NovelToon NovelToon
Hijrah Cinta Sang Pendosa

Hijrah Cinta Sang Pendosa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Demi menghindari kejaran para musuhnya, Azkara nekat bersembunyi di sebuah rumah salah-satu warga. Tanpa terduga hal itu justru membuatnya berakhir sebagai pengantin setelah dituduh berzina dengan seorang wanita yang bahkan tidak pernah dia lihat sebelumnya.

Shanum Qoruta Ayun, gadis malang itu seketika dianggap hina lantaran seorang pemuda asing masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan bersimbah darah. Tidak peduli sekuat apapun Shanum membela diri, orang-orang di sana tidak ada satu pun yang mempercayainya.

Mungkinkah pernikahan itu berakhir Samawa sebagaimana doa Shanum yang melangit sejak lama? Atau justru menjadi malapetaka sebagaimana keyakinan Azkara yang sudah terlalu sering patah dan lelah dengan takdirnya?

•••••

"Pergilah, jangan buang-buang waktumu untuk laki-laki pendosa sepertiku, Shanum." - Azka Wilantara

___--

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 06 - Pemandangan Pagi

Azka sampai tersedak, beruntung saja Shanum cepat tanggap dan memberikan segelas air untuk sang suami. Terlalu fokus menikmati makanan yang disajikan istrinya, Azkara sampai terlena dan berakhir membuat telinganya tidak berfungsi secara sempurna.

"Ha-ha-ha Abi bercanda, jangan dipikirkan." Melihat reaksi Azkara yang sampai memerah, Kiyai Habsyi memakluminya.

Tanpa perlu dijelaskan, pria itu tahu Azka tidak memiliki jawaban. "Lanjutkan makanmu, Abi sudah selesai."

Azkara mengangguk pelan, kenikmatan makan sahurnya sudah buyar. Setelah sempat batuk sampai pria itu mendorong piringnya, tapi Shanum secepat mungkin menahan pergerakannya.

"Habiskan," titah Shanum tetap lembut, memang tidak banyak akan tetapi belum habis semua.

"Kenyang."

Azka tetaplah Azka, di manapun dia akan tetap sama. Jika suasana hatinya sudah tidak ingin, maka hendak dipaksakan juga tidak bisa. Dia juga terlalu banyak minum, perutnya terasa penuh hingga dengan berat hati dia menolak permintaan Shanum.

Tanpa terduga, Shanum justru memindahkan makanan yang masih tersisa di piring Azka ke piringnya. Tindakan itu sukses membuat Azkara menganga, karena seumur hidup baru kali ini sisa makanannya ditampung seorang wanita selain mamanya.

"Kenapa kamu makan? Itu bekasku."

"Mubazir, biar aku saja yang makan," jawab Shanum tanpa menatap ke arah Azkara yang masih terkesima akibat tindakan istrinya.

Sungguh, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa bisa wanita yang duduk di sebelahnya itu bisa menikmati makanan yang sempat dia makan. Padahal, kakak kandungnya saja jijik bahkan sendok bekas Azka saja langsung diganti.

Cukup lama Azka memandangi Shanum sembari bertopang dagu dan itu tanpa sadarnya. Otaknya tengah memikirkan banyak hal, terbuat dari apa hati wanita ini? Kenapa dia mau? Bagaimana perasaannya? Apa dia tidak takut padaku? Dan lainnya.

Akan tetapi, di mata Sabila justru berbeda. Dari sudut pandangnya Azkara yang begitu justru seolah tengah memerhatikan Shanum. Semakin lama dia lihat, ternyata Sabila merasa kesal sendiri hingga mengakhiri sahurnya sesegera mungkin.

Sementara di sisi lain, Shanum yang diperhatikan sama sekali tidak sadar. Dia hanya fokus menelan semua makanan yang ada di piringnya. Maklum saja, porsinya bertambah dan untuk memasukkan semuanya butuh waktu.

Hingga hampir menjelang imsak, Azkara mendesak untuk mengakhirinya segera.

"Iya, Mas iya, ini sudah."

"Kamu makannya lama banget, kaya keong," protes Azkara sembari memandangi Shanum yang baru saja selesai menenggak segelas air di tangannya.

Pandai sekali Azkara protes, padahal lama juga karena menghabiskan sisa makanannya. Sahur Shanum kali ini terasa berbeda, jika biasanya beres-beres sendiri kali ini ada Azkara yang sebenarnya dikatakan tidak berguna salah.

Akan tetapi dikatakan berguna juga tidak. Piring kotor yang dia bawa pecah, air kobokan tumpah kemana-mana, lantai basah dan ya, pekerjaan Shanum justru dua kali lebih banyak.

"Maaf, piringnya licin."

"Tidak apa, biar aku yang bereskan ... kamu duluan gosok gigi, sekalian wudhu biar ikut ke masjid sama Abi." Bukan karena kehadiran Azka semakin merepotkan, akan tetapi Shanum memerintahkannya hanya untuk kebaikan.

"Masjid?" Azkara mengerutkan dahi, untuk bagian ini dia agak malas juga mengingat tadi malam membuat geger dengan kasusnya.

"Iya, atau masih sakit kakinya?" tanya Shanum menatap wajah sang suami.

Tatapan itu penuh makna di mata Azkara, sejenak dia terpikir kenapa harus malu sementara dirinya tidak salah. "Tidak lagi, aku akan ikut Abi ke masjid," pungkasnya kemudian berlalu meninggalkan Shanum.

Lagi, Shanum dibuat bingung dengan sikap dan caranya bicara. Terlebih lagi mengingat bagaimana Azkara yang sok-sok'an bisa membantu tapi jadinya membuat kericuhan dan polosnya minta maaf, sungguh perpaduan yang unik dan berbanding terbalik dengan sikapnya sewaktu menghadapi Sabila, apalagi pertama kali masuk rumah.

"Kamu siapa sebenarnya?" gumam Shanum sembari mengeringkan lantai yang tadi sempat basah.

Belum kering bibir Shanum, yang dipikirkan kini sudah kembali dengan wajah paniknya. "Kenapa, Mas?"

"Sikat giginya yang mana?"

Shanum menepuk dahinya, sungguh dia lupa dan begitu mendengar pertanyaan Azkara, Shanum berlalu ke kamar segera.

Meninggalkan Azkara yang kini gigit jari dan mengira-ngira, sikat gigi yang tadi dia pakai milik istrinya atau siapa? Niatnya datang hanya untuk bertanya sikat gigi Shanum yang mana, akan tetapi karena malu Azkara mengubah pertanyaannya.

"Ini, Mas," ucap Shanum menyodorkan sikat gigi beserta handuk yang membuat Azkara lagi-lagi mengerutkan dahi.

"Handuk buat apa?"

"Barangkali mau mandi."

"Tidak mau, dingin-dingin begini mandi ... beku darahku nanti," jawabnya hanya menerima sikat gigi yang Shanum berikan.

Kalimat yang Azka lontarkan agak banyak, Shanum tersenyum simpul tatkala Azkara pergi. "Lebay sekali, preman takut air, dia anak mama atau bagaimana aslinya?"

.

.

Sementara menunggu azan subuh dan panggilan sang mertua, Azkara duduk manis di tepian ranjang sembari memandang penampilannya di kaca lemari kayu milik Shanum.

Sesekali Azkara tersenyum kecut, berusaha memahami apa yang tengah terjadi. Melihatnya menggunakan pakaian sang mertua seketika dia tertawa geli, entah kenapa terbayang reaksi orang-orang rumah andai melihat keadaannya dengan baju koko dan sarung ala pria tua itu.

"Aku jadi seperti Opa ... kurang perutnya saja, kalau ditambah bantal pas_"

Ceklek

Sadar jika pintu kamar terbuka, seketika Azkara diam. Jelas dia tidak bersedia tertangkap basah tengah berbicara sendiri layaknya orang gila.

Kembali berlagak dingin di hadapan Shanum, padahal aslinya berdebar hebat lantaran melihat sang istri yang masuk dengan bathrobe dan rambut berbalut handuk kecil.

Sama sekali tidak Azkara duga jika dia akan menyaksikan pemandangan semacam itu beberapa menit sebelum subuh. Walau sebenarnya belum terlalu terbuka, tapi karena sepanjang malam yang dia lihat sangat tertutup jelas Azkara terkejut.

"Loh? Belum pergi?" tanya Shanum yang juga terkejut melihat sang suami masih di sini.

Dia kira, setelah tadi diberikan baju Azkara akan segera pergi untuk menunaikan shalat fardu, nyatanya masih berdiam diri di kamar lebih dulu.

"Belum, kata Abi tunggu dulu," jawab Azkara menundukkan pandangannya.

Aroma bunga yang menguar dari tubuh sang istri menelisik indera penciuman Azkara.

"Ehem, kamu mandi?" tanya Azkara basa-basi, padahal sudah jelas di depan mata.

"Iya, Mas, gerah soalnya."

"Oh." Hanya oh yang Azka berikan sebagai jawaban, wajahnya masih menunduk bahkan tidak berani untuk mencuri pandang.

Lama sekali rasanya perputaran jarum jam. Sang mertua juga tak kunjung memanggil, sementara Azkara sudah gerah di sini. Hendak keluar sebelum dipanggil khawatir istrinya salah paham, tapi jika tidak keluar juga serba salah.

"Azka ...."

"Huft, akhirnya ... I-iya, Bi!" sahut Azka sontak berdiri dan tanpa pamit berlari keluar kamar meninggalkan Shanum.

Istrinya hanya ganti baju, itu juga tidak menggoda akan tetapi Azka seketika menjadi cupu. Sayangnya, setelah susah payah menghindari sang istri, Azkara melupakan pecinya.

"Ays lupa lagi!! Ambil tidak ya?" Langkah Azkara ragu, tapi di tengah keraguannya suara lembut itu memaksa Azka untuk berbalik.

Dengan langkah pelan, Azka kembali ke kamar dan ya, kali ini dengan jelas Azkara melihat rambut panjang Shanum yang masih lembab tergerai begitu indah.

"Pecinya ketinggalan, rambut kamu agak panjang nanti ganggu shalatnya," jelas Shanum dan hanya mampu Azkara angguki perlahan.

Lidahnya mendadak kaku, tidak ingin lebih gila lagi, Azkara kembali menghampiri sang mertua sembari membatin. "Cantik banget anjim!!"

.

.

- To Be Continued -

...Azka : Mau bilang makasih sama penduduk bumi❣️...

1
Jihanisa Jihan
hayolojhhhhhh
tanggung jawab Azka nanti sm opa khail
Jihanisa Jihan
ngau ngau ngau.
🐈 birahi 🤣🤣🤣
Jihanisa Jihan
tp gmn ceritanya azkara BS JD panutan si saka.
Hanifah NM
aku baru mampir
setelah baca anet thor
duoNaNa
astaga....kelakuan 🤣🤣🙏
duoNaNa
buat narra
Jihanisa Jihan
trus papa Evan mana. kok ga tau saka anak kiyai Habsyi. bingung bingung ku memikirkan
Jihanisa Jihan
sepertinya terjadi kesalahpahaman deh.
Camera Gaming
ini kaya nya edisi ngasih penjelasan harus detail dan di sebut satu persatu,,,aduh azkaaa ada aj akalnya/Facepalm//Facepalm/
Otih Nuraeni
lanjut thor
Hanifah NM
aku baru hadir thor
Mari Anah
🤣🤣🤣🤣dasar azkara
Darna Syukaira
semua karyamu enak dibaca....
Desy Puspita: Mamacih Kak
total 1 replies
Jihanisa Jihan
waaahhhh siapa yaa
knp dipenjara. eleh eleh bisa Bae bikin penasaran 🫠🫠🫠
duoNaNa
waduh...menaang banyak azkara dapet yang pollllooosss....
duoNaNa
azka buka nya ga taggung2..baru kenal juga 🤣
duoNaNa
embek kali...ga suka aer 🤣🤣
Jihanisa Jihan
Luar biasa
Camera Gaming
Rangga kurang ajar mulutnya, good job Azka laki macam tu mesti di bikin perkedel kalo perlu
Ning Fifi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!