Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.
Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.
Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Tidak percaya
Berulang kali Susi menuduh Vin atas apa yang di lakukan, padahal vin ingin berusaha menjelaskan namun selalu di sela, bahkan saat Ambar berusaha menjelaskan, Susi tidak mau mengerti dan masih saja menyalahkan Vin.
"Aku tidak pernah menipu siapapun. Apa untungkan juga buatku. Kalau saja bukan karena jarum akupuntur milikku untuk mengobati kakekmu, mungkin kakekmu sudah meninggal sekarang." Jelas Vin yang tidak mau di sudutkan terus menerus oleh Susi.
"Apa yang dikatakan tuan Vin benar, aku sudah melihat dengan mata dan kepalaku sendiri bagaimana tuan Vin menyelamatkan anakku dari kematian, kalau saja tuan Vin yang murah hati ini tidak menolong mungkin anakku juga tidak akan selamat. Lebih baik kamu percaya padanya jika ingin kakekmu sembuh." Ambar pun turut membela Vin.
"Maafkan Kakek nak Vin dan juga kelakuan cucu kakek yang tidak sopan ini. Kakek harap nak Vin mau menolong kakek. Rasa sakit ini hampir tidak mampu kakek tahan. " Saut kakek Dewa sambil menahan rasa sakit.
"Kamu Susi, sikapmu sama sekali tidak mencerminkan wanita terhormat. Kata-katamu terlalu pedas. Kakek tidak pernah mengajari itu. Ingat Sus, hukum setiap perbuatan ada hukum karmanya. Kamu baru tau rasa kalau sudah mendapatkan karmanya nanti," ucap kakek Dewa sambil menahan rasa sakit dan malu dengan sikap cucunya.
"Tapi kek-" Susi ingin menyela namun di sela Vin lebih dulu.
"Jika kakek percaya padaku aku akan berusaha membantu. Sebenarnya sumber racun yang ada didalam tubuh kakek bersarang di usus halus kakek, jika tidak segera di keluarkan itu akan mengancam nyawa dan kemungkinan terburuknya menyebabkan kematian dalam waktu dekat." jelas Vin.
"Omong kosong. Jangan percaya kata-katanya kek, Dia hanya penipu dan sama sekali tidak pantas untuk di percaya." Saut Susi yang masih saja menyela pembicaraan dan sangat tidak suka dengan keberadaan Vin.
Susi pun mendorong tubuh Vin dengan maksud untuk mengusirnya. Beberapa kali Vin masih ingin bertahan namun untuk kesekian kalinya Vin tidak bisa diam.
Vin mencengkeram tangan Susi dan langsung terlintas dalam penglihatannya mengenai masalah kesehatan Susi. Namun kali ini Vin yang sudah terlalu kesal memilih diam membiarkan Susi yang nantinya akan mencari dirinya.
"Nyonya Ambar, lebih baik kita pergi dari sini. Keberadaan kita sama sekali tidak di hargai. Aku tidak bisa mengobati kakek Dewa jika tidak ada persetujuan dari pihak keluarga, walaupun aku tau kalau umur kakek hanya akan bertahan paling lama satu Minggu." Jelas Vin sambil menarik tangan Ambar.
Saat hendak pergi, dokter Lin tiba-tiba muncul dan langsung di sambut oleh Susi dengan hormat.
"Selamat datang dokter Lin, Akhirnya dokter datang juga. Saya sangat berharap tuan bisa mengobati kakek saya yang sedang sakit." Ucap Susi.
"Ini yang namanya dokter ahli yang bisa di percaya dan punya sertifikat resmi bukan abal-abal seperti kamu. Siapa juga yang akan percaya jika kamu bisa menyembuhkan, paham dunia akupuntur saja tidak. Jangankan untuk mengobati untuk menjadi Pelayannya dokter Lin pun tidak pantas." Hina Susi yang semakin keterlaluan.
"Cukup Susi, kalau kamu tidak mengizinkan Tuan Vin membantu tidak masalah, tapi jangan pernah merendahkannya. Dan bersiaplah dalam penyesalan jika itu kemauanmu." Bentak Ambar yang sudah tidak tahan dengan siap Susi yang belum sadar juga.
"Ayo tuan Vin, kita pergi dari sini. Aku sangat menyesal membawamu datang kemari. Jika aku tau akan seperti ini, biar kan saja dia berusaha sendiri." Ambar pun menarik tangan Vin dan mengajaknya pergi.
"Tunggu tuan Vin." Seru Dokter Lin, dan seketika Vin menghentikan langkahnya. Dokter Lin segera menghampiri Vin, ia segera membungkuk memberi hormat pada Vin.
"Akhirnya aku bisa bertemu tuan Vin di sini. Tuan bisakah kamu mengajariku teknik jarum akupuntur yang tuan miliki. Aku merasa sangat malu di panggil sebagai dokter spesialis akupuntur Medik sedangkan keahlianku jauh dibawah tuan Vin. Tuan bisakah tuan membagi ilmu teknik akupuntur yang tuan miliki,"ucap Dokter Lin memohon.
Susi benar-benar terkejut, melihat dokter yang dia Bandung- bandingkan dengan Vin malah merendahkan diri dihadapan laki-laki yang sama sekali tidak dipercayai itu.
To be continued ☺️☺️☺️