NovelToon NovelToon
Senja Untuk Elang

Senja Untuk Elang

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

IG ☞ @embunpagi544


Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.

Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.

Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!

Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29 (Mimpi Buruk)

Lima belas menit kemudian, Elang kembali ke kamar dengan membawa makanan untuk Senja.

"Ini makanlah!" ucap Elang sambil meletakkan nampan berisi makanan tersebut di atas nakas.

"Aku bisa melakukannya sendiri, kau tak perlu melayaniku," ucap Senja.

"Sudah makan saja, aku tahu kau pasti kelaparan bukan sejak pagi belum makan," ucap Elang tanpa bisa di bantah.

"Atau mau aku suapi?" tawar Elang kemudian karena Senja tak kunjung mengambil makanannya.

"Eh tidak usah, aku bisa sendiri," Senja langsung mengambil dan memakannya.

"Kamu yang memasaknya?" tanya Senja.

"Kenapa? Apa kau meragukan kemampuanku?"

"Tidak bukan begitu, tapi tanganmu kan masih sakit,"

"Sudahlah makan saja jangan banyak bicara," titah Elang.

Elang duduk di samping Senja sambil terus memandangi istrinya tersebut yabg sedang makan.

"Pelan-pelan kalau makan jangan kayak anak kecil, nggak ada yang akan merebutnya," ucap Elang sambil mengambil nasi yang ada di sudut bibir Senja.

"Eh...?" Senja sedikit menjauhkan wajahnya karena kaget.

Tatapan keduanya kembali bertemu.

Deg deg, deg deg, entah kenapa jantung keduanya berdetak tak beraturan saat memandang mata satu sama lain.

"Ganteng ya?" ucap Elang menggoda Senja.

"Apaan sih?" Senja melengos, membuang muka menyadari apa yang barusan ia lakukan. Menatap dan mengagumi ketampanan suaminya tersebut.

Pun dengan Elang, ia langsung membuang pandangannya sembarang arah, tangan kanannya mengusap-usap tengkuknya.

"Habiskan makanannya," ucap Elang tanpa berani menatap ke arah istrinya.

"Kamu nggak makan?" tanya Senja.

"Kenapa? Apa kamu mau berbagi makan denganku? Sepiring berdua?" Elang balik bertanya. .

"Cuma tanya aja," jawab Senja cuek.

"Aku masih kenyang," ucap Elang kemudian.

Sejak tadi ia bangun, Senja ingin menanyakan perihal photo Bianca yang sudah tidak terpajang di dinding kamar. Namun, ia tak menanyakannya secara langsung kepada Elang. Ia tak ingin terlalu ikut campur urusan Elang dengan wanita itu.

"Kenapa? Apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Elang, ia merasa ada yang istrinya tersebut pikirkan.

"Itu, kenapa photonya di turunkan? Maksudku, aku tidak masalah ada photonya di rumah ini," ucap Senja. Karena dengan begitu ia jadi bisa membatasi diri supaya nantinya jika suaminya tersebut kembali kepada mantannya, setidaknya ia tidak akan begitu terluka.

Elang mengerutkan keningnya mendengar ucapan Senja, apa pernikahan mereka sebegitu tidak berartinya untuknya sampai dia tidak mempermasalahkan sama sekali jika photo-photo mantan kekasih suaminya tetap terpajang di setiap sudut rumahnya. Apa sebegitu bencinya gadis cantik tersebut kepadanya hingga mati rasa terhadap suaminya sendiri? Normalnya orang tetap akan merasa risih dan terganggu jika setiap hari harus melihat photo wanita yang seharusnya menjadi saingannya dalam menempati ruang di hati suaminya.

Elang hanya bisa menghela napasnya dalam, ia paham jika Senja masih menyalahkannya atas semua yang terjadi.

"Karena aku menghargai nyonya di rumah ini. Memang awalnya rumah ini aku siapkan untuk dia, tapi...Sudahlah tidak usah di bahas lagi. Kalau masih bahas lagi aku cium bibir kamu, mau?" ucap Elang tanpa berniat melanjutkan pembahasan tentang Bianca.

"El...!"

El terkekeh melihat wajah Senja yang memerah hanya karena ucapannya yang bilang ingin menciumnya.

"Ciumanku membuatmu kecanduan bukan?" godanya.

"Tahu ah! Pergi sana! Kamu di sini malah membuat selera makanku hilang," cebik Senja membuat Elang semakin terkekeh.

"O ya, dari kemarin aku tidak melihat kalungmu?"

"Oh itu, ada di dalam tas. Kemarin kan aku di suruh pakai set berlian, jadi aku lepas kalungnya. Kenapa emang?" Senja merasa aneh dengan pertanyaan suaminya.

"Tidak, aku cuma bertanya karena tidak biasanya kamu melepas kalungmu itu. Apa ada yang kamu tahu tentang kalung itu? Sepertinya itu bukan kalung biasa," tanya Elang menyelidik.

"Entahlah, aku tidak tahu. Kakek hanya selalu bilang untuk terus memakai dan menjaga kalung itu karena kemungkinan suatu saat akan berguna. Mungkin maksudnya jika aku kekurangan uang, aku bisa menjualnya," cerita Senja.

"Jangan di jual!" peringat Elang.

"Itu kan cuma mungkin, lagian aku juga tidak berniat menjualnya," tukas Senja.

"Sepertinya Senja tidak mengetahui tentang masa lalunya,"

"Bagaimana ceritanya kamu bisa di angkat menjadi cucu kakek? Apa kaku tidak tahu di mana kedua orang tuamu?" tanya Elang dengan hati-hati.

"Aku yatim piatu, kakek bilang orang tuaku sudah meninggal dan makam mereka berada di Paris, tapi entahlah aku juga belum pernah melihatnya sendiri,"

"Paris?"

"Iya, mungkin dulu orang tuaku merantau ke sana dan meninggal di sana, aku tidak ingat apapun tentang mereka," jawab Senja asal. Ya, semua memorinya tentang masa kecilnya hilang.

"Kenapa kau tertarik dengan masa laluku yang bahkan aku saja tidak mengingatnya?" selidik Senja yang merasa aneh dengan pertanyaan suaminya. Selama dia mengenal suaminya, ini seperti bukan dia. Laki-laki itu paling tidak tertarik dengan kehidupan orang lain selain keluarganya.

"Tidak, aku hanya ingin tahu tentang istriku, tidak boleh?"

Blush...

Mendengar Elang menyebutnya istriku, entah kenapa membuat Senja merasa senang. Secara tidak sadar pengakuan Elang terhadap statusnya tersebut membuatnya merasa hangat dan nyaman. Namun, perasaan itu langsung ia tepis, tak ingin terlalu percaya diri.

"Habiskan makannya, aku mau mandi dulu," ucap Elang dan langsung menuju kamar mandi.

🌼🌼🌼

Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, ketika Elang masih menikmati secangkir kopi yang tadi di buatkan oleh Senja. Ia sedikit takjub dengan kepekaan istrinya tersebut yang bisa langsung tahu kalau dirinya menyukai kopi yang tidak manis tapi juga tidak terlalu pahit.

Saat ini, ia sedang berada di balkon kamarnya sambil menikmati dinginnya malam yang menusuk pori-porinya dan sesekali menyesap kopi buatan istrinya.

Elang mengambil ponselnya dan menghubungi Kendra.

Kendra yang sudah terlelap menjadi terbangun karena ponselnya tidak berhenti berdering.

"Bos? Astaga segitu cintanya sama aku sampai-sampai baru berapa jam berpisah sudah menelepon," gumamnya sambil menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.

"Penyelidikan tentang asal usul Senja bisa kau mulai dari kota Paris," ucap Elang tanpa basa basi.

"Paris? Prancis?" Kendra menegaskan.

"Hem, orang tua Senja di makamkan di sana," ucap Elang.

"Baiklah, tapi bisakah kita bahas ini besok lagi bos? Saya capek, pengen istirahat. Dan sebaiknya bos juga istirahat, ini sudah malam," sahut Kendra.

"Hem," Elang langsung mematikan panggilannya.

Karena malam semakin dingin di luar, Elang pun masuk ke dalam kamar. Ia mendekati istrinya yang sudah tidur. Di tariknya selimut untuk menutupi tubuh Senja. Kemudian, ia mengambil bantal karena ia memutuskan akan tidur di sofa. Ia takut kekhilafannya yang semalam akan terulang lagi.

Baru saja memejamkan kedua matanya, Elang seperti mendengar suara seseorang sedang mengigau. Ia kembali membuka matanya dan menoleh ke arah ranjang. Benar dugaannya, suara tersebut berasal dari istrinya. Elang langsung bangun dan menghampiri Senja yang sedang mengigau seperti orang yang sedang ketakutan.

"Senja hei bangun, ini aku," Elang berusaha menepuk-nepuk pelan pipi istrinya tersebut.

Senja semakin gelisah, keringat dingin membasahi tubuhnya yang menggigil ketakutan. Elang semakin frustrasi sebenarnya apa yang sedang istrinya tersebut impikan.

Senja menggenggam erat tangan Elang seperti mencari perlindungan. Hingga akhirnya ia membuka matanya dan pandangannya langsung bertemu dengan tatapan Elang yang sedang berusaha membangunkannya.

"Kau mimpi buruk?" tanya Elang tanpa melepas tangan Senja yang masih memegangnya erat.

"El, aku takut," ucap Senja masih berusaha mengatur napasnya.

"Sssttt tenanglah, jangan takut, ada aku di sini," Elang mengubah posisinya menjadi bersandar di sandaran tempat tidur dan meraih tubuh Senja untuk ia dekap.

"Tidurlah lagi, jangan takut, aku di sini," Elang mengulangi ucapannya. Ia berusaha menenangkan istrinya.

Setelah Senja berhasil mengatur napasnya, ia kembali memejamkan matanya. Merasa Senja sudah terlelap, Elang berusaha melepas pelukannya.

"Jangan pergi, tetaplah di sini, aku takut," ucap Senja, menahan tangan Elang yang hendak melepas pelukannya, sepertinya mimpi itu benar-benar membuatnya ketakutan.

"Baiklah, aku akan tetap di sini, tidurlah," ucapnya, ia mengecup puncak kepala istrinya. Dalam hati ia bertanya-tanya sebenarnya apa yang istrinya impikan sehingga ketakutan seperti itu. Ia semakin mengeratkan pelukannya.

Senja akhirnya benar-benar terlelap setelah mencari posisi ternyamannya dalam pelukan suaminya. Memastikan istrinya sudah pulas karena helaan napasnya terdengar halus dan teratur, Elang pun memejamkan matanya dengan tanpa mengubah posisinya.

🌼🌼🌼

1
MARWAN ERMADI
ini ngapain si ervan yg sibuk sedangkan disana ada ke2mertuanya senja
Soraya
hadiah buat pernikahan mereka
Soraya
mampir thor
khaerani suherman
aku udah baca cerita ini berkali kali seneng ceritanya
mimi
Kecewa
mimi
Buruk
vanilla althea smith
kecelakaan tuan Bailey dan nyonya Bailey ada unsur kesengajaan
vanilla althea smith
tebakan ku senja anak dari pemilik perusahan tersebut sebelum diambil oleh dady nya ervan dan diganti simbol nya
vanilla althea smith
Kendra mutung el
vanilla althea smith
bambang suaminya mama megaa ayah nya ritsuki natsuki
vanilla althea smith
typo nya menyeramkann
vanilla althea smith
jadi bego dongg
vanilla althea smith
makanan yang dibawa sekalian lempar ke wajah niko biar gregett
Ruby Vee
kenapa nggak ditunjkin aja fotonya nona senja gimana to
Ruby Vee
oalah elang
Elistiani
gak ngerti aku Thor,masa budak corporate ga tau black card,bodoh kali lah,masuk perusahaan pake jalur org dalem kali ye
Suwardiono
Luar biasa
Ruby Vee
kayaknya sarah jodohnya kendra ini
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!