Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Menjelang hari bahagia
...Tak mengapa terlibat cinta segitiga. Asalkan yang terlibat hanyalah Aku, Kau dan Allah semata....
...Sementara doa menjadi perantaranya...
...🍁...
Langit Dubai kini kembali redup.
Gelap terasa menyelimuti, tidak hanya jiwa namun juga hati yang kini Emran rasakan. Terlibat dengan sebuah perasaan yang begitu sulit untuk diartikan.
Sebuah kabar yang Emran terima melalui Asisten pribadi nya. Tak ayal membuat Emran sedikit meragu.
Amir yang memberikan kabar mengenai rencana pernikahan Annisa dengan seorang pemuda pilihan kedua orang tuanya, cukup membuat Emran merasa khawatir.
Tidak hanya itu, bahkan Amir mengatakan jika Annisa telah menyetujui pernikahan tersebut, meski dirinya tidak begitu mengenal sosok calon yang di pilihkan oleh orang tuanya.
Sebuah pernikahan yang dilakukan dalam waktu dekat ini, telah di setujui oleh kedua keluarga Annisa dan calon suaminya.
Sontak hal itu menyita sebagian besar pikiran Emran saat ini.
Cemburu ?
Bukan, Emran hanya berfikir jika Annisa telah menikah bagaimana dengan putrinya nanti, apakan Annisa masih bersedia untuk di panggil dengan sebutan Mommy oleh Yasmine.
Seketika pertanyaan demi pertanyaan memenuhi otaknya yang terasa telah sesak.
Tidak ada jawaban dari pertanyaan Emran yang Menag terasa sangat gamang.
Hal itu seketika membuat Emran merasa ragu. Dan ragu akan rencana keberangkatannya dengan Yasmine ke Indonesia.
"Apa kau sudah memastikan semuanya ?" Tanya Emran lagi dengan rasa ragu.
Mengingat informasi yang di berikan Amir terasa sangat dadakan, ada sedikit keraguan dalam diri Emran, dengan informasi tersebut, dan sedikit tidak mempercayai ucapan Amir.
Amir pun menjawab dengan anggukan kepala.
"Saya mendapatkan informasi tersebut langsung dari sumber yang dapat di percaya pak" jawab Amir dengan tegas.
"Saya rasa seorang keluarga tidak akan menutupi kabar baik dari keluarga lainya" Ucap Amir lagi meyakinkan.
Sejenak Emran merasa gamang dengan rencananya sendiri.
Berfikir apakah keputusannya untuk menemui Annisa merupakan pilihan yang tepat atau justru sebaliknya.
Emran terlihat menghela nafas panjang dan begitu dalam, kemudian menghembuskan perlahan.
"Amir " panggil Emran Dengan suara khas tegas nya.
"Ya Pak " Jawab Amri dengan cepat
"Menurutmu aku harus bagaimana ?, Apakah keputusanku sudah benar, ingin menemui Annisa demi putriku ?" ucap Emran dalam kegalauan hatinya.
Mendengar penuturan dari Emran , seketika bola mata Amir hampir copot, tidak pernah rasanya sepanjang sejarah Emran menjadi bos nya, dia meminta pendapat darinya.
Suatu kehormatan sejujurnya, Amir mendapatkan kesempatan untuk menasehati sang bos besar. Maksutnya lebih pada memberi saran.
Namun terlepas dari apapun itu, Amir tetap menanggapinya dengan baik, dan menganggap baik perubahan Emran tersebut.
"Menurut saya keputusan Bapak sudah tepat" Ucap Amir tegas.
Emran tampak mengerutkan dahi, menampakkan guratan tipis di jidat mulusnya.
"Benarkah ?" ucap Emran seketika.
Dan Amir menjawab dengan anggukan kepala.
"Jika Pak Emran tidak berangkat mungkin nona Yasmine akan merasa sangat kecewa" ucap Amir lagi.
"Dan mungkin saja kejadian tempo hari dimana Nona Yasmine histeris akan terulang lagi" Ucap Amin.
"Saya hanya khawatir jika hal itu terulang kembali, akan menimbulkan trauma mendalam dalam diri nona Yasmine nantinya" Ucap Amir memberi penjelasan.
Mendengar hal itu , Emran membenarkan semua ucapan sang asisten pribadi. Namun rasa cemas masih saja menjadi beban di pikirannya.
"Menanggapi rencana pernikahan Nona Annisa,sebaiknya kita abaikan saja Pak, karena tujuan utama kita hanya mempertemukan Nona Yasmin dengan nona Annisa saja" Ucap Amir lagi memberi saran.
"Terlepas dengan apa yang akan terjadi nanti, kita bisa memikirkannya nanti pak" Saran Amir lagi.
Emran pun menganggukkan kepala, menyetujui saran dari sang asisten pribadi.
Mengenai bagaiman respon Annisa nantinya, Emran tidak lagi begitu memikirkan, akankah Annisa tetap mau di panggil dengan sebutan Mommy ataukah sebaliknya, hal itu akan Emran pikirkan nanti.
"Percepat keberangkatan kita" Ucap Emran seketika.
Amir menjawab dengan anggukan kepala.
"Kita akan menemui Annisa sebelum hari pernikahan ya" Ucap Emran tegas.
"Baik Pak !" jawab Amir dengan Membungkukkan badan
Setelah menyampaikan beberapa informasi dan hal penting pada bos besarnya, Amir bergegas menuju ruangannya sendiri.
Disan Amir mengurus beberapa hal berkaitan dengan keberangkatannya bersama Emran, Yasmine dan dua pengasuh dadi Yasmine tersebut.
Menginstruksikan pada dua pengasuh Yasmin, untuk bersiap, begitu juga mempersiapkan Yasmin untuk keberangkatan nya ke Indonesia.
Mengenai jadwal keberangkatan akan di lakukan dua hari terhitung sejak hari ini.
Begitu sibuk Amir yang harus mengurus beberapa pekerjaan di kantor, selain perintah yang di berikan oleh Emran padanya.
Namun buka Amir namanya jika tidak dapat menyelesaikan semua tugas yang di berikan oleh Emran. Dan hal itu lah yang membuat Emran begitu menyukai dan mempercayai dirinya.
Bukan bermaksud menyombongkan diri, namun pada kenyataanya Amir lah Asisten yang paling lama bekerja dengan sosok Emran yang terkenal begitu Arogan dan perfeksionis.
Meski begitu banyak dan berat tanggung jawab yang Emran berikan dan perintahkan pada asisten pribadinya tersebut, namun Emran tidak pernah lupa pula pada kewajibannya.
Tidak jarang Amir dibuat melongo ketika tiba-tiba Emran mentransfer bonus bulanan pada rekening pribadinya secara langsung , dengan nominal yang tidak pernah dapat di bayangkan. Sebuah angka yang cukup fantastis bagi Amir yang hanya seorang Asisten.
Dan mungkin karena hal itu lah Amir selalu royal pada Emran, tidak hanya pekerjaan namun juga pada kehidupan pribadi Emran.
***
Segala persiapan telah selesai, mengingat tinggal hitungan hari saja acara pernikahan Annisa dengan Zyan akan di laksanakan.
Semakin dekat dengan hari pernikahannya, Annisa merasa semakin berdebar.
Entah debaran cinta ataukah debaran lainya, Annisa pun tidak mengetahuinya.
Annisa hanya semakin khusyuk dalam ibadahnya, menjelang hari hari bahagia yang akan di laksanakan dirinya bersama calon suaminya.
Annisa bahkan sengaja berpuasa untuk menyambut hari bahagia , selain untuk menenangkan hati dan jiwanya yang terasa begitu gundah.
Entah lah , bahkan Annisa sendiri tidak dapat mengartikan perasaanya saat ini.
"Annisa " Panggil ummi Fatimah dengan suara lembut.
"Ya ummi" Jawab Annisa
Ummi Fatima mendekat pada Annisa yang tengah duduk di pinggiran tempat tidurnya yang berukuran minimalis.
"Ummi berharap, pernikahan mu nanti, membawa kebahagiaan bagimu Nak" Ucap ummi Fatimah penuh harap.
"InshaAllah ummi" Jawab Annisa lirih dengan wajah menunduk
Sebuah usapan lembut mendarat di bahu Annisa. "Ingat Annisa , Sebaik baik perhiasan dunia adalah istri Solihah" ucap ummi Fatimah memberi nasihat.
Annisa menjawab dengan anggukan kepala.
***
"Assalamualaikum Semuanya "
Terima kasih untuk semua reader kesayangan Author.
Maaf Jika Masih banyak salah kata, Diri ini hanyalah manusia biasa, yang tentunya memiliki banyak kesalahan, dan InshaAllah Author akan selalu belajar menjadi lebih baik.
Peluk jauh dari Author untuk para reader semua, tanpa terkecuali.
Terima kasih, Sehat dan bahagia selalu untuk semuanya
.
apa lagi lihat di balik cadarnya anissa.
wahhh takutnya emran kena serangan cinta jantungnya