" Menuduhku berselingkuh ??? padahal dia sendiri malah menikahi wamita lain ". Iza merasakan sesak dalam dadanya.
Pernikahan yang baru seumur jagung harus kandas hanya karena sang suami mengira ia berasal dari keluarga orang biasa.
Ini kisah Faiza , putri satu - satunya pasangan Daddy Mahesa dan Mommy Aisyah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.
" Gus....kok malah melamun ". Tegur Sania, tangannya mengusap paha Bagus pelan tapi lama.
" Eh eng..enggak kok ". Jawab Bagus kikuk bukan karena kaget tapi karena tangan Sania yang masih bertengger di pahanya.
Sania tersenyum manis , ia semakin berani karena melihat Bagus diam saja ketika tangannya masih bergerak aktif.
Bagus tersadar , ia menghentikan tangan Sania . " Jangan begini San ".
Alih - alih mengangkat tangan Sania , tangan Bagus malah berhenti ketika Sania malah menggenggam tangan Bagus.
" Kamu pagi ada masalah Gus , aku mau kok jadi pendengar setia kamu , ceritalah biar beban pikiran kamu berkurang ".
Bagus melepas tangan Sania pelan , ia tidak mau Sania tersinggung. " Terima kasih atas tawarannya , tapi beneran aku enggak apa - apa , hanya ingin menikmati malam saja ".
" Oh ya , syukurlah kalau begitu , aku sempat cemas tadi...mau ikut aku enggak Gus , dari pada kamu sendirian , aku jamin kamu bisa menikmati malam dengan bahagia , tidak sendirian di sini ".
Ayo Gus...mau..mau... Sania terus berharap dalam hati , Bagus mau ikut dengannya.
Bagus berfikir tidak ada salahnya ikut dengan Sania, tidak seperti orang hilang jika masih duduk sendirian di sini.
Bagus menggangguk pelan , Sania senang bukan main. Tanpa kata pagi ia langsung menarik tangan Bagus .
" Ayo Gus, kita naik mobil kamu aja ya biar lebih gampang ".
" Lalu mobil kamu?".
" Gampang itu mah ". Sania harus memanfaatkan kesempatan yang mungkin tidak akan datang dua kali.
Ia sengaja ikut dalam mobil Bagus, dan rencana di dalam otaknya adalah , agar Bagus nanti bisa mengantar dirinya pulang, rencana yang sempurna....pikir Sania.
Sania mengarahkan kemana jalannya mobil Bagus, karena tempat yang akan di tuju Sanialah yang tau.
Bagus membulatkan matanya , ketika mobil yang di kendarainya ternyata berhenti di sebuah Club malam.
" Kenapa ke sini San ?".
" Memangnya kenapa Gus , jangan bilang kamu belum pernah masuk ke Club ".
" Iya , memang aku tidak pernah ke sini ".
Sania tertawa dalam hatinya... Anak baik - baik juga kamu ternyata Gus, aku beruntung jika bisa mendapatkan kamu.
" Masuk yuk Gus , masa sudah sampai di sini kamu enggak mau masuk ".
" Maaf San , aku mau pulang saja ".
Sania mulai panik , ketika Bagus menolak masuk ke dalam.
" Sebentar saja Gus ".
" Tidak San , di dalam pasti adanya cuma minuman yang memabukkan , maaf aku tidak pernah meminum minuman seperti itu ".
" Kata siapa cuma ada minuman keras di dalam Gus , minuman soda ada , jus juga ada , itu memang di sediakan untuk pengunjung yang memang tidak suka minuman keras, contohnya aku....biarpun aku pernah masuk ke dalam , aku tidak pernah meminum minuman keras Gus , jadi jangan kuatir Gus ". Bohong Sania...padahal ia suka minum minuman keras meski bukan pemabuk berat.
" Ayo Gus temani aku , sebentar aja deh , habis itu kita pulang , aku mau temui teman aku sebentar , sudah janjian tadi , takutnya mereka menunggu, lagipula mereka tau kalau aku sudah sampai , karena aku sudah memberi kabar pada mereka tadi ".
" Baik , tapi janji hanya sebentar, kalau kamu ingin lama di dalam , aku tinggal pulang ".
" Iya iya...ya udah ayok !".
Bagus sedikit berkeringat dingin , jujur masuk ke sini bertentangan dengan prinsipnya.
Di dalam Sania memang bertemu dengan teman - temannya. Ada beberapa perempuan dan juga laki - laki.
Bagus makin risih ketika semua mata teman - teman Sania tertuju padanya, di tambah semua teman wanita Sania memakai pakaian yang sama seperti Sania , pakaian kurang bahan.
" Mangsa baru ini San ?". bisik teman Sania.
" Itu laki - laki yang aku ceritakan pada kalian ".
" Waahhh pantas saja kamu tergila - gila padanya San , tampan sekali ".
" Jaga mata kalian ya , dia milikku ". Ucap Sania memperingati teman - teman wanitanya yang memang tidak tahan kalau lihat laki - laki tampan.
" San...aku pulang dulu ". Ucap Bagus langsung melangkah keluar menghiraukan teriakan Sania .
" Gusss tunggu !".
Karena Sania pakai sepatu berhak tinggi , ia jadi kesusahan untuk mengejar Bagus.
Dengan susah payah Sania berlari setelah melepas sepatunya, ia sampai nyeker hingga kakinya sedikit lecet.
" Buka Gus !". Sania menggedor pintu mobil Bagus yang sudah menyala mesinnya.
Karena kasihan , Bagus pun membuka pintu mobil. Dengan cepat Sania masuk ke dalam sebelum Bagus meninggalkannya.
Nafas Sania masih terengah, maklum ia tidak pernah berlari apalagi memakai sepatu hak tinggi.
Bagus langsung menjalankan mobilnya , setelah agak jauh dari tempat tadi , ia baru bertanya kemana ia harus mengantar Sania, setidaknya ia masih punya jiwa yang baik.
" Kemana aku harus mengantarmu ?". Tanya Bagus tanpa menoleh ke arah Sania.
Sania kembali tersenyum , setidaknya Bagus masih peduli padanya, " Lurus saja Gus, nanti di depan ada pertigaan, ambil kanan ya , rumahku ada di komplek yang pas belokan itu ".
" Itu rumahku Gus ". Sania menunjuk rumah besar berlantai dua .
" Terima kasih sudah mengantarku , mampir dulu Gus !".
" Terima kasih , tapi ini sudah malam , tidak enak sama tetangga sekitar rumah kamu San ". Tolak Bagus.
" Di sini tetangganya tidak terlalu mengurusi urusan orang Gus, tenang saja ..lagian kita kan enggak ngapa - ngapain Gus ".
Bagus tetap menggelengkan kepalanya...Sania sudah putus asa..lalu..
" Aauhhhhh ". rintih Sania , ia pun sengaja terduduk di lantai untuk menarik simpati dari Bagus , ia mengusap kakinya yang yang terluka tadi dengan pelan , memang perih .ia tidak bohong kali ini.
Bagus yang melihat itu langsung turun dari mobilnya.
Sania sendiri menatap tajam ke arah satpam rumahnya yang ingin mendekat padanya , rupanya satpam itu berniat akan menolongnya tapi dengan cepat Sania memberi kode agar satpam itu menjauh.
" Kamu tidak apa - apa San ?".
" Sakit Gus , sepertinya aku susah untuk berjalan ke dalam rumah ". Sekalian saja Sania bersandiwara .mana mungkin lecet sedikit saja sampai tidak bisa berjalan , Sania terlalu mendramatisir keadaan.
Beruntung juga kaki aku sakit begini, Bagus pasti tidak tega padaku .
" Ayo aku bantu ". Bagus memapah Sania.
Aku maunya kamu gendong Gus ....ahhh gitu aja enggak ngerti . batin Sania, sudah di tolong juga masih saja menggerutu.
" Langsung ke kamar saja Gus , aku mau istirahat ".
Bagus menurut, ia menbawa Sania ke kamar yang ada di lantai bawah.
Perlahan ia mendudukkan Sania di tepi ranjang....melihat Bagus akan pergi, Sania menarik tangan Bagus dengan kencang. Sehingga......
Bersambung....
Di Like
Di Comment
Di Vote juga ya....terima kasih. 👍🏻😘🙏