Kisah perjuangan seorang anak manusia yang berusaha bangkit meskipun dunia tidak menghendakinya.
Kelahirannya dianggap pembawa sial dan bala bencana bagi keluarga nya,ibunya meninggal saat melahirkannya,dan sang ayah yang sangat mencintai istrinya itu,menganggap sang anaklah pembunuh istrinya,sehingga memendam dendam kesumat luar biasa.
Dengan berbagai tekanan dan siksaan,dia berusaha bangkit melawan takdir nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Baru
Leluhur perguruan Rajawali emas meletakan tubuh sang bocah di atas bale bale kayu di rumah kakek Po Peng.
Di baluri nya sekujur tubuh dan luka luka sang bocah dengan minyak khusus milik nya.
sementara itu,kakek Po Peng dan nenek An Ning menangis tersedu sedu melihat tubuh sang cucu angkat nya itu.
Sekujur tubuh itu penuh dengan lebam,memar dan luka luka.
"Luar biasa daya tahan bocah ini,sudah seperti ini,tidak sedikitpun keluar keluhan dari mulut nya, sungguh benar kata kata mu nak, langit menertawakan nasip mu, bumi menolak kehadiran mu" kata leluhur perguruan di dalam hatinya.
"Biarkan dia beristirahat beberapa hari ini Po Peng" kata leluhur perguruan Rajawali emas sambil melangkah keluar dari rumah kecil itu.
Hari itu sang bocah cuma berbaring saja, seluruh tubuh nya terasa hancur lebur kini.
Meskipun tidak terdengar keluhan dari mulut nya,tetapi air matanya tidak dapat berdusta.
Air mata itu berlinangan membasahi pipinya yang lebam.
"Dosa apa yang aku lakukan ibu,mengapa ibu tidak menjemput ku saja bu,aku sudah tidak kuat lagi bertahan bu,lihat tubuh anak mu ini sekarang ibu,aku manusia bukan,binatang pun bukan bu,apakah di masa lalu aku seorang pendosa besar,sehingga harus menerima karma sepedih ini bu!" bisik nya sambil berurai air mata.
Badan bocah kecil itu kini panas,matanya terpejam menahan sakit sekujur tubuh nya.
Meskipun malam telah datang,enggan dia menggerakkan tubuh nya.
hingga karena terlalu lelah,akhirnya diapun tertidur juga.
Di dalam tidurnya dia melihat sang ibu datang dengan mata yang sembab.
"Bangunlah sekarang kasih sayang ibu, bangkit berdiri dan keluarlah dari tempat ini secepat nya,Si Putih sudah menanti mu di pintu belakang, bangkitlah sayang,demi ibu,bangun dan segera lah pergi ,naiki punggung si putih,dia akan membawa mu dan ibu akan menuntun nya,ikuti saja dia sayang,si putih sudah menunggu mu,cepat selagi masih ada waktu,ibu sayang kamu!"kata wanita muda nan cantik jelita itu.
Tiba tiba dia tersentak terjaga dari tidur nya,suara sang ibu masih terngiang ngiang di telinga nya.
Meskipun badannya terasa hancur,tetapi pada dasarnya dia anak yang sangat taat kepada ibunya,maka dengan sisa sisa tenaga,dipaksakan nya kakinya melangkah di kegelapan malam menuju pintu belakang tempatnya sering keluar mencari kayu bakar.
Setelah menutup pintu itu dengan hati hati dia berjalan di kegelapan malam.
Diantara gelap nya malam,dia melihat remang remang cahaya putih dari tubuh si putih sang sahabat setia nya itu.
Binatang itu merendahkan tubuhnya agar sang bocah dapat menaikinya.
si bocah ber telungkup di atas punggung si putih,sambil kedua tangannya memeluk leher si putih.
Setelah merasa bahwa sang bocah sudah berada dibelakang nya, maka si putih segera berlari dengan cepat di kegelapan malam seperti larinya kuda perang.
Si putih terus berlari seperti dituntun kekuatan gaib,menerobos hutan belantara,tanpa berhenti sebentar pun juga.
Entah kemana sang sahabat membawanya pergi,dia tidak perduli,yang pasti bisa menjauh dari tempat sialan itu.
Hingga Kokok ayam hutan terdengar bersahutan,mereka sudah sangat jauh pergi dari perguruan silat itu.
Matahari mulai muncul di ufuk timur,tetapi si putih tetap berlari dengan kencang nya
Ketika matahari sudah mulai meninggi,si putih tetap berlari,seolah binatang itu tidak mengenal kata lelah.
Menjelang tengah hari,mereka sampai di jantung hutan rimba di kaki pegunungan Kwan lun.
Entah karena apa binatang itu bisa berlari secepat itu.
Padahal dalam keadaan yang wajar,orang berkuda dari perguruan Rajawali emas hingga sampai di kaki bukit Kwan lun itu bisa sampai seminggu lamanya.
Kini sang serigala putih itu tidak lagi berlari,tetapi berjalan biasa saja.
Satu hal yang membuat sang bocah terperanjat adalah mata si putih kini sudah berwarna putih biru seperti mata sang ibu.
Akhirnya dibalik sebuah batu besar sebesar sapi jantan,serigala itu masuk ke balik batu besar itu.
ternyata di balik batu besar itu terdapat sebuah lorong goa ber mulut agak sempit,namun di bagian dalamnya luas.
Serigala itu terus berjalan masuk memilih salah satu pintu dari puluhan pintu goa yang mereka temui.
Setelah mereka masuk lewat beberapa pintu goa,akhirnya mereka tiba di ujung lorong goa.
Ujung lorong goa itu merupakan ruang terbuka dengan Padang rumput dan hutan hutan yang rimbun serta gunung gunung dan lembah lembah terbentang indah.
Setelah tiba di ujung lorong goa itu,sang serigala itu seperti kehabisan tenaga nya,tersungkur roboh di atas rerumputan,dengan nafas yang tersengal sengal.
Karena melihat tidak jauh dari tempat itu ada sebuah telaga yang cukup besar,sang bocah pun dengan tenaga yang dipaksakan,bangkit berjalan kearah telaga itu.
Di keluarkan ya lumpang kulit labu dari penyimpanannya, dan di ambilnya air telaga dengan lumpang kulit labu itu.
air di dalam lumpang kulit labu itu di minum nya,dan sangat aneh,tenaga serta sakit di seluruh tubuh nya tiba tiba hilang lenyap.
Di dekatinya sang sahabat putih nya itu,di minumkan nya serigala itu dengan air telaga ajaib itu yang dia ambil dengan lumpang kulit labu nya itu.
Sesaat setelah meminum air telaga, tenaga sang serigala itu nampak pulih seperti sedia kala nya lagi.
Sang bocah yang merasa tubuh nya sudah segar itu, segera melepaskan pakaian yang di berikan kakek Po Peng dan nenek An Ning dari hasil meminta minta kepada murid perguruan Rajawali emas.
Setelah itu dia menceburkan tubuh nya di air telaga.dan secara ajaib seluruh sakit dan linu di tubuh nya langsung hilang.
...----------------...
Sementara itu di malam yang sama,di rumah kakek Po Peng,di perguruan Rajawali emas, sesaat setelah sang bocah pergi bersama dengan sang serigala nya, dari kegelapan berkelebat bayangan hitam memasuki rumah kakek Po Peng.
"Karena kau, kerabat ku di keluarkan dari perguruan ini,karena ibu mu,anak ku batal kawin dengan tuan muda Zhang Yong Kai,dan karena kau,tuan muda Yong Kai menjadi orang jahat, maka hukum untuk mu adalah mati,dasar bocah pembawa sial" gumam bayangan hitam itu sambil membuka pintu rumah kakek Po Peng.
Karena pintu itu di tidak di konci setelah baru saja sang bocah keluar dari sana untuk melarikan diri,maka dengan mudah nya dia masuk kedalam rumah.
Setelah masuk kedalam rumah,barulah diketahui bahwa bayang an hitam itu seorang yang memakai pakaian hitam dan bertopeng hitam pula.
Orang itu mencari keberadaan sang bocah,namun tidak dia temukan juga.
Hingga seluruh rumah itu dia cari,namun keberadaan sang bocah itu tidak juga dia temukan.
"Jangan jangan dia di bawa guru ketempat nya untuk di obati,tadi siang dia kan terluka parah,ah kalau begitu biarlah lain kali saja dia ku lenyap kan "gumam orang berpakaian serba hitam dan bercadar itu bicara sendiri.
Lalu dengan sekali bergerak,bayangan orang tadi pun hilang lenyap.
Pagi pagi sang nenek geger kehilangan cucu angkat yang paling pengertian itu.
Namun hingga mencari kesana ke sini,tidak juga di dapati.
Sedangkan sang kakek setelah melihat di luar pintu belakang tembok ada jejak serigala yang besar,dia mulai mengerti,
siapa yang sudah menyelamatkan sang cucu angkat nya itu.
"Jaga diri mu cucu ku,semoga dewa bersama mu!" gumam nya lalu masuk ke dalam komplek perguruan.
...----------------...
Setela tertidur beberapa saat diatas rerumputan, sang bocah melihat si putih juga sudah bangun.
Badannya kini tidak lagi sakit sakitan seperti kemarin.
Mereka berdua segera bangkit dan berjalan menuju ke arah hutan di kejauhan.
Si putih menggonggong, sambil merendahkan tubuh nya,seolah menyuruh sang bocah untuk naik ke atas punggung nya.
Tanpa menolak,sang bocah segera naik ke atas punggung si putih sang serigala perak itu.
Dengan gerakan yang cepat,serigala itu berlari kearah hutan di kejauhan.
Sebenarnya hutan itu masih berada di pinggir telaga besar itu juga, namun berseberangan dengan Padang rumput luas itu.
Karena kecepatan serigala itu berlari sangat luar biasa,maka sebentar saja, mereka sudah berada di dalam hutan itu.
Sebenarnya hutan itu sama seperti hutan hutan lainnya,tetapi yang membedakan nya adalah pohonnya tidak terlalu rapat,namun besar besar dan daun nya seperti atap sebuah rumah saja layak nya,saling bersilangan dari satu pohon ke pohon yang lainnya.
Dan di bawah pohon pohon itu tumbuh rumput yang tebal namun tidak terlalu rapat.
Si bocah segera mencari ranting ranting kering yang jatuh dari atas pohon.
setelah mendapatkan beberapa ikat kayu kering,dengan batu api nya,dia meng hidupkan api di tepi hutan itu.
Setelah api menyala,dia membakar beberapa kerat daging asap yang masih tersisa,membagi nya untuk dirinya dan untuk si putih,tidak lupa beberapa potong umbi talas hutan.
Setelah selesai makan,di baringkan nya tubuhnya di atas rumput sambil menatap ke angkasa raya.
Langit nampak biru cerah,tanpa ada mendung sedikitpun juga.
Dari kejauhan terlihat iringan burung sangat cantik,tetapi juga seperti membawa nyala api.
"Kita harus ber buru lagi putih,persediaan daging asap kita sudah tinggal sedikit,tetapi apakah tempat ini ada rusa atau kijang nya ya putih ?" tanya sang bocah kepada siputih.
Si putih sang serigala perak itu melolong panjang pendek seperti mengatakan sesuatu.
Si putih merendahkan tubuh nya,seolah olah menyuruh nya untuk naik keatas punggung nya.
si bocah naik keatas punggung si putih, selanjutnya dengan sekali lompatan, serigala perak itu sudah berlari sangat cepat.
Disebuah Padang rumput yang banyak tumbuh pohon pir,terlihat beberapa binatang seperti rusa tetapi lebih besar lagi,mungkin itu sejenis weldebis yang sedang merumput.
Sang serigala merendah kan tubuhnya menyuruh sang bocah untuk turun.
Setelah sang bocah turun,tiba tiba dengan kecepatan luar biasa, serigala perak berbadan besar itu mengejar seekor weldebis dan menggigit lehernya.
Binatang itu meronta-ronta beberapa kali,tetapi karena gigitan si putih semakin kuat,akhirnya binatang itupun menyerah.
Kawanan weldebis yang lain lari tunggang langgang menjauh tempat itu.
si putih sang Serigala perak itu melolong kearah sang bocah, seolah menyuruh nya mendekat.
Bocah itu mendekat kearah bangkai weldebis itu,lalu memasukan nya kedalam cincin ruang nya.
Selanjut nya dengan menunggang punggung si putih,dia kembali ke pinggir telaga tadi.
Setelah tiba di tepi Danau yang terdapat hutannya tadi,di keluarkan nya bangkai weldebis tadi untuk di bersih kan.
...****************...
/Grin//Grin//Grin/
langkah dewa dewi shiin liong
ga berfungsi sama sekali
/Angry//Angry//Angry/
akan laris manis di zaman itu
karena banyak para kultipator
yg mengalami luka dalam
/Grin//Grin//Grin/
/Cry//Cry//Cry/
lakok pake ritual bercocok tanam
tuk bisa dapetinnya
/Joyful//Joyful//Joyful/
/Grin//Grin//Grin/
/Grin//Grin//Grin/
/Good//Good//Good/
mantul shin liong
/Grin//Grin//Grin/