My Presma Is My Husband

" Melly kenapa lagi Al? Ada masalah lagi dengan junior?" tanya Andre saat Al sudah mendudukkan dirinya di kursi bersama mereka.

Mereka tengah berada di kantin yang berbeda dengan Melly,kantin yang tidak terlalu mewah,dan mereka lebih suka di kantin tersebut karena tidak terlalu ramai dan juga lebih dekat dengan ruangan BEM.

Sedangkan Melly dan kedua sahabatnya lebih suka nongkrong di kantin yang paling mewah di kampus itu, kantin yang menyediakan khusus makanan-makanan mewah dengan harga lumayan tinggi,dan kantin itu hampir selalu di penuhi oleh para anak-anak orang kaya yang kuliah di kampus itu.

" Dia melabrak adik Angga, dia marah karena gue nganterin tu bocah semalam " jawab Al apa adanya, ia memang tidak terlalu menganggap beban tentang kejadian barusan,ia hanya merasa semakin susah untuk mendekati Kiara,dan akan lebih susah memenangkan taruhannya bersama Aldo.

" Oh...kok dia bisa tau ya,pasti ada seseorang yang liat terus lapor deh ke dia" ucap Moli yang memang kurang menyukai Melly.

Al menggedik kan bahunya " mungkin ada temen Melly yang tinggal di asrama itu, dan pasti orang itu yang foto tu bocah keluar dari mobil gue" Jawab Al santai.

" Jadi gimana? Masih mau lanjut tentang taruhan kalian itu? kalian ga mikir itu bisa membahayakan posisi Kiara di kampus,bisa aja Melly makin nge bully Kiara,udah deh batalin aja rencana gila kalian itu,dari awal juga gue kurang setuju " ucap Andre tegas.

" Gue juga sependapat dengan Lo Ndre,kasian Kiara,ga tau apa-apa malah jadi korban Lo Al,bisa Lo bayangin gimana dia kalau tau Lo jadiin taruhan bareng Aldo, gimana kalau dia beneran suka sama Lo?" tambah putri protes.

" Ya elah kalian ini,pada di bawa serius banget sih, mereka kan masih bisa pacaran sebentar, setelahnya baru deh Al nyari alasan yang tepat untuk mutusin dia,gue rasa kalau putus nya baik-baik dan alasan nya tepat ga akan berdampak buruk,udah biasa kali orang pacaran itu putus,pasti dia juga bakal mikir gitu,Kiara itu cerdas,ga akan terpuruk cuma karena di putusin sama Al doang" ucap Aldo santai.

" Lo emang bejat banget ya Do,ga nyangka gue, gimana kalau adik Lo yang di gituin orang, terima ngak Lo, beneran sakit ya Lo, playboy boleh Do,tapi ga sama yang ngak tepat juga " omel Moli yang merasa ga terima dengan saran Aldo.

" Lo semua santai aja,gue ada cara sendiri dan ga bakalan ketahuan sama tu bocah,asal jangan ada dari kalian yang bocorin ke dia" ucap Aldizar tiba-tiba,ia terlihat masih santai.

" Gue pribadi bukan khawatir masalah hati dia endingnya nanti,kalau masalah hati gue malah khawatir pak ketua yang bakal kerepotan buat nata hatinya sendiri, yang gue khawatir kan itu Melly,gue khawatir Melly makin kasar nge bully Kiara" ucap Andre serius.

Mendengar ucapan Andre,Aldizar memicingkan matanya karena Andre mengatakan justru menghawatirkan tentang hatinya bukan perasaan Kiara,apa maksudnya? Apakah maksud Andre ia yang akan beneran jatuh cinta sama tu bocah.

" Maksud Lo ngomong khawatir sama hati gue apa? gue yang bakal jatuh cinta ma tu bocah? " tanya Aldizar tak terima.

" 99,9% gue yakin nya gitu,dan apa Lo udah siap buat lepasin Melly dan juga ngasih alasan ke keluarga Lo dan keluarga Melly tentang Lo mutusin dia? Atau Lo udah siap buat berusaha move on dari pacar taruhan Lo nantinya?" ledek Andre santai.

" Lo kira gue bakal se gampang itu nyerahi hati gue ke perempuan yang gue ga tau asal-usul nya, walaupun almarhum Abang nya termasuk salah satu sahabat kita" jawab Al jumawa.

" Gue pegang kata-kata Lo,dan gue orang pertama yang bakal ketawa in Lo saat Lo terpuruk karena cinta Lo" ucap Andre tersenyum mengejek.

Aldo tak mengatakan apapun, karena rencana yang sesungguhnya adalah ia ingin mendekatkan Kiara dan Al,ia merasa Aldizar lebih cocok dengan Kiara di bandingkan dengan Melly,dan Aldo yakin Al pasti akan punya cara sendiri untuk mempertahankan Kiara di sisinya jika Al benar-benar sudah jatuh cinta pada Kiara,Aldo percaya, Aldizar adalah pria yang memiliki prinsip yang sangat kuat dan tegas,ia juga tidak pernah sembarangan dalam mengambil keputusan.

Sedangkan Aldizar semakin merasa tertantang dengan ucapan Andre,ia merasa dirinya tidak akan mungkin akan jatuh cinta pada Kiara,gadis belia yang bahkan mungkin belum memiliki kartu identitas diri, walaupun Al akui gadis yang selalu ia panggil bocah itu memiliki wajah yang sangat cantik dan mampu memikat lawan jenis.

Moli dan putri saling tatap, mereka bimbang antara mendukung atau menghentikan rencana gila Aldo dan Aldizar,hati kecil mereka juga berharap agar Aldizar benar-benar jatuh cinta pada Kiara, begitupun sebaliknya.

***

Dilain tempat .

" Memang ya ni bocah nyari gara-gara beneran dia sama gue, belum tau dia siapa gue" umpat Melly geram, matanya menatap tajam foto di ponsel seseorang yang menunjukkan tentang Al bersama Kiara di taman kampus.

" Baru juga gue peringati, nantang gue banget ya dia,apa dia ga sadar beasiswa dia bisa terancam disini" tambah Melly seraya tersenyum penuh misteri.

" Apa rencana Lo selanjutnya mel?" tanya Kiki salah satu sahabat Melly.

" Kalian liat aja nanti apa yang bakal gue lakuin ke tu bocah,kita ajak main-main aja dulu dia,baru ending nya kita hancurkan se hancur-hancur nya, sampai dia nyesel udah datang ke kampus ini dan berani godain milik gue" jawab Melly penuh misteri, wajahnya menunjukkan senyuman iblis.

Kedua sahabat Melly menggeleng melihat wajah licik Melly, mereka yakin Melly tengah menyusun rencana yang gila untuk menyingkirkan gadis berhijab, junior mereka.

Ketiga gadis cantik idola kampus itu kembali melanjutkan makan mereka, setelah Melly memerintahkan mata-matanya untuk pergi dari mejanya dan para sahabatnya.

****

Di unit satu fakultas farmasi,Kiara dan Sasa sedang sangat serius mengikuti kelas mereka, seorang dosen muda sedang memberikan beberapa materi di hadapan mereka,sejak awal dosen tersebut masuk ke unit nya,Kiara terus memperhatikan dosen muda tersebut,dosen yang baru hari ini mengajar di kelas mereka, menggantikan dosen yang katanya cuti,bukan Kiara terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama, walaupun di akui dosen muda tersebut memiliki wajah yang cukup tampan dan tubuh yang atletis.

Tapi Kiara merasa tidak asing dengan wajah tampan sang dosen,ia merasa pernah bertemu dan bertegur sapa dengan sang dosen,dan bukan di kampus ini.

"Ra... Kamu kenapa kok kayak ga bisa berpaling gitu ngeliatin pak dosen tamvan?" tanya Sasa dengan wajah menggodanya.

" Aku kayak ngerasa ngak asing dengan tu dosen Sa,kayak pernah ketemu dan bicara,apa cuma perasaan aku aja ya" jawab Kiara apa adanya.

Tanpa ada yang menyadari, ternyata sang dosen yang terlihat begitu serius dalam menjelaskan materi-materi nya,juga tengah memperhatikan Kiara,wanita cantik yang membuat nya tak bisa melupakan pertemuan pertama mereka,gadis cantik yang pernah menabraknya di rumah sakit keluarga sang Tante.

" Saya minta saudara semuanya menyelesaikan tugas di halaman xxx, Minggu depan di kumpulkan ke saya dan saya peringatkan saya tidak menerima keterlambatan dalam mengumpulkan tugas, terlebih dengan alasan yang tidak tepat dan masuk akal" ucap tegas seorang dosen muda,dosen yang menggantikan istri sepupunya yang mengambil cuti melahirkan.

Dan di hari pertamanya mengajar di kelas tersebut,ia sudah di cap sebagai dosen killer berwajah tampan, oleh para mahasiswa dan mahasiswi nya.

Kenzo Dirgantara,putra dari seorang pengusaha yang bergerak di bidang farmasi, orang tuanya memiliki perusahaan obat-obatan yang cukup ternama dan memiliki cabang di beberapa daerah hingga beberapa negara.

Kenzo Dirgantara seorang dokter muda,di usianya yang masih 25 tahun ia sudah menjadi salah satu dokter forensik terbaik di Indonesia,otak cerdasnya membuat ia beberapa kali mengikuti kelas Ekslarasi saat di sekolah dasar dan menengah pertama.

Keluarga nya tidak memaksanya untuk mengikuti jejak kedua keluarga nya,yaitu seorang pengusaha, kedua orang tuanya membebaskan dirinya mengejar hobinya,selama ia akan bersedia menggantikan sang papa saat papanya mengatakan ingin pensiun,lagi pula ia masih memiliki dua adik perempuan.

Tidak seperti sepupunya, keponakan tersayang mama nya,anak tersayang dari tantenya, sepupunya yang memang seorang putra tunggal dan anak semata wayang,di wajibkan mengikuti peraturan kedua orang tuanya,terlebih suami dari tantenya juga anak laki-laki tunggal dan sebagai pewaris tunggal keluarga nya.

" Yang ingin keluar silahkan,dan untuk kamu, yang pakai hijab, tolong antarkan ini ke ruangan saya,saya di ruangan Miss Naura" ucap Kenzo tegas.

Kiara yang merasa dirinya yang di tunjuk menjadi terbengong,iya sampai tidak menyadari bahwa sang dosen sudah meninggalkan unit nya,untung Sasa masih bersama nya dan menyadarkan keterkejutan nya.

" Ra...itu kamu di suruh antar buku-buku pak Ken,ke ruangan nya,ruangan mis Naura,kamu tau kan?" ucap Sasa menyadarkan Kiara.

" Oh..eh.. i-ya,aku antar itu dulu ya,kamu ke kantin duluan aja,nanti aku nyusul, pesan kan untuk aju sekalian ya, kayak biasa aja" ucap Kiara yang jadi gugup.

Kiara cepat-cepat mengambil buku yang berada di meja dosen,ia berjalan cepat menuju ruangan para dosen, Setelah bertanya pada salah satu dosen letak ruangan mis Naura, akhirnya kini ia sudah berada di depan pintu bercat putih bersih.

Tok tok tok tok

Kiara mengetuk pintu dua kali,meminta izin untuk memasuki ruangan tersebut.

" Masuk" perintah seseorang dari dalam,suara bariton seorang pria, yang sana persis dengan suara sang dosen yang baru saja selesai mengajar di unit nya.

Kiara menekan handle pintu dan mendorong nya pelan,dada nya berdebar kencang,entah mengapa ia merasa sangat canggung pada dosen muda tersebut.

" Assalamualaikum...pak,ini buku bapak,saya letakkan di mana ya?" tanya Kiara sopan setelah mengucapkan salam.

" WaalaikumSalam.. letakkan di sini" jawab Ken lembut,matanya memberi isyarat ke meja kerjanya.

Kiara mengangguk sopan,ia melangkah mendekati meja, meletakkan buku-buku di tangan nya dengan sangat hati-hati.

" Sudah pak,ada lagi yang bapak butuhkan? Kalau tidak saya izin keluar " ucap Kiara sopan.

" Sudah, terimakasih ya..." ucapan Ken tergantung karena ia belum mengetahui nama mahasiswi yang berada di depan nya tersebut.

" Azkiara pak,atau bapak bisa panggil Kiara aja" jawab Kiara sopan.

Ken mengangguk seraya tersenyum tipis,sangat tipis,pria dingin itu sesaat memandang wajah cantik Kiara, membuat Kiara jadi merasa malu.

" Kiara, apakah kamu tidak ingat saya? Kita pernah bertemu sekitar hampir dua bulan lalu,saat itu tidak sengaja kita bertabrakan" tanya Ken seraya sedikit menceritakan tentang pertemuan mereka.

" Saya rasa saya tidak mungkin salah orang, bahkan saat itu kamu memakai baju yang sama seperti yang kamu pakai saat ini" tambah dokter Ken santai.

Sedangkan Kiara mencoba untuk berfikir dan akhirnya ia mengingat tentang pertemuan mereka.

" Astaghfirullah...iya,saya ingat,bapak dokter yang saya tabrak itu,maaf dok, maafkan saya lupa,saat itu saya sedang terburu-buru, Abang saya sedang kritis " jawab Kiara apa adanya.

" Lupakan kejadian itu, ternyata kamu mahasiswa di kampus ini,saya kira kamu masih pelajar,lalu bagaimana keadaan Abang kamu saat ini,sudah lebih baik kan?" tanya Kenzo tulus,ia sangat ingin berusaha mendekati Kiara, dengan di awali berteman terlebih dahulu.

Wajah cantik Kiara berubah menjadi sendu saat mendengar pertanyaan Kenzo tentang Abang nya.

" Alhamdulillah... Abang saya pasti sudah lebih baik, karena Allah lebih sayang padanya sehingga memanggilnya lebih dulu Dok" jawab Kiara sendu,namun ia tetap menunjukkan seulas senyuman lembut.

" Innalilahi wa innailaihi Raji'un,saya turut berdukacita ya,semoga almarhum Husnul khatimah,dan semoga keluarga yang di tinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan yang lebih besar,maaf saya tidak bermaksud membuat kamu harus mengingat duka itu lagi" ucap Ken tulus.

Kiara mengangguk seraya tersenyum tipis, mengucapkan terimakasih atas doa sang dosen untuk Abang nya, setelah nya Kiara meminta izin keluar,ia merasa kurang enak jika berlama-lama berada berdua dengan sang dosen, terlebih dosennya masih sangat muda,Kiara menghindari timbulnya fitnah.

Kiara menuju kantin, tampak Sasa yang menunggu nya dengan dua buah mangkok bakso dan dua botol air mineral di depannya, membuat Kiara tersenyum dan langsung menghampiri sang sahabat, menikmati pesanan mereka dan akan kembali ke unit mereka untuk mengikuti sayu mata kuliah lagi.