Cecil dan Kevin sepasang kekasih. Hubungan mereka terkendala restu dari mamanya Cecil. Namun, karena rasa cintanya yang begitu besar, Cecil pun berani menantang orang tuanya.
Padahal, tanpa Cecil sadari, dia hanya dimanfaatkan Kevin. Gadis itu sampai rela menjual barang-barang berharga miliknya dan bahkan meminjam uang demi menuruti permintaan sang kekasih.
Apakah hubungan yang toxic ini akan bertahan? Sadarkah Cecil jika dia hanya dimanfaatkan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Sembilan
"Mas, lepaskan. Sakit ...," ucap Cecil sambil merintih menahan sakit.
Mendengar rintihan dari istrinya, Athalla lalu melepaskan tangannya dari rambut Cecil. Dia mengusap wajahnya kasar dan menarik rambut dengan frustasi. Sepertinya menyesal dengan apa yang telah dia lakukan tadi.
Cecil yang kesakitan tak bisa lagi menahan tangisnya. Terdengar isak tangisnya. Kembali Athalla mendekati sang istri. Takut pria itu akan menyakitinya lagi, dia langsung berdiri dan berjalan tergesa masuk ke kamar. Kembali tangisnya pecah saat telah berbaring.
Athalla mengikuti istrinya berjalan menuju kamar. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara tangis.
"Maafkan aku, Cil. Aku tak bermaksud menyakiti kamu," gumam Athalla pada diri sendiri.
Athalla menjatuhkan dirinya ke lantai. Memeluk kedua lututnya dengan menenggelamkan wajah ke kakinya. Dia sangat menyesal karena telah melakukan kekerasan. Rasa cemburu dan takut kehilangan membuat dia selalu melakukan kekerasan, seperti dulu pada mantan kekasihnya.
Setelah cukup lama terduduk, Athalla kembali mengintip ke kamar. Dia mengintip ke kamar. Tak terdengar lagi suara tangis istrinya. Dia lalu berdiri dan berjalan masuk. Naik ke tempat tidur dan ikut berbaring.
Athalla mengecup dahi istrinya, hingga Cecil membuka mata. Dia sedikit mundur, seperti ketakutan.
“Aku … maafkan aku, Cecil,” Athalla memulai dengan nada pelan. “Tak seharusnya aku berbuat kasar denganmu."
"Aku tak mengerti apa yang kamu maksud, kenapa langsung marah?" tanya Cecil dengan gugup. "Bukankah kamu bisa bertanya baik-baik."
Athalla menghela napas panjang, berusaha menata kata-katanya. “Aku tahu, dan aku sangat menyesal. Kadang-kadang aku tidak bisa mengontrol emosiku, terutama saat aku merasa tertekan.”
"Tapi apa yang membuat kamu marah?" tanya Cecil dengan suara pelan.
"Aku mendengar kamu bertemu Kevin," ucap Athalla.
"Apa kamu tak percaya denganku? Sedangkan aku sudah katakan kalau aku sudah tak ada keinginan untuk kembali lagi. Apa lagi aku telah menikah denganmu, Mas," jawab Cecil.
"Maafkan, aku. Semua karena aku takut kehilangan kamu. Aku takut kamu kembali dengannya."
"Aku tak akan kembali dengannya, dan aku akan tak akan meninggalkan kamu. Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya denganku?" tanya Cecil.
"Apa kamu mau melaksanakan kewajibanmu? Apa aku boleh meminta hakku sebagai suami?" tanya Athalla.
Satu bulan mereka telah menikah, tapi belum pernah melakukan hubungan badan. Semua karena keduanya belum siap.
Cecil memandangi wajah suaminya dengan tatapan sendu. Dia akhirnya mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau kamu belum siap, aku tak akan memaksa. Kita bisa menundanya," balas Athalla.
"Mas, sebagai istrimu aku siap melakukan kewajibanku kapan saja," jawab Cecil. Walau sebenarnya dia juga merasa takut karena ini pertama baginya. Namun, dia tak mungkin menunda lagi. Mereka telah menikah satu bulan lebih.
Athalla mengecup seluruh bagian di wajah istrinya.Terakhir bagian bibir. Ciuman yang awalnya biasa saja, akhirnya saling menuntut. Puas bermain lidah, dia mulai turun ke leher jenjang istrinya. Meninggalkan banyak jejak kepemilikan.
Athalla menaiki tubuh Cecil, membuka satu persatu kain yang melekat di tubuh wanita itu. Wanita itu merasa malu, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos.
Athalla tersenyum, sebenarnya dia juga gugup. Ini pertama kali baginya. Dia juga belum pernah melakukan hubungan badan. Pria itu menanggalkan seluruh pakaiannya. Setelah itu kembali menaiki tubuh sang istri.
Walaupun Athalla belum pernah melakukan itu, sebagai pria normal dia tentu merasakan sesuatu yang aneh saat berdekatan dengan lawan jenis.
"Aku baru pertama melakukan ini. Jadi jika kamu merasa kurang nyaman, katakan saja. Aku akan hentikan," bisik Athalla. Cecil hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Dia sangat gugup karena ini memang yang pertama baginya.
"Mas, aku takut. Aku minta kamu melakukan dengan pelan," ucap Cecil pelan dengan suara gemetar.
"Aku akan melakukan dengan selembut mungkin dan tak akan membuat kamu merasa trauma," ucap Athalla. Dia juga berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
Athalla mengecup bibir Cecil dengan lembut untuk meyakinkan wanita itu, jika tidak akan melakukan hal yang kasar. Dia lalu mengecup leher dan dada istrinya. Banyak meninggalkan tanda kemerahan.
Dengan lembut Athalla menjamah seluruh bagian tubuh istrinya. Walau sebenarnya dia ingin langsung ke inti, tapi dia menahan agar Cecil tidak trauma. Setelah melihat wanita itu tenang baru pria itu menghentikan pemanasan pada tubuh istrinya.
Walau sebenarnya ada keraguan dalam hatinya, apakah memang ini yang pertama bagi sang istri. Dia ingin membuktikan itu, bisa saja dia hanya bersandiwara.
"Aku mau mulai, kata orang jika pertama melakukan aku dan kamu akan merasakan sakit, tapi mungkin kamu yang akan lebih sakit.Aku mau kamu jujur jika merasakan sesuatu," ucap Athalla.
Dia mulai mendekatkan miliknya ke inti tubuh Cecil. Baru mencoba memasuki terdengar rintihan kesakitan dari mulut wanita itu, sehingga Athalla menghentikannya.
"Sakit ...?" tanya Athalla kuatir.
"Sedikit, kamu lanjutkan saja. Sekarang atau besok, tetap saja untuk pertama kali aku akan merasakan sakit itu," ucap Cecil pelan. Mereka sudah terlanjur memulai, jadi lebih baik lanjutkan saja.
"Jika sakit kamu bisa mencakar atau menggigit bahuku, jangan kamu tahan sendiri," ucap Athalla dengan lembut.
Athalla kembali mencoba membobol pertahanan Cecil. Kembali wanita itu merasakan sakit. Dia lalu menggigit bahu suaminya. Ketiga kali mencoba masih gagal.
"Kita coba besok saja," ucap Athalla akhirnya. Dalam hati dia sudah mulai yakin jika Cecil memang masih perawan dan suci. Jadi selama ini dia dan Kevin tak pernah melakukan hubungan badan.
"Teruskan saja, Mas. Aku juga telah terlanjur merasakan sakit."
Akhirnya Athalla setuju, dan mencoba lagi, kali ini akhirnya dia berhasil membobolnya. Cecil menjerit tertahan. Dia menggigit selimut menahan rasa sakit. Pria itu merasakan ngilu juga saat pertama memasuki. Melihat air mata sang istri, dia lalu mengecup mata istrinya dan mengecup bibirnya. Setelah melihat wanita itu kembali tenang barulah dia menggoyangkan miliknya.
Setengah jam berlalu akhirnya Athalla mencapai puncaknya. Dia menanamkan benih di rahim istrinya itu. Setelah itu dia turun dari tubuh istrinya. Memeluk pinggang Cecil.
"Maafkan aku. Sakit banget ya?" tanya Athalla, melihat air mata istrinya yang masih mengalir.
"Tidak apa, Mas. Ini sudah menjadi kewajibanku." Cecil lalu memeluk tubuh suaminya. Dia tersenyum.
Setelah istirahat beberapa saat, Athalla mengajak Cecil untuk membersihkan diri. Istrinya itu mencoba bangun. Dia sedikit meringis karena merasakan sakit di bagian inti tubuhnya. Sang suami yang melihat itu langsung menggendong tubuhnya ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Athalla membantu Cecil membersihkan tubuhnya. Setelah itu kembali menggendong ke sofa. Dia memberikan satu lingerie yang dibeli untuk sang istri pakai.
Dengan masih memakai handuk, Athalla membuka alas kasur dan memakaikan yang baru seadanya saja. Dia dan Cecil tidur kembali.
Sukses truus Mak...
Terima kasih mam Reni sukses selalu lope lope juga mam 😍😍
semoga sehat selalu dan bertambah sukses mom 🤲🏻🤲🏻 love,,, love,,, sekebon juga mom 😘😘
Pada mampir yuk dikarya sederhana ku /Smile//Good//Pray/