Yenara Axullia (20thn) bersikeras mengejar laki laki dingin bernama Negime Stuart Milly (30thn). Yena tidak pernah putus asa untuk mendekati Egi, sampai sampai Egi mengecapnya sebagai wanita murahan, Yena tak perduli jika dianggap seperti itu, karena Yena akan menjadi perempuan murahan jika dihadapan Egi.
Gadis merepotkan seperti Yena sangat menggangu kehidupan Egi, Ketenangan CEO N.S Group itu mulai terganggu akan hadirnya wanita bernama YENARA AXULLIA, bodohnya Egi terjebak dalam permainan Yena, hingga tanpa sengaja ia membuang benih berharga nya kedalam rahim Yena!!.
_________
So? Penasaran nggak?? Kalau penasaran baca ya!! Jangan lupa vote, comen, share, kalau ada typo tandain!! Oke? Jangan kelamaan buat mampir!!!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KaniaAzzaraAulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.
HAPPY READING!!!
*
*
Vote, komen, share okey
*
*
*
Renza meraup habis bibir ranum milik gadis didekapannya, entah siapa dia tidak kenal, tubuh mereka sudah full naked, yeah alias polos tanpa kain yang menempel di badan bestie.
Renza laki laki normal, dia sadar penuh saat melakukan ini, dia tidak mabuk atau apapun, beneran sadar sesadar sadarnya!!.
"Euggghh" bibir ranum itu melenguh panjang saat Renza melepaskan bibirnya dan beralih pada inti gadis cantik ini, tapi masih cantikan Adiknya yang pasti!.
Renza menjulurkan lidahnya masuk kedalam goa kenikmatan itu, begitu basah dan lembab, lidahnya begitu lihai menjilati nya, rasanya seperti sedang menjilati es krim, nikmat sayang.
"Euggghh....baby....even.... deeper...."
"Akhhhhhkkkkkk....."jerit gadis itu menekan kepala Renza lebih dalam saat dirinya pelepasan, memuntahkan cairan tepat diwajah tampan Renza.
"Segitu nikmatnya ya???"tanya Renza, kepalanya menyembul dari selangkangan Gadis didepannya yang terlihat ngos-ngosan.
Mata gadis itu nampak sayu, matanya diliputi kabut gairah, wajahnya sangat merah, ya! Gadis itu tengah mabuk berat karena minuman sialan yang bernama al bin kohol!!.
"Please...hug...me...touch..me....night...this...I...have...you..."
Renza menghela nafas, jika diteruskan maka dia akan merusak seorang gadis yang masih perawan, mau berhenti pun, Renza juga sudah tegang, liat saja, si Josua miliknya sudah berdiri dari tadi, ingin dibelai juga.
Renza berbalik berdiri membelakangi gadis diatas ranjang yang masih meracau tidak jelas.
Renza menyentuh Josua yang ada dibalik celana, ia elus dari luar.
"Plis...jangan nakal sayang, atau kau akan segera punya adik lain!!"bisik Renza menenangkan junior nya.
Gadis itu tiba tiba memeluk erat tubuh Renza dari belakang, membenamkan wajahnya dipunggung besar Renza, mencium aroma maskulin yang dihasilkan tubuh Renza.
Tak tanggung-tanggung, seakan paham apa yang dikhawatirkan Renza, tangan mulus itu terulur menyelusup ke dalam celana renza untuk memegang aset pribadi Renza, mengelus lembut.
"Akhhh....apa.... apaan...k.. kau...."Renza terkejut dong, akan aksi liar gadis itu.
"Wah..besar dan tangguh.."mata gadis itu berbinar merasakan denyutan junior Renza, maklum, orang mabuk itu kacau.
Satu tarikan tangan, celana renza jatuh kelantai, menyisakan Celana dalam berwarna biru tua.
Gadis asing itu beranjak dari tempatnya, dan kini berada di depan kedua paha Renza, mengelus lagi junior milik Renza.
Kepala Renza berdenyut sakit, sangat sakit!! Beginilah jika Renza terbakar api gairah, belahan dada dibawahnya melambai lambai padanya, seakan memanggil Renza untuk bermain bersama.
"Akhhh...."mata Renza terpejam, tanpa diduga gadis itu menurunkan celana dalam Renza, dan mulai mengurut Josua kesayangannya.
"Akhhh... akhhh.... akhhh...."Renza mendesah hebat, gerakan tangan mungil itu sangat cepat, hingga keluar lah cairan cinta Punya Renza.
Ibu jari gadis itu mengusap bibir manisnya dan menjilat sisa cairan Renza"sangat nikmat."
Tidak hanya sampai di situ, gadis itu berulah lagi, kini tidak memakai tangan, tapi menggunakan mulut nya, bibir mungil itu penuh dengan Junior Renza yang tergolong big. Memaju mundurkan junior Renza didalam mulut.
"Oh....yeah....baby.....ahhhh...."racau Renza, pinggulnya puh ikut bergerak maju mundur, meski tidak masuk ke inti gadis itu , tapi rasanya, AHH MANTAP!! Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Puas dimanja, Renza segera menarik Gadis dibawah nya kembali ke atas ranjang, menindih tubuh polosnya, mencium lagi bibir yang tadi memanjakan adik nya, Renza telah dikalahkan oleh nafsu yang menguasai nya.
"Emmphhhhh"
Renza memperdalam ciuman pada bibir ranum itu, mengecup puas, menekan tengkuk leher gadis liar ini.
Renza tidak tau gadis ini siapa, Renza hanya kebetulan berpapasan dengan nya dijalan pas mau pulang, Gadis itu mabuk berat, seperti nya habis putus cinta, dia meracau nggak jelas, Renza tadinya nggak mau nolong, cuma cewek ini terus bergelayut manja di lengan nya, alhasil Renza bawah deh Gadis itu ke apartemennya, eh malah kayak gini endingnya.
Renza tidak bisa menahan nya lebih lama lagi, Renza langsung mengambil posisi, melebarkan selangkangan gadis itu. Dengan keringat yang bercucuran Renza mencoba memasukkan adiknya kedalam sana.
"Tahan ya"
"Akhhh....sakit...."jerit wanita itu.
Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya Josua bisa masuk juga, darah segar keluar dari tempat jalan lahirnya seorang bayi itu, sudah kebayang sakitnya seperti apa, tapi lama lama enak Njir!!.
"Tahan, jangan nangis oke"Renza membisikkan kata-kata penenang ditelinga wanita itu, mengusap air mata yang keluar dari pelupuk mata wanita cantik itu, entah siapa namanya.
"Hiks....s...sakit...."
Renza membutuhkan waktu sebentar, Agar si wanita mulai tenang, mau dicabut pun, rasanya tanggung banget, ngeyel sih! lagian Renza kok dipancing, nangis kan jadinya.
Dirasa sudah bisa tenang, Renza mulai bergerak maju mundur, sangat nikmat! Junior nya dijepit dengan keras.
"Ohh...kau.... nikmat... sekali.....ahhhh.."
"Akhhhhhkkkkkk....."
*
*
*
Di APARTEMEN Yena
*
*
*
*
Yena menggerutu kesal, kakak kesayangannya kenapa susah sekali dihubungi, beberapa kali Yena menelfon Renza tidak kunjung di angkat oleh Renza, sebenarnya sedang apa si jomblo karatan itu?.
Yena begitu frustasi akan kakaknya ini, Yena tidak mungkin tidak memberitahu soal ia akan ikut Egi pulang ke tanah air.
Sore ini Yena akan berangkat, sudah Egi siapkan untuk penerbangan mereka bertiga ke Indonesia, Egi, Yena dan sang anak Cello.
"Apa masih nggak bisa dihubungi?"tanya Egi sembari menggendong Cello.
Yena menggeleng, helahan nafas terdengar dari Egi, Egi juga ikut kesal mendengar sang kakak ipar Ah! Calon kakak ipar maksud nya, tidak bisa di hubungi, Renza sesibuk apa?.
"mom, where's papi enza?"tanya Cello mengalungkan tangannya pada leher Egi, sangat nyaman, jadi begini rasanya digendong Daddy?.
"Dear, Mommy doesn't know where Papi is now, Mommy is still trying to contact him."
"Kenapa Sayang panggil paman Renza papi?"Egi menahan kekesalan, jelas jelas Cello punya Daddy nya sendiri, kenapa memanggil kakak Yena papi?.
"Kalena sejak kecil, papi enza lah yang selalu setia menemani Cello, jadi Cello pikil dia papi Cello suami mommy, tapi setelah mommy jelasin, Cello jadi paham siapa papi enza."jelas Cello.
Egi jadi merasa bersalah, Egi tidak bisa melihat kelahiran Cello, tidak bisa melihat tumbuh kembang Cello sampai sebesar ini,
"Maafkan Daddy, Cello."
"Then, if you already know why do you still call him papi?"tanya Egi.
"Papi enza nggak mau dipanggil paman, maunya Cello telus panggil dia papi."
"Why?"
Cello mengedikan bahunya, dia juga nggak tau kenapa pamannya suka sekali dipanggil papi oleh Cello, karena nyaman mungkin dipanggil papi?, Cello harap pamannya bisa secepatnya menemukan calon bibi yang baik lalu dinikahi biar dia punya sepupu buat teman main, kan enak ada saudara, nggak sendirian terus kalau main pas paman dan Mommy nya sibuk.
"Mom, apa kita akan meninggalkan papi tanpa membelitahukan kalau kita bakal pindah?"
"Mommy akan SMS aja, lalu kita berangkat."
Cello mengangguk dalam gendongan Egi.
Yena mengirimkan pesan pada Renza, memberitahu Renza kalau dia dan Cello akan pulang kenegara kelahiran nya.
"Baiklah, ayo kita berangkat."tangan kiri Egi menggandeng tangan Yena, sedangkan tangan kanannya menggendong Cello, koper sudah dimasukkan ke dalam mobil lebih dulu.
Ketiganya pergi bersama meninggalkan apartemen, jika seperti ini mereka tampak seperti keluarga bahagia ya?.
Tapi Bukan hanya akan sekedar tampak, hari itu pasti datang, dimana mereka akan hidup bahagia bersama, membangun sebuah keluarga kecil.
*
*
*
To be continued
*
*
*
*
*