan mereka.
Namun, Aruna tak peduli. Dia menarik kedua cebol badak keluar dari balik pilar. Sementara pelayan yang disana berteriak histeris membuat si kembar ketakutan.
“Huaaaaaaaa !!!! Mommy !! “ teriak keduanya takut.
“LABIES !! LABIESSS !! “ teriak Alana saat tangannya dipegang oleh Aruna.
“Janan centuh dilikuuuuu !!! Janan centuhhh dilikuuuuu, LABIESSSSS !! “ teriak Alana histeris.
“Lepaskan, Labiessss !!! Lepaskan kitaaa !! “ teriak Azalea, tak lupa tangan gempalnya memukul tangan Aruna dengan kuat.
“Nona Aruna, jangan sakiti si kembar !! Kasihan mereka masih kecil !! “ pekik histeris pelayan.
Beberapa pelayan tidak berani mendekat. Mereka hanya berteriak saat Aruna menarik paksa kedua cicit majikan mereka. Alana dan Azalea terus berusaha melepaskan diri hingga kata-kata Alana membuat Aruna melepaskan mereka.
“Eeee labiesss lepasin tanganmu dali kita, bau pesingggg. Citu ngompol ya ? “
“Ngompol ? Aruna nggak ngompol, “ katanya polos dan melepaskan Alana dan Azalea.
“Tapi baunaa pecing cekaliiii, Ana nda kuat tante Luna, “ kata Alana mengipas hidungnya menggunakan telapak tangannya.
“Kamu tahu namaku ? “ tanya Aruna yang kini mulai tenang.
Alana langsung menatap sinis, Aruna. “ kan citu yang manggil nama cendili. Kok nanya Ana tahu nama citu ! Ana pintal makanya langcung hapal ! “ ketus Alana.
“Citu napa, namuk-namuk ? Kehilangan uang ya ? “ tanya Azalea.
Beberapa pelayan disana sedikit tenang saat Aruna tidak lagi mengamuk. Mereka lega karena nona kembar mereka mampu membuat seorang Aruna tenang. Tapi ternyata, tenangnya Aruna hanya sementara. Dia kembali mengamuk saat Alana mengatainya wanita gil4.
“Hi, nda telima dia Lea hiks, nda telima dia. Padahal Ana ngomong jujul. Kata mommy halus jujul, hiks" isak Alana ketakutan saat Aruna berteriak marah.
“ARUNA NGGAK GILAAA !! KALIAN YANG GILA !! KALIAN MEREBUT CALONKU !! “
“Calon apa ? Calon gil4 ? Ciapa yang mau ! Hiii ambil cendili aja, janan ajak-ajak Ana cama Lea ! “ seru Alana tak terima.
“Aaaaa !!! Janan centuh Anaaaa !! “
“Labiesss lepacinnnnn !!! “ teriak Azalea panik saat Aruna kembali memegangnya.