NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

Dengan langkah dan senyum lebar, Gisel melangkah mendekati pria pujaan hatinya tersebut. Gavin hanya mengikutinya dari belakang. Terlihat para relawan lainnya sedang melakukan tugas mereka di posko-posko pengungsian.

"Ngapain kamu ke sini, dek?" tanya Rega, pria itu tersenyum dan seperti biasa, mengacak rambut Gisel. Perlakuan yang tetap manis itulah yang membuat Gisel pantang menyerah mengejar cinta pria itu sampai lupa melihat dunia luar selain Rega.

"Aku jadi relawan juga, abang. Heee," ucap gadis itu meringis.

Kening Rega mengernyit, "Yakin, nggak buat gangguin abang? Kamu itu sebentar lagi udah mau lulus kuliah, fokus saja sama skripsi kamu. Biar cepat lulus dan jadi designer hebat!" selalu itu yang diucapkan oleh Rega.

"Nggak jadi designer nggak apa-apa, abang. Kan mau jadi nyonya dokter, nyonya Regantara," dan selalu itu juga jawaban Gisel.

"Heh, dunia itu nggak selebar daun kelor, yang kamu lihat cuma Bang Rega lagi. Bang Rega lagi. Tapi begitu luas, banyak hal yang harus kamu lakukan mumpung masih muda, ntar udah tua nyesel karena waktu kamu habis cuma buat bucin akut," sindir Gavin. Namun, yang di sindir masa bodoh," Yuk ah bang, ke sana. Apa yang bisa Isel bantu?" Gisel menggandeng mesra lengan Rega.

Rega menghela napasnya, bagaimana lagi ia harus membuat Gisel menyadari dunia yang begitu luas ini. Bukan hanya berpusat padanya saja. Gadis itu bahkan melupakan cita-citanya sejak kecil, entah sejak kapan tepatnya gadis itu merubah semua impiannya menjadi Rega.

Dan bukan Gisel namanya jika tak menimbulkan huru hara, karena pada akhirnya Rega harus merawatnya juga di tempat pengungsian tersebut. Karena gadis itu malah jatuh sakit setelah ikut bekerja keras membantu relawan lain. Apalagi kemarin ia melihat korban yang baru di temukan dan berlumuran daraah. Itu menjadi pemicu utama sakitnya Gisel.

"Kamu tuh ke sini harusnya buat bantu-bantu, bukannya malah nambah pekerjaan abang, Sel!" Gavin gemas sendiri dengan saudara kembarnya tersebut.

"Kenapa kamu protes sih, abang aja nggak. Keberatan rawat aku, ya bang?" cebik Gisel dan Rega hanya bisa tersenyum karena kini tugasnya bertambah merawat Gisell. Gadis. Itu tidak mau di rawat oleh dokter maupun perawat lain. Di suruh pulang juga tidak mau, takut kena omel mommy daddy alasannya.

.

.

.

Dan masih banyak lagi hal absurd yang Gisel lakukan untuk menarik perhatian Rega. Hal itu membuat kedua orang tuanya pusing. Bahkan kakaknya dan juga saudara kembarnya juga tak kalah pusingnya karena makin hari, gadis itu seperti kehilangan jati dirinya. Apapun yang di lakukan oleh Gisel hanya tertuju pada Rega.

Gisel bahkan pernah ingin masuk ke fakultas kedokteran hanya demi Rega. Tentu saja semua menolak keinginnnya tersebut, terutama Rega.

"Kamu itu takut sama darah, mana mungkin jadi dokter, dik. Bukankah cita-citamu pengin jadi designer? Masuk saja ke jurusan itu, kamu lebih berbakat di bidang itu, dek," saran Rega kala itu.

"Jadi, abang maunya aku jadi designer?" tanya Gisel.

Terpaksa Reg mengiyakan, padahal itu bukanlah keinginannya seorang, tapi juga menjadi cita-cita yang Gisel lupakan.

"Bukan mauku, tapi itu cita-cita dan bakatmu, dek," ucap Rega.

"Baiklah, demi abang, aku kuliah di jurusan designer!"

"Bukan karena abang, tapi demi masa depanmu sendiri, dik," kata Rega lembut.

"Iya, masa depan aku kan abang," timpal Gisel manja.

Rega tak bisa lagi menyahut, sangat susah untuk menyadarkan Gisel. Ia tak tahu lagi harus bagaimana menyikapi gadis itu.

.

.

Di temani secangkir teh, Rega duduk di taman yang ada di rumah kedua orang tuanya.

"Papa kira kamu nggak nginep, Ga," David menepuk bahu Rega.

"Mama minta aku nginep, pa, kangen katanya," sahut Rega. Ia kembali terdiam.

"Apa yang mengusik pikiranmu?" sebagai ayah, David tentu tahu putra tunggalnya sedang memikirkan sesuatu.

"Gisel lagi?" tebak David. Dan tak perlu Rega jawab, David sudah tahu jawabannya.

"Kenapa lagi dia? Hem?"

"Entahlah, aku merasa bersalah , pa. Apa selama ini aku terlalu memanjakan dia. Apa aku, apa aku terlalu lunak dengannya. Atau aku terlalu protektif sama dia sampai-sampai dia tak bisa melihat dunia luar selain aku. Gisel sangat berubah, dia seperti tak punya ambisi selain aku, pa. Sejak kejadian di SMP waktu itu, dia melupakan semua mimpinya, dia jadi terobsesi padaku. Aku harus bagaimana lagi? Biar dia mengerti, aku nggak mau dia menyesal nantinya," ungkap Rega.

" Apa kau yakin itu hanya sebuah obsesi? Bukan cinta?" tanya David.

" Entahlah. Aku hanya ingin mengembalikan dunianya seperti seharusnya, aku ingin dia juga mencintai dirinya sendiri, ingin dia melihat betapa berharganya masa mudanya," jawab Rega.

" Kalau begitu, kamu harus tega dan tegas sama adik kamu itu," ujar David memberi saran. Putranya itu langsung menatapnya serius.

David berdiri lalu kembali menepuk bahu Rega," Kau tahu apa yang harus kamu lakukan. Dengan segala resikonya yang pasti. Papa percaya padamu, " ucapnya lalu beranjak meninggalkan sang putra.

"Udah mau tidur, pa?" Tanya Rega.

"Mamamu akan mengomel kalau papa terlambat masuk ke kamar!" sahut David. Tiba-tiba saja ia berhenti lalu menoleh, "Jangan lupa minggu depan ulang tahun si kembar. Sekalian syukuran buat kelulusan mereka," ucapnya.

"Minggu depan, ya?" gumamnya. Ia hampir lupa karena terlalu sibuk akhir-akhir ini.

.

.

.

Sepekan kemudian, kediaman Parvis malam ini ramai oleh para tamu undangan yang menghadiri acara ulang tahun twins G, Gavin dan Gisell sekaligus perayaan kelulusan mereka.

Gisel tampak cantik dengan balutan gaun berwarna merah, senada dengan baju yang di kanakan oleh Gavin. Mereka terlihat sangat serasi sekali saat berjalan dimana Gisel menggandeng lengan kembarannya berjalan dari kanyai dua kediaman Parvis tersebut. Andaikata tak mengenal mereka, orang-orang pasti akan mengira mereka sebagai sepasang kekasih.

Banyak kerabat dan tamu undangan yang sudah datang, termasuk David dan Amel. Namun, sosok yang sangat dinantikan oleh Gisel, belum juga terlihat.

"Kenapa abang belum datang, ma?" tanya Gisel ada Amel.

"Mungkin lagi dalam perjalanan ke sini, sayang. Kamu sabar, ya? Pasti Rega datang kok," sahut Amel. Meski tidak tenang, Gisel mengangguk saja.

Terlihat Elang yang baru saja datang dengan istrinya yang sedang hamil tiga bulan baru saja tiba dan langsung menghampiri Gisel dan Gavin.

"Happy birth day and happy graduation ya buat kalian berdua," ucap Elang dan Senja bergantian. Senja memberikan hadiah untuk kedua adik iparnya tersebut.

"Makasih, kakak ipar," ujar Gisel yang diikuti oleh Gavin.

"Sama-sama. Malam ini kamu cantik sekali, Sel. Aku sampai pangling, loh!" seloroh Senja memuji adik iparnya tersebut.

"Ish, kak Senja bisa aja. Kan malam spesial, jadi harus tampil cetar membahana semaksimal mungkin dong?" sahut Gisel tersenyum. Ia benar-benar sudah tidak sabar ingin bertemu pujaan hatinya, Rega.

Malam ini, Gisel akan menyatakan cintanya sekali lagi untuk Rega. Ia sangat yakin, kali ini pria itu tidak akan menolaknya lagi.

Tak ada lagi yang Gisel inginkan, ia kini sudah mendapat gelar sarjana, sesuai keinginan Rega yang selalu mengatakan jika ia harus kuliah sampai lulus. Tinggal gelar seorang istri saja yang belum ia dapatkan.

Anes yang baru saja menyapa salah satu kolega bisnis Alex, melihat putra sulung dan memantunya yng4 sedang mengobrol dengan twins, "Mas, itu El sama Senja. Kita kesana, yuk!" ajak Anes menggandeng lengan Alex. Alexpun pamit kepada rekan bisnisnya.

"Sayang, bagaimana? Sehat kan menantu dan calon cucu mama?" tanya Anes, ia memeluk Senja.

"Sehat, mom. Berkat doa mommy," balas Senja. Dan merekapun lanjut mengobrol. Alex memilih pamit dan bergabung dengan David dan Amel yang sedang menyapa tamu.

"Vin, setelah ini rencana mau ngapain?" tanya Elang pada Gavin. Ia tak perlu bertanya kepada adik bungsunya, Gisel. Karena semua orang juga pasti sudah tahu jawabannya, menjadi nyonya Rega.

"Rencana mau lanjutin s2 di Ausy, kak. Sekalian belajar urus perusahaan daddy yang di sana," jawab Gavin dan Elang hanya mengangguk. Apapun keputusan adiknya tersebut, ia aka mendukung . Berbeda dengan Gisel, sampai detik ini ia masih belum bisa mendukung keinginannya untuk segera menikah.

Mungkin diantara mereka, hanya Amel yang setuju bahkan mendukung keinginan Gisel tersebut.

Setelah itu, mereka kembali sibuk masing-masing, saling menyapa dengan para tamu yang mereka kenal.

Tak berselang lama, Kendra datang bersama Sarah, asisten Senja.

"Dih, makin lengket aja kayak perangko kalian," goda Senja.

"Dari pada datang sendiri kan, ada Saroh yang jomblo ini, bebas diajak jalan," jawab Kendra.

Sarah mencebik, "Saroh-saroh! Dasar selimut! Kalau nggak kepaksa karena tahu-tahu udah di depan pintu apartemen juga aku mending datang sendiri deh. Dari pada hanya di jadikan pelarian," ucapnya.

Pandangan Kendra langsung beralih kepada Gisel yang malam ini sangat cantik. Ia bahkan sampai melongo dan tak berkedip. Sarah yang menyadari nya langsung menyikut lengan Kendra,"Heh, bayem! Mingkem tuh mulut!" ucapnya.

"Apa sih?" Kendra menatap sebal kepada Sarah. .

"Bayem, em, mingkem itu mulut, kemasukan lalat baru tahu rasa. Iya, cantik tapi jangan gitu amat lihatnya, nanti ngeces malu lagi," bisik Sarah.

Kendra hanya bisa meringis smbil mengusap tengkuknya salah tingkah. Pria yang sudah lama memendam rasa terhadap adik bosnya itu benar-benar di buat takjub dengan kecantikan Gisel malam ini.

"Mas Kend, mbak Sarah. Makasih ya udah datang," ucap Gisel.

"Sel, selamat ulang tahun dan selamat udah jadi sarjana sekarang," ucap pria yang tak pernah di perhitungkan keberadaannya oleh Gisel tersebut.

"Makasih mas," balas Gisel riang.

"Selamat ulang tahun ya, wish you all the best," ucap Sarah tersenyum.

"Terima kasih mbak Sarah," Gisel memeluk Sarah.

"Eh, kalian pacaran ya?" Tembak Gisell langsung.

"Tidak!" jawab Kendra dan Sarah bersamaan. Terlihat raut kecewa di wakah kendra atas ketidakpekaan Gisel terhadap perasaannya tersebut.

"Cieee, kompak banget sih kalian. Aku kira pacaran, padahal kalian cocok loh," seloroh Gisel. Sebenarnya bukannya ia tak tahu kalau Kend menaruh hati kepadanya, tapi hatinya yang sudah di penuhi oleh Rega hingga tak ada celah untuk pria lain.

1
Wiwik murniati
Biasa
Wiwik murniati
Lumayan
Ruby Vee
ya allah ini bapak bapak 😁😁😁😁😁😁
Suherni 123
salah Rega juga sih,,ada gosip begini di diemin si Dira gibah gak di klarifikasi,, selalu nurutin maunya Dira
Ruby Vee
ya alaah kok jadi sewot sih sel , kan cuma minta dijemput doang
Ruby Vee
pengorbana rega demi untuk membuat gisel mengubah dunia gisel agar suksek
Suherni 123
Rega nya juga welcome sama Nandira,,coba di batasi ,di klarifikasi
Suherni 123
kecewa pasti masih lah walaupun berpura pura baik baik saja
Suherni 123
tuh si Daddy aja ngerti masa Rega kudu dikasih tau aja,,, harusnya klarifikasi apalagi Rega orang nya gak pedulian malah yg begitu yg di manfaatin lah
Suherni 123
senjata makan tuan tuh jadinya Ga,,,
Ahmad Nashrullah
sdh tahu nadira gimana masih aja memberi celah,,,,,,za jd lelaki jg senaif itu,,,,,,,
Ahmad Nashrullah
mantap sell,,,,,,wanita gatal macam hesti patut si skak biar g tambah menjadi,,,,
Ahmad Nashrullah
tuh kan kok ada wanita g tahu malu kek hesti,,,,,,dokter minim atitude
Ahmad Nashrullah
hati hati si hesti kek nya tipe tipe wanita gatel
Isna Vania
akhirnya happy ending, keren Thor ceritanya /Kiss/
Ahmad Nashrullah
nyerimu g seberapa sarah jadi nikmati aja,,,,,,bukankah kamu berhasil,,,,,,gatal di garuk apalagi
Ahmad Nashrullah
jikik bgt sama sarahhh,,,,,,gue g respect,,,,,,playingfictim
Ahmad Nashrullah
lelaki goblok cocok dg perempuan gatal tak tahu malu
Ahmad Nashrullah
klo gue tanggung jawab ke anaknya saja,,,,,,,perempuan kek gitu lu tanggung jawabin g nyesel,,,,,,kebaca kok tak tik nya
Isna Vania
hadeh lucunya drama keluarga , hanya ingin punya cucu /Facepalm//Grin/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!