Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Hari-hari terus berjalan. Semua berkas sudah di masuk kan oleh pengacara mayang ke pengadilan agama. Tinggal menunggu panggilan sidang. Selama menunggu waktu sidang. Mayang lebih memfokuskan diri untuk menjaga kehamilan nya. Dan menyerahkan kuasa penuh ke pengacara nya.
Anak pertama yang selama ini di tunggu mayang telah hadir di dalam perut nya. Selama beberapa hari ini mayang sedikit mengabaikan janin yang ada dalam kandungan nya.
Karena terlalu larut dalam kesedihan nya. Mayang harus di larikan ke rumah sakit dan harus di rawat inap selama beberapa hari. Untung saja Mbo jum dan bi ummai selalu menjaga dan menemani mayang selama mayang dirawat inap.
Untung saja bayi dalam kandungan mayang sangat kuat. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Mbo jum dan bi umma menganggap mayang seperti anak kandung mereka sendiri. Memberikan support dan menjaga mayang disaat mayang berada di titik terendah nya.
Selama proses pemulihan mayang tidak menghadiri sidang pertama begitu pun adam. Selama proses sidang pengacara mayang lah yang mewakili mayang menjalani proses sidang. Dan mayang bersyukur hakim mengabulkan gugatannya.
Adam menepati janjinya. Untuk tidak menghambat perceraian yang di layangkan mayang. Walaupun mantan mertua mayang menolak keputusan adam dengan memberikan rumah sebagai harta gono gini.
"Mama tidak setuju, dam. Seharusnya mayang tidak berhak atas rumah ini. Yang berhak novi. Jika kamu memberikan rumah ini sama mayang. Lalu kita akan tinggal dimana, adam."protes mama adam--murni. Dengan emosi yang meluap-luap. "Mayang seharusnya tidak pantas mendapatkan rumah ini. Karena mayang tidak bisa memberikan cucu kepada ku." Batin murni.
"Sudah lah mam. Masih mending hanya rumah yang di minta oleh mayang jadi harta gono gini. Kalau sampai mayang meminta seluruh aset-aset adam. Bisa jadi gembel kita mam."ujar adam.
"Lagian ngapain juga sih kamu pakai bikin surat perjanjian segala. Jadinya kan begini."kesal murni dengan kebodohan anak nya.
"Mam, mama tau sendiri kan. Mayang itu dulu jabatan nya apa di kantor. Berapa besar gaji yang di peroleh nya. Belum lagi harta warisan peninggalan orang tua nya. Adam yang kejar-kejar mayang, mam. Karena adam cinta sama mayang. Kalau mama tidak paksa-paksa adam. Mana mungkin adam mau menikah lagi dan berpisah dari mayang."teriak adam penuh dengan amarah.
"Asal mama tahu. Adam bisa memperoleh jabatan yang sekarang ini kalau bukan karena rekomendasi dari mayang. Mana mungkin bisa mama."lanjut adam kesal
"Alaaah..... mayang cuma manager. Mana mungkin bisa kasih rekomendasi buat kamu"ujar murni dengan remeh nya.
"Hahahaha.. mama... mama... mama... apa mama bilang jabatan mayang cuma manager??? Jabatan mayang itu direktur utama, mama." Geram adam
"Ap..paaaaaa, ga mungkin mas. Kamu pasti bohong kan. Mana mungkin mba mayang dulu jabatan nya CEO. Kalau memang mba mayang CEO kenapa mbak mayang mau jadi ibu rumah tangga."engan novi. Tidak mempercayai apa yang di bilang adam
"Karena ibu yang memaksa mayang untuk berhenti bekerja. Dan menyuruh mayang menjadi ibu rumah tangga."jujur adam saat novi bertanya.
Adam melangkah kan kaki nya menjauh dari dua wanita berbeda generasi yang membuat isi kepala nya pecah.
Ketuk palu hakim menandakan bahwa mayang dan adam sudah resmi berpisah. Mayang hanya datang ke persidangan saat hakim membacakan keputusan nya.
Seusai sidang, mayang dan pengacaranya-- johan berpisah di pintu masuk. Karena johan masih ada kasus yang harus di selesaikan nya.
"Terima kasih pak johan. Jika bukan karena bapak mungkin saya akan kelelahan."ucap mayang tulus sambil berjabat tangan.
"Sama-sama bu mayang. Bu, mayang harus lebih fokus menjaga kondisi tubuh. Kasihan bayi yang ada dalam kandungan ibu."balas johan.
"Terima kasih sekali lagi pak, saya pamit dulu."
"Baik bu, hati-hati" pamitnya
Setelah berbincang singkat dengan johan. Mayang berjalan ke arah mobil dan memacu nya kembali ke rumah.
Penantian yang panjang akhirnya mayang dapatkan. Tinggal menunggu akte cerai saja. Mayang ingin fokus dengan kehamilan nya. Agar tidak terjadi apa-apa dengan kandungan nya.
Selama perjalanan mayang tanpa sengaja melihat penjual rujak. Entah kenapa mayang menginginkan nya.
"Wah.. ada rujak.."batin mayang. Mayang memberhentikan mobil nya dilahan kosong dekat penjual rujak, lalu memesan rujak yang sedang di inginkan nya.
"Pak, pesan satu ya. Bumbu nya di pisah aja. Jangan pedas, jangan pakai nanas."pinta mayang
"Siap bu. Di tunggu ya."jawab penjual rujak.
Sambil menunggu, mayang mengambil hp nya sambil berselancar ria di media sosial nya. Dan mengirimkan list pesanan yang dikirim pembeli lama ke no pribadi nya ke salah satu karyawan dibutik. Mayang belum sempat membeli no.hp baru untuk costumer nya. Jadi masih banyak yang memesan melalui no.lama nya.
"Bu, ini pesanan nya".ucap penjual rujak.
"Oh sebentar ya pak". Karena terlalu asyik mayang lupa kalau dirinya sedang menunggu. Diambilnya uang pecahan 50rb lalu di serahkan nya ke penjual rujak
"Ini pak uang nya, sisanya buat bapak saja"ujar mayang sambil menyerahkan uang ke penjual rujak
"Waaah.... terima kasih ya bu, semoga banyak rezeki nya"ucap penjual rujak.
"Sama-sama pak, terima kasih do'anya."
Sehabis menerima bungkusan rujak, mayang kembali ke mobil dan memacu menuju rumah. Perjalanan yang rengang membawa mayang sampai dengan dengan cepat hingga sampai rumah.
Mayang memarkirkan mobil nya ke dalam garasi. Lalu mematikan mesin mobil dan membawa bungkusan rujak yang di beli.
"Assalammualaikum"salam mayang sambil menuju dapur
"Wa'alaikum salam, udah pulang non, gimana sidang nya"tanya bi ummai saat melihat mayang menuju dapur sambil mengambil piring.
"Alhamdulillah sudah selesai bi, sudah ketok palu. Mayang tadi beli rujak. Mayang pengen banget rujak, bi sama mbo mau?" Tawar mayang sambil membuka bungkus rujak dan meletakan nya ke piring.
"Terima kasih non, bi sama mbo sudah kenyang. Non, mau makan siang biar mbo siap kan"tanya mbo jum sambil memasak untuk makan siang.
"Nanti saja lah mbo, mayang lagi pengen makan rujak." Jawab mayang sambil mengambil jambu air dan mencocol kan nya ke bumbu rujak.
Selesai menghabiskan rujaknya lalu meletakan bekas piring dan mencuci tangan di westafel. Mayang berjalan ke arah kamar. Untuk membersihkan diri, karena gerah setelah beraktivitas seharian. Ingin nya mayang merebahkan diri di kasur. Mungkin bawaan bayi yang membuat mayang malas ngapa-ngapain.
"Bi,mayang ke kamar dulu ya, mau mandi dan istirahat. Badan mayang rasanya capek banget pengen nya tidur."pamit mayang ke bi ummai dan mbok jum. Sambil melangkah kan kakinya menuju kamar pribadi nya.
Mayang mengantungkan tas nya di tempat gantung khusus tas yang ada didalam kamar. Mengambil handuk lalu melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi dan membersih kan diri.
Sehabis membersihkan diri mayang langsung merebahkan dirinya ke kasur empuk. Tak lupa menghidupkan pendingin ruangan di dalam kamarnya. Rasa kantuk membawa mayang kedalam alam mimpi.