NovelToon NovelToon
Gadis Itu Milikku !

Gadis Itu Milikku !

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: ErvhySuci

Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?

Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 015

Pukul 12.40 wib , Derry terkejut karena jam sudah menunjukkan bahwa waktu istirahat kantor yang hampir habis.

Derry berdiri dari duduknya dan memakai jasnya kembali. Ia berjalan menuju taman di samping rumah. Tampaknya , Aera sedang tertawa ria bersama mamanya. Entah apa yang sedang mereka bicarakan sampai mereka terlihat sangat gembira.

"Mama , ngobrolin apa sih udah ya ngobrolnya. Aku harus balik ke kantor sekarang nanti terlambat." ucap Derry yang berdiri di samping kursi.

"Oh ternyata udah setengah satu , nggak terasa ya kita ngobrolnya." ucap ibu Henny.

"Iya bu , kita tadi ngobrolnya seru sih jadi nggak terasa." ucap Aera dengan tersenyum.

"Ya udah kalau begitu. Besok kalau kamu mau pulang kampung , kamu hati-hati dijalan ya Aera." ucap ibu Henny dengan tersenyum dan mengelus lengan Aera dengan lembut.

"Iya ibu makasih ya atas perhatiannya. Besok saya akan bawakan sesuatu dari Jogja untuk ibu. Kalau begitu saya kembali ke kantor dulu ya bu. Kerjaan saya masih banyak hehehe..." ucap Aera dengan tersenyum dan tertawa kecil.

"Baiklah kalau begitu , kapan-kapan kita bertemu lagi ya. Ya sudah kalian hati-hati di jalan ya. Derry jangan ngebut bawa mobilnya." ucap ibu Henny kepada Aera dan juga kepada putranya.

"Iya mah , Derry pamit dulu mah." ucap Derry sambil bersalaman dan mencium punggung tangan sang mama.

"Ibu , Aera permisi dulu ya. Sampai jumpa lagi bu." ucap Aera yang juga mencium punggung tangan ibu Henny.

Ibu Henny menatap kepergian Aera dan Derry dari taman itu. Aera berjalan mengikuti Derry menuju keluar rumah. Di luar , rupanya ia berpapasan dengan bi Sarti yang baru saja kembali dari membuang sampah di depan.

"Mas Derry sama mbak Aera udah mau pulang ya?" ucap bi Sarti.

"Iya bi , mau kembali ke kantor. Masih ada kerjaan soalnya. Pamit dulu ya bi , sampai jumpa lagi." ucap Aera dengan tersenyum dan bersalaman.

"Saya pergi dulu ya bi. Tolong titip jaga mama ya." ucap Derry dengan tersenyum dan menyalami art nya pula.

"Baik mas , kalian hati-hati di jalan ya. Mbak Aera , sering-sering datang kesini ya." ucap bi Sarti dengan tersenyum.

"Oke bibi. Saya permisi dulu ya." ucap Aera dengan tersenyum sembari melambaikan tangannya.

Derry membuka pintu mobil untuk Aera. Aera pun menatapnya sesaat karena merasa heran dengan lelaki itu. Ia berfikir bahwa ia bisa saja membuka pintunya sendiri. Kenapa lelaki itu harus membuka pintu untuknya ?

"Kenapa ? Ayo masuk." ucap Derry dengan wajahnya yang tampak kembali datar seperti biasanya.

Aera justru membalasnya dengan tersenyum.

"Nggak. Terimakasih." ucap Aera yang kemudian masuk ke dalam mobil dan segera memakai sabuk pengamannya dengan benar.

Di sampingnya , lelaki itu tampak sudah masuk kedalam mobil dan duduk dengan sempurna.

Tanpa kata-kata , Derry mengemudikan mobilnya perlahan keluar dari halaman rumah megah itu dan menuju jalan raya. Lelaki itu tampak fokus sekali pada setir mobil yang digenggamnya seolah di sampingnya tidak ada penumpang.

Aera tidak mau mengganggu lelaki yang menurutnya sedang bertapa itu. Ia hanya memikirkan perihal besok. Sungguh rasanya seperti mendapatkan hadiah besar yang mana sudah mendapatkan izin langsung dari Nyonya besar perusahaan bahwa ia diberikan izin cuti satu Minggu.

Aera benar-benar merasa bahagia sekali hari ini. Ia akan pulang ke kampung halaman yang sudah lama sekali ia rindukan.

Aera tersenyum membayangkan bagaimana reaksi kedua orangtuanya jika ia tiba-tiba sudah sampai di rumah. Ya karena ia tidak akan memberitahu kepada orang rumah perihal kepulangannya.

"Ehem!" Derry berdehem yang sukses membuyarkan lamunan Aera .

Aera pun menoleh ke samping memandang bosnya sesaat. Namun bosnya sepertinya biasa saja.

Tapi entahlah , kenapa rasanya seperti canggung sekali. Seperti dua orang yang sedang bertengkar atau marahan.

"Pak , saya nggak buat kesalahan kan?" ucap Aera dengan tenang.

"Memangnya kenapa ?" ucap Derry tanpa mengalihkan pandangannya.

"Enggak apa-apa sih. Tapi kenapa rasanya kita kayak lagi berantem ya?" ucap Aera dengan menerawang kedepan.

"Perasaan kamu aja." ucap Derry dengan tenang.

"Eumm , ya sih." ucap Aera yang kemudian diam membiarkan lelaki itu fokus menyetir.

"Kamu benar mau pulang?" ucap Derry masih fokus pada setirnya.

"Iya pak. Cuma seminggu aja , nanti saya akan kerjakan dulu kerjaan saya seminggu ke depan. Jadi bapak tenang aja." ucap Aera dengan tersenyum.

"Bukan masalah kerjaannya. Saya bisa kok melakukan kerjaan kamu." ucap Derry dengan suaranya yang sedikit terdengar sedikit kaku.

"Terus masalahnya apa pak?" ucap Aera dengan heran.

Derry diam tanpa berkata-kata lagi. Ia enggan untuk mengatakan sesuatu yang mengusik hatinya.

Lelaki itu kembali fokus mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang. Di sampingnya , gadis itu justru sibuk dengan pemikirannya. Ia memikirkan apa yang sempat di ucapkan oleh lelaki itu tadi .

Tak terasa , mobil sudah memasuki area kantor. Derry memarkirkan mobilnya dengan sempurna dan melepaskan seat belt dari tubuhnya.

"Kita turun." ucap Derry pada Aera yang juga sudah bersiap turun.

"Iya." ucap Aera yang kemudian membuka pintu mobil disampingnya untuk turun.

Derry dan Aera berjalan bersama menuju lift untuk naik ke lantai atas. Ya , ruang mereka satu lantai dan berada pada lantai paling atas yaitu lantai sepuluh.

Di dalam lift berdua membuat Aera merasa bahwa suasananya sangat canggung sekali. Lelaki itu berubah menjadi patung seperti dahulu ia masuk ke kantor.

"Pak , saya masih gak ngerti kenapa bapak diam gini. Nggak seperti tadi atau kemarin-kemarin loh." ucap Aera dengan melirik bosnya itu.

"Saya nggak apa-apa. Jangan terlalu memikirkan saya." ucap Derry dengan tenang.

"Ya udah deh pak." ucap Aera yang kemudian terdiam.

Lift berhenti dan pintu pun terbuka menandakan bahwa kini sudah berada di lantai sepuluh tempatnya bekerja. Aera tampak mengikuti Derry menuju ke ruangannya.

"Kenapa ikut saya kesini ?" ucap Derry yang tampak bingung.

"Mau ngambil berkas yang tadi pak." ucap Aera.

"Oh gitu. Ya udah ambil aja." ucap Derry dengan yang kemudian membuka pintu mempersilahkan Aera masuk ke dalam.

"Udah pak , saya kembali ke ruangan saya dulu. Permisi pak." ucap Aera setelah mengambil beberapa berkas di meja.

Derry membiarkan Aera berlalu meninggalkannya . Ingin sekali tangannya menghentikan langkahnya , namun ia rasa ini bukan waktu yang tepat. Ia pun duduk di sofa dan melepaskan jasnya.

Lelaki itu tiba-tiba saja tersenyum mengingat pernyataan dari gadis itu sewaktu di mobil. Ia tidak percaya bahwa ia adalah lelaki pertama yang menyentuhnya. Jika memang benar begitu , maka ia sama-sama pemula.

Derry belum pernah menyentuh perempuan diluar sana walaupun hanya sekali. Dan Aera adalah gadis beruntung yang malam itu menjadi gadis pertama untuk Derry. Entahlah , ia merasa senang karena ciuman yang ia lakukan adalah sama-sama untuk yang pertama kalinya.

Perlakuan sang mama pun tidak bisa membuat lelaki itu menyembunyikan perasaannya. Seolah sang mama sudah memberikan respon yang luar biasa baik untuk dirinya segera mengakui bagaimana perasaannya yang sebenarnya.

"Satu minggu itu waktu yang singkat sih , tapi kenapa menurut gue kayak lama banget? Apa dia beneran mau merekap kerjaannya seminggu kedepan?" ucap Derry dengan bingung.

Kenapa rasanya seperti ini ? Ini jauh berbeda sebelum kejadian malam itu. Sebelumnya ia tidak pernah sesibuk ini memikirkan gadis itu.

Apa gadis itu benar-benar sudah mengacaukan otaknya juga? Jika iya , maka ia tidak akan membiarkan gadis itu lolos begitu saja.

Lelaki tampan itu tersenyum dengan sesuatu yang tersusun di otaknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Next......

1
Rita Riau
pak bos kayaknya ada rasa tuh Ra kekamu,,🤔😍
Muna Junaidi
Ter baik thor
Rita Riau
izin mampir Thor,,, kayaknya seru nih
vii~Suci❤️: makasih banyak kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!