Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Plam Spring
Sanum menatap sayang ketiga bocah kembarnya, bagi Sanum waktu tiga hari sangat lah panjang baginya untuk berpisah dengan anak-anak nya. ditambah lagi Sanum merasa kawatir bertemu kembali dengan Arya.
"Sanum, kamu kenapa nak terlihat begitu resah dan gelisah,?" ibu yang sedari tadi memperhatikan tingkah Sanum ikut bingung.
"Ibu, perusahaan mengadakan liburan selama tiga hari disebuah pulau Plam Spring, Sanum bingung harus ikut apa tidak." melirik ketiga anaknya.
"Kalau kamu mau ikut, ngak papa kok nak. biar tiga hari ini Bi Ijah disuruh nginap di sini buat bantu ibu untuk menjaga anak-anak."
"Benaran ngak papa Bu," menatap ibunya meminta kepastian.
"Benar nak, bersenang-senang lah." ucap ibu tersenyum.
Malam itu, Sanum mulai menyiapkan beberapa pakaian untuk tiga hari kedepannya. tidak banyak yang dibawa Sanum, karena dia tidak ingin ribet dan repot diperjalan nantinya.
"Anak-anak Mama sayang, jangan nakal ya sama nenek selama Mama tidak dirumah," bujuk Sanum pada ketiga bocah yang sangat menggemaskan hatinya.
"Iya ma, tapi jangan lupa Janji Mama nantinya." ucap sibungsu Davina.
"Tentu sayang, setelah pulang nanti Mama akan ajak ketiga kesayangan Mama ini jalan-jalan dan beli mainan baru." ucap Sanum menyemangati ketiga anaknya, meskipun dihatinya tersa begitu berat dan sedih berpisah.
"Ya udah, toss dulu." Sanum toss bareng dengan anak-anak nya tanda mereka setuju dan patuh pada sang Mama.
Sementara Arya, dia memakai pakaian yang terlihat santai dan kasual. tidak seperti biasanya pakaian kantor yang terlihat sangat formalitas. hal Ini membuat kedua asisten pribadi nya menatap heran. namun mereka tidak berani bersuara.
"Tumben Presdir kita sekarang mau mengikuti acara liburan sekaligus perayaan ulang tahun perusahaan, biasanya dia lebih memilih mewakilkan pada kita." bisik Zein pada Mika yang duduk disampingnya.
"Iya juga sih, penampilan nya juga berubah." bals Mika.
"Kamu tahu ngak, Presdir berubah setelah bertemu karyawan level operator QC diperusahaan." bisik Zein lagi.
"Masa sich? ngak nyangka Presdir kita bakal kepincut pada karyawan perusahaan nya sendiri, dibagian posisi terendah lagi. apa seleranya sudah menurun drastis." balas Mika.
"Mhmm''hhh," Arya yang mersa tengah dibicarakan oleh asisten nya dari belakang mendehem keras, sehingga kedua nya langsung terdiam.
"Apa kalian berdua sudah bosan bekerja dengan ku?"
"Ti...tidak Presdir, maaf atas kekencangan kami berdua." ucap keduanya gugup.
Arya mengayunkan langkah kakinya mantap, menaiki mobil mewah keluaran terbaru nya. ditemani dua asisten pribadi nya.
Sementara Sanum, dan teman-temannya langsung melangkah memasuki salah satu Bis besar. yang berjejer menanti mereka. Fian yang semenjak pertemuan pertama sudah tertarik melihat Sanum, langsung Memilih bis yang sama dengan gadis itu.
"Sanum duduk disebelah ku saja," tawar Fian.
Sanum merasa risih, dengan penawaran laki-laki bertubuh tinggi dan kurus kering itu. meskipun tampan namun Sanum tidak tertarik sedikitpun pada Fian. apa lagi duduk berdampingan selama perjalanan jauh itu.
"Maaf Fian, tapi aku lebih nyaman duduk disini. menghempaskan pantatnya duduk disebelah sahabatnya Nita. membuat raut wajah tampan Fian langsung berubah kecewa.
"Ya udah, ngak papa kok Sanum." balas Fian, yang ikut Pindah mencari posisi yang pas agar dia bisa terus melihat Sanum dengan leluasa.
Sepanjang perjalanan Sanum terlihat enjoy, karena tempat yang mereka tuju benar-benar indah, tanpa sadar Sanum tertidur pulas. begitu juga dengan Nita. sedangkan Fian tersenyum, dia merasa bebas untuk terus menatap wajah cantik alami Sanum.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰